Dipagi hari yang sangat sangat cerah aerah sudah sangat sibuk di dapur. Aera sendiri sudah bangun dari jam 4 pagi untuk memasak dan membersihkan rumah sebelum dia berangkat sekolah.
"Seharusnya sudah semua kan." Ujar aera sembari meletakkan lauk terakhir di atas meja makan.
"Ah akhirnya selesai." Sambungnya senang melihat hasil karyanya.
Selesai dengan meja makan aera pun pindah untuk menyiapkan kotak bekal yang akan dia bawa kesekolah. Aera sendiri tidak pernah membeli makanan di kantin sekolah karna dia tidak pernah membawa uang lebih saat kesekolah, aera selalu bawa uang hanya untuk ongkos ojek saja.
"Ok selesai, sekarang tinggal mandi dan siap siap berangkat sekolah." Monolok aera dengan dirinya sendiri.
Saat aera akan menuju kamar nya, aera melihat ayah nya keluar dari kamar bersama dengan perempuan yang berstatus sebagai kekasih ayah nya itu. Dengan perasaan yang tidak karuan aera pun melewati ayahnya dengan kepala menunduk. Dia tidak mau berangkat kesekolah dengan tubuh yang sakit semua hanya karna
Berani melihat wajah ayah nya itu, konyol memang tapi itu lah ayahnya yang selalu menganggap aera dan bundanya hanya sebagai benalu. Padahal dulu kata bundanya, ayah nya itu adalah sosok laki laki yang baik dan penyayang, bahkan sampai tidak pernah bermain kasar pada bunda nya. Ayah nya itu berubah semenjak ayahnya itu naik jabatan sebagai kepala dokter umum dan saat itu bunda sedang hamil aera dengan usia kandungan 5 bulan. Dan saat melahirkan pun ayah nya itu tidak datang, untung waktu itu bunda dibantu oleh asisten nya yang saat itu bunda sedang ada di rumah sakit untuk menangani beberapa dokumen.
Mungkin karna ada sesuatu hal yang aera tidak tau ayahnya bisa berubah drastis seperti itu. Menurut aera selama ayah nya itu tidak lagi memukul bundanya inaka aera masih bisa diam. Tanpa aera tau ternyata bunda nya sering di siksa oleh ayahnya itu.
Saat sudah sampai dikamarnya aera pun segera mandi dan bersiap untuk berangkat kesekolah.
"Ok siap, ayo berangkat." Ujar aera didepan cermin.
Sebenarnya aera tidak perlu bersekolah karna dia sudah lulus dari sekolahnya, namun karna dia menghargai perjuangan bundanya mencari biaya untuk menyekolahkannya maka aera meminta pihak sekolah untuk tidak
bilang ke bundanya kalau dia sudah lulus dan dia juga tidak mau membuat ayahnya terkejut dengan kepintarannya itu. Biar lah orang orang mendengarkan ocehan ayahnya yang menyebut aera bodoh.
Saat aera keluar kamar aera tidak lagi melihat ayah nya.
"Mungkin ayah sudah berangkat." Pikir aera.
Tin tin
"Itu pasti ojek nya." Ujar aera semangat.
Aera pun keluar rumah dan melihat tukang ojek langganannya sudah menunggunya.
"Pagi non aera."sapa bang jo si tukang ojek langganan aera. Menurut aera bang jo adalah tukang ojek yang asik untuk di ajak bertukar cerita, usianya sendiri aera tidak tau pasti tapi menurut aera masih sangat muda.
"Pagi juga bang jo." Jawab aera sembari tersenyum dan mengambil helem yang di berikan oleh bang jo padanya.
"Mari bang berangkat." Ucap aera.
"Siap non."saut bang jo.
Motor pun di lajukan membelah jalanan yang lumayan padat oleh kendaraan.
"Tumben hari ini macet ya bang."Ujar aera yang sedari tadi memerhatikan jalanan.
"Mungkin pada kesiangan kali non, jadi berangkat kerjanya jam segini." Saut jo sembari terkekeh.
Aera yang mendengar pun ikut terkekeh.
"Bang, kalo suatu saat saya minta tolong sama abang, abang bakal bantu gak." Ujar aera dengan nada sedikit serius.
"Saya siap siap aja non, yang penting ada ongkos buat beli bensin nya." Jawab jor terkekeh namun bisa di tangkap oleh aera bahwa jawaban jo serius.
"Bang saya boleh tanya." Entah kenapa aera seakan ingin tau tentang jo.
"Tanya aja non, selagi saya bisa jawab ya saya jawab." Saut jo sembari kembali fokus pada jalanan.
"Nama abang itu aslinya siapa?, terus usia abang berapa." Ujar aera penasaran pasalnya yang aera tau banyak orang memanggil laki laki di depan nya ini dengan nama jo saja.
"Nama asli saya KENZO JHONATAN non, usia saya 19 tahun." Jawab jo
"Jhonatan, kayak pernah denger nama itu." Monolok aera dalam hati.
"Bagus nama nya bang, masih pula pantesan mukanya masih sedap di pandang." Ujar aera sembari terkekeh.
"Ah non bisa aja kalo ngomong." Jawab jo sembari tersenyum.
"Abang tinggal dimana, "tanya aera lagi. Aera sangat penasaran, mungkin suatu saat bisa di ajak kerja sama pikir aera.
"Saya ngekos di depan pertigaan depan non." Jawab jo
"Tinggal sendirian bang." Lagi lagi aera bertanya.
"Iya non soal nya saya sudah yatim piatu." Jawab jo lagi namun dengan nada yang biasa saja.
"Eh sorry bang gak maksud saya."Saut aera merasa bersalah.
"Gapapa non, sudah lama juga kok." Ujar jo.
"Sampek non." Sambung jo
"Ah ok, makasih ya bang." Ujar aera sembari turun dari motor dan melepas helem yang di kenakan.
"Sama sama non, saya juga makasih sama non soal nya non aera sudah mau jadi pelanggan saya." Jawab jo tulus.
"Ini bang ongkosnya, sama sama bang." Ujar aera sembari tersenyum.
Aera pun masuk ke lingkungan sekolah. Disana aera bisa melihat suasana sekolah yang sudah ramai.Tak berapa lama aera berjalan dia pun sampai di depan kelas nya.
"Hai ra." Sapa sisil teman sebangkunya.
"Hai sil, sudah lama duduk."
Saut aera
"Gak juga ra, 3 menitan ada."
Jawab sisil.
SESILIA ABRAHAM atau yang biasa di panggil sisil dia adalah teman aera sedari kecil. Sisil dan aera sedah berteman sejak meteka duduk di sekolah dasar. Sama dengan aera sisil juga merupakan anak orang kaya namun sisil selalu menyembunyikan identitasnya. Sisil juga sebenarnya sudah lulus sekolah dan sudah melanjutkan kuliahnya. Orang tua
sisil adalah sahabat dari bundanya aera, aera tau itu karna dulu bundanya selalu menitipkannya di rumah sisil saat bundanya sedang bekerja.
"Ra bunda mu sudah pulang." Tanya sisil.
"Belum sil, mungkin disana nenek masih belum sehat betul kondisinya." Jawab aera sekenanya.
"emang bunda gak ngabarin."
Tanya sisil lagi.
"Ngabarin tadi malam, kata bunda nenek masih belum bisa di tinggal." Jawab aera sembari mengeluarkan buku pelajaran nya.
> Ditempat lain <
Terlihat seorang perempuan cantik berusia 35 tahunan sedang masuk kehalaman rumahnya. Disana dia melihat ada sebuah mobil terparkir di halaman rumah, yang dia tau itu adalah mobil suaminya.
Dengan langkah berat pun perempuan itu masuk.
"Pulang juga kamu, aku kira kamu nitipin anak bodoh mu itu pada ku selamanya." Sebuah suara mengejutkan perempuan itu.
"Gak kok mas, aku masih sanggup mengurus aera sendiri." Jawab sang lawan bicara sembari mengecilkan suaranya di akhir kalimat.
"Bagus kalo gitu, aku gak akan repot repot lagi ngurus anak bodoh itu ." Ujar sang laki laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Diah Susanti
kok masih muda ibunya, kan anaknya udah umur 17 tahun
2024-02-06
2
Joko Castro
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
2024-01-18
2