Bab 17. Sengit

"Ayo lakukan," kata Dash. Kemudian dengan cepat Dash merendahkan postur tubuhnya dan menerjang maju.

"Lakukan sesuai rencana," katanya tiba di depan empat penjaga Loraine. Lalu dengan satu gerakan tangan, Dash mengucapkan skill. "Domain... Penjara darah."

Kegelapan menyebar dan melahap 3 penjaga pribadi Loraine sekaligus, menyisakan satu penjaga dan Rion yang saling bertatapan.

"Dia menghilang begitu cepat," Rion berkomentar dengan rasa tidak percaya. "Lagipula apa rencana yang dia maksud?" Rion mencoba mengingat apa saja yang ia bicarakan dengan Dash sejauh ini. Tapi, dia sama sekali tidak ingat dengan rencana di situasi seperti saat ini.

Tengelam dalam pikirannya, Rion menjadi Lengah. Memanfaatkan kesempatan itu, penjaga pribadi Loraine yang tersisa disana melesat maju. Tangannya yang awalnya tidak memiliki apapun, kini memegang pedang dan perisai cahaya.

[ Syarat skill telah terpenuhi ]

[ Skill By one di aktifkan ]

Seakan-akan tau apa yang akan terjadi, Rion mengeluarkan katana angin yang lebih kuat dari biasanya. Cringg! Rion menahan pedang cahaya dengan katana miliknya. Percikan api kecil tersebar dan penjaga Loraine yang memakai baju zirah berat dengan cepat mundur kebelakang.

"Hm? Tak kusangka, anak muda sepertimu mampu mengikuti kecepatanku," dia memuji lalu memasang posisi bertarung. "Bersiaplah," suara orang dewasa yang berat terdengar.

"..." Rion tidak merespon.

Memasang posisi bertarung, Rion bersiap dengan dua katana di tangannya. Satu katana yang ia beli dari shop dan yang lainnya terbuat dari skill roh miliknya.

Menerjang. Menghentakkan kakinya ke lantai, Rion bergerak lebih dulu. Dia mengayunkan satu katana ke leher penjaga. Cringg! Penjaga mengangkat perisainya dan menahannya. Meskipun, dua benda yang berbenturan bukan logam, tapi suara yang dihasilkan menyerupai suara pertemuan besi pada umumnya.

Tidak berhenti disitu. Katana lain bergerak dan menusuk menuju mata penjaga.

Penjaga mengabaikan serangan yang datang dan justru melancarkan Serangan balasan. Dia mengincar dada Rion dengan pedang cahaya miliknya.

Melihat itu, Rion melepaskan katana di tangannya dan menghindar. Tertusuk! Darah berceceran ke lantai yang terbuat dari besi yang cukup canggih.

Hasil dari pertukaran singkat mereka berakhir dengan luka goresan di bahu Rion dan hancurnya satu bola mata penjaga.

'Cih! Itu dangkal. Jika saja sedikit lebih dalam. pertarungan ini seharusnya sudah berakhir.' pikir Rion.

Tiba-tiba, lantai terguncang hebat.

'Ini.!!' Rion tampak sangat terkejut.

[ Pengaktifan Autotam sedang dalam proses ]

[ Waktu tersisa ]

[ 10.00 ]

[ Memulai hitung mundur ]

"Sial. Ini mulai menyebalkan!" Rion kesal.

Melihat kedepan, pendarahan dari si penjaga telah berhenti karena sihir. Tapi, menyembuhkan bola mata bukanlah perkara mudah bahkan untuknya. Untuk melakukan itu, dirimu harus seorang saint atau penyihir tingkat tinggi.

Membalik pegangan pada pedangnya, Rion memasang posisi melempar tombak dan melempar katana angin ditangannya.

Whuss! Begitu Katana bergerak maju, Rion mengikutinya dari belakang dengan kecepatan tinggi.

Melihat itu, perhatian penjaga fokus pada katana yang datang. Dia mengangkat perisai ditangannya dan menahan katana yang meluncur secepat angin ke arahnya. Katana berputar-putar beberapa kali lalu menghilang di udara.

Tetapi, skenario ini telah dibuat oleh Rion sebagai rencana. Setelah katana ditangkis lalu menghilang. Rion dengan postur tubuh lebih rendah berada tepat di depan penjaga dengan dua Katana ditangannya.

'Satu bidang penglihatannya telah rusak. Yang artinya, serangan yang efektif adalah... Serangan dua arah!' pikir Rion sambil mengayunkan katana layaknya gunting menuju leher penjaga.

Angin dingin berputar-putar di bilah katana. Penjaga panik dan buru-buru mengangkat pedang dan perisai miliknya. Cringg! Dua katana berhasil di tahan.

Tetapi, tidak berhenti di sana. Rion menarik kakinya lalu... Buuk! Tendangan super keras di wajah. Penjaga terlempar ke belakang. Whuss! Tertusuk! Satu katana meluncur ke arahnya yang masih melayang dan menembus daging yang tidak tertutupi zirah di sendi lututnya.

Gedebuk!

Satu dinding besi hancur, meninggalkan lubang yang cukup besar disana. Sebuah ruangan yang gelap dan gelap mulai di terpa cahaya lampu.

"S-sialan!!! Kugh!"

Seseorang dari dalam kegelapan memegang kepala penjaga dengan satu tangannya, memutarnya, dan mencabutnya. Darah keluar bagai air mancur.

Sosok yang membunuh penjaga berjalan pelan ke arah Rion. Rion menyipitkan matanya, mencoba melihat lebih jauh kedalam kegelapan. Dan betapa terkejutnya dia melihat sosok yang akhirnya jelas karena cahaya.

"Saint Loraine!!" Rion berteriak marah.

Saat cahaya menampilkan lebih jelas penampilan orang yang dipanggil saint Loraine, mata Rion terbelalak kaget melihatnya.

"Apa-apaan?!"

Gadis yang Rion kira sebagai pelaku pembuatan chimera kini berdiri didepannya. Leher dirantai, kedua kaki dirantai, pakaian kusut, rambut acak-acakan. Benar-benar tidak seperti seorang saint. Malahan, dia seperti seorang tawanan.

Setelah beberapa langkah, Loraine berhenti berjalan. Rantai yang mengikat dirinya sudah merentang. Mengangkat wajahnya, Loraine melihat pemuda didepannya.

"Mata itu... Penuh kehidupan," katanya mengangkat kedua tangannya. "Tolong selamatkan kedua putriku," dia memohon. "Kumohon selamatkan olive dan Silvia." Loraine bersujud. Air mata keluar dari kedua bola matanya, tak kuasa menahan tangis.

"..."

'Waktu skill by one hampir berakhir.'

Slash!

Slash!

Slash!

Tiga tebasan datang dan memotong semua rantai yang mengikat Loraine. Mengangkat kepalanya perlahan, Loraine melihat Rion dengan ekspresi tidak percaya.

"Tante. Kalau kamu ingin menolong seseorang, tolonglah dengan kemampuanmu sendiri. Jangan memohon pada orang lain." Rion mengatakan itu bukan karena tidak mau menolong. Tapi, orang yang bersujud di depannya saat ini jauh lebih kuat darinya.

Cahaya yang mirip kunang-kunang naik dari atas lantai. Berkumpul dan menyatu membentuk satu bola seukuran telapak tangan dan masuk kedalam tubuh Loraine.

Setelah itu, sihir yang luar biasa murni dan halus menyebar keluar dan secara mengejutkan, seluruh lebam di tubuh Loraine menghilang, matanya yang awalnya kosong kini kembali mendapatkan cahayanya.

Sementara itu

Didalam domain darah milik Dash, 3 penjaga bingung dan saling memandangi.

{ karena penampilan mereka sangat mirip, saya akan menyebut mereka dengan nomer ( 1,2,3) }

Muncul dari lantai yang terbuat dari darah, Dash melancarkan pukulan keras menuju salah satu penjaga.

Penjaga (2) mengangkat perisainya dan menahan serangan yang datang. Kemudian dari balik tubuh penjaga (2), penjaga (1) muncul dan menusuk menuju leher Dash.

Dengan refleks yang cepat, Dash melompat mundur kebelakang. Mengantisipasi langkah itu, penjaga (3) menunggu dibelakang dan menyiapkan pedangnya, menunggu Dash dengan sendirinya menusukkan dirinya.

Tertusuk!

Pedang cahaya menembus dada Dash. Darah segar keluar dari mulutnya. Tapi, setelah beberapa saat, tubuh Dash berubah menjadi darah cair dan menyatu dengan lantai.

Melihat itu, ketiga penjaga menjadi bingung. Mereka melihat ke segala sisi, waspada.

Tiba-tiba, Ratusan duri setinggi 1 meter terbentuk dari darah dan terus muncul. Melihat itu, ketiga penjaga melompat ke atas dan berdiri di ujung duri dengan keseimbangan yang luar biasa.

Dash keluar dari langit-langit. Menarik tangannya kebelakang lalu dengan aura mengerikan yang menyelimuti tangannya, dia melancarkan satu pukulan ke kepala penjaga (2).

BUM!!

Ledakan besar terjadi.

"Cih!"

Perisai cahaya selebar 10 meter menahan serangan Dash. Rupanya, tiga penjaga menyatukan perisai dan bersama menahan serangan yang baru saja Dash lancarkan.

Menyadari posisi Dash, penjaga (3) melempar pedang cahaya ditangannya. Dash menghindar. Namun, pipinya kini mengalir darah.

Tidak kehabisan akal, Dash mengangkat tangannya ke atas. Ombak darah menerjang ketiga penjaga. Tidak ada tempat untuk lari, tidak ada tempat untuk bersembunyi, satu-satunya cara hanyalah menghadapinya.

Penjaga (1) dan (3) menggabungkan perisai mereka.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!! Cepat gabungkan perisai!!" penjaga (3) berteriak panik.

Penjaga (2) yang melihat tindakan dua rekannya yang aneh mencoba mencari penjelasan. Tapi, sebelum penjaga (2) memegang pundak penjaga (1), Dash sudah berdiri disamping dan tinjunya tinggal beberapa senti lagi sebelum mengenai pipi penjaga (2).

"Pemicu!"

"Ap_"

BUM!

Perkataan penjaga (2) berhenti begitu tinju mengenai wajahnya. Ledakan terjadi, membuat kepala penjaga (2) meledak.

Dua penjaga lain yang tampak bingung melihat rekan mereka mati, terdiam.

Dengan metode yang sama. Dash membunuh dua orang lainnya. Dia membuat satu terkena ilusi dan disaat yang sama membunuh yang lainnya.

Anehnya, penjaga (3) menyadari tipuan itu saat hanya dirinya seorang yang tersisa. Menggunakan skill yang mampu memperkuat imamnya, dia menyerang. Tapi, dengan mudah Dash membunuhnya.

"Sudah kuduga mereka cukup merepotkan untuk diurus bersamaan. Tapi, untung saja mereka lambat untuk menyadari ilusi itu. Haa~"

[ Penggunaan skill berserk melewati batas tubuh ]

[ Sistem akan menstabilkan kembali kondisi ]

[ Memasuki kondisi pingsan ]

Dan begitulah, akhirnya dia pingsan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!