...****************...
Peperangan telah pecah, ledakan terjadi setiap detiknya. Dan Yeonha menyaksikan semua itu dari pohon besar yang ia ciptakan.
Meskipun mereka npc, ekspresi dan semangat mereka benar-benar nyata.
"haa ... "
Yeonha menghela nafas panjang sebelum membuka tangannya, bola cahaya kecoklatan bersinar disana, lalu dengan lembut Yeonha menjatuhkan bola itu sembari bergumam.
"Datanglah Gigantoma."
Di saat bola itu akan menyentuh tanah, permukaan tanah dibawahnya lebih dulu terangkat, menempel ke setiap permukaan bola yang terjatuh. Tanah terus melekat hingga membentuk golem setinggi 200 meter.
Golem yang diberi nama Gigantoma kemudian berlutut, hingga Yeonha bisa naik ke kepalanya. tanpa ragu, Yeonha naik ke kepala Gigantoma.
"Maju Gigantoma," ucap Yeonha sambil menunjuk ke Medan perang di hadapannya.
Gigantoma berdiri, berjalan ke medan perang dengan tubuh besarnya. Setiap langkahnya membawa sebuah getaran yang setara gempa bumi kecil yang membuat pihak NPC bergetar karena ketakutan.
CHAWW!
Tapi secara tiba-tiba, sebuah cahaya melesat ke wajah Yeonha. Cahaya itu sangat cepat hingga membuat Yeonha tidak sempat bereaksi. Dalam beberapa detik itu, Yeonha mengira dirinya akan segera log out. Namun, cahaya berhenti sepersekian inci dari dahi Yeonha.
Momentum cahaya itu menyebar, membentuk gelombang kecil yang terbuat dari 'mana' (sihir ) lalu menghilang setelahnya.
"apa yang kau lakukan? Hampir saja kau log out di awal perang tanpa berkontribusi sedikitpun."
Seorang pria berdiri di depan Yeonha dengan 4 tangan berwarna ungu dengan gagah, di salah satu tangannya cahaya yang hampir membunuh Yeonha dengan santai ia tahan. setelah cahaya yang ditangkapnya memudar, cahaya itu mulai menampakkan bentuk aslinya yang tak lain adalah anak panah.
Yeonha menatap orang didepannya dengan tatapan aneh, kemudian bertanya.
"Apa itu?" tanya Yeonha
"oh ini? bukankah sudah jelas ini anak panah." jawab orang itu yang tak lain adalah jinwoo
"Bukan itu yang ku maksud," Yeonha menggelengkan kepalanya dengan pelan saat mengatakannya.
Jinwoo yang bingung menoleh ke arah Loki untuk meminta bantuan. Kemudian Loki menunjuk-nunjuk kepalanya beberapa kali hingga akhirnya Jinwoo mengerti.
"Oh ini ... aku mendapatkannya sebulan yang lalu, karena ini item tingkat 7 aku yakin ini akan cukup berguna, tapi sejauh ini aku belum tau kehebatannya. ha ha" Jinwoo tertawa kecil sambil menggaruk kepala bagian belakangnya setelah menjelaskan tentang kepala badak yang ia pakai.
"Wrahhh" Gigantoma meraung.
Setelah masternya diserang, Gigantoma menjadi marah, dia kini mulai berlari membuat getaran yang lebih besar, semua yang berada dalam jalurnya di injak-injak bagai semut.
Melihat Gigantoma maju menyerang, player lain dengan kemampuan pemanggilan juga mulai memanggil mahluk mereka, mulai dari Undead, golem, iblis, chimera, malaikat, sampai Roh. Membuat situasi Medan perang dengan cepat barbalik. Namun, tak lama berselang.
"ArvalNova."
Slash!
Dalam sekejap, jutaan mahluk panggilan yang maju terbelah menjadi dua bagian. Mereka Dipotong mulus di perut mereka. Satu-satunya yang masih berdiri hanyalah Gigantoma dengan lengan kanan yang telah putus dari badannya.
"Itu dia ... pahlawan Irene," Yeonha berseru kagum.
Saat ini dihadapannya, dia melihat wanita berambut perak tengah berdiri di atas mayat para player dan juga mahluk panggilan, kharisma yang ia pancarkan bukanlah kebohongan semata.
Bahkan dengan kulit yang begitu halus, dia membantai para player berlevel tinggi hanya dengan sekali serangan.
"sungguh indah...." gumam Yeonha jelas kagum.
"Hm? apa kau baru saja mengatakan sesuatu?" tanya Jinwoo.
"Bukan apa-apa," ucap Yeonha, buang muka karena sedikit malu.
****************
Melihat itu, Loki tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Matanya tidak bisa mengikuti apa yang baru saja terjadi.
Apa-apaan itu? aku yakin, aku tadi tidak berkedip sedikitpun. Tapi itu masih sulit di ikuti mataku?
Loki menoleh melihat ke Yeonha dengan wajah yang masih sedikit terkejut. Dia mengangkat tangannya, menunjuk pahlawan Irene dengan tangan yang agak ragu.
"Hei ... Yeonha, apa kau yakin aku bisa menahannya?" Loki berkata dengan wajah tak percaya bahwa dia akan bertarung satu lawan satu dengan monster itu. Walaupun dirinya peringkat lima dunia, dia sendiri tau batasannya, dan pahlawan Irene jelas melampauinya dalam banyak hal.
Tapi Yeonha menjawab tanpa ragu.
"Tentu saja."
"Sungguh tugas yang sulit, entah bagaimana aku harus mengalahkannya," kata Loki dengan nada rendah. Meskipun begitu, ada semangat jauh didalam hatinya, memaksanya untuk bertarung dengan sungguh-sungguh.
Melihat itu, Yeonha menatap Irene sambil berkata. "Tenang saja, kamu tidak perlu mengalahkannya, tugasmu hanya menahannya minimal 10 menit atau lukai dia separah mungkin." Yeonha menjawab dengan santai.
Mendengar itu, Loki menoleh melihat Yeonha. Dia sedikit kesal.
menutup mulutnya, Loki berdiri diam agar kata-kata mutiara tidak keluar dari tenggorokannya.
[ Emosi pengguna meningkat drastis, Skill berserk dapat diaktifkan ]
Bahkan, skill yang biasanya sulit ku aktifkan ini, ketika bersama mereka rasanya selalu aktif lebih cepat.
Loki menutup kedua matanya, menghela nafas ringan beberapa kali sebelum mendapat kembali ketenangannya.
"bukankah itu seharusnya tugas peringkat 2? kenapa malah dibebankan padaku yang berada di peringkat 5? atau serahkan saja padanya." Loki berkata sambil menunjuk Jinwoo sang peringkat 1 dengan jempolnya.
"Itu tidak bisa dilakukan," Yeonha menggelengkan kepalanya dengan ringan, lalu menjelaskan. "Jinwoo akan bertarung dengan pahlawan peringkat 1, sedangkan peringkat 2 akan melawan pahlawan ke 4."
"Jadi begitu, apa ini akan menjadi pertarungan 1 vs 1?" Tanya Loki sambil menggosok dagunya.
"ya" jawab singkat Yeonha.
"begitu ya, kurasa aku mengerti mengapa shadow ( peringkat 2 ) di hadapkan dengan pahlawan ke 4." ucap loki setelah berpikir sejenak.
"Penyihir melawan assassin ... dan bagaimana jika shadow gagal membunuh pahlawan ke 4 dalam waktu yang ditentukan, apa bantuan tak akan datang?" Dia bertanya untuk memastikan.
"Ya, jika kita pikirkan baik-baik, ini semacam pertaruhan dalam judi. Jika kamu mati sebelum shadow membunuh pahlawan ke 4 maka, pahlawan ke 2 pasti akan membantu pahlawan lainnya."
Irene yang melihat Gigantoma tidak tumbang menerjang ke arah mereka bertiga dengan kecepatan yang diluar nalar, mata telanjang mustahil melihatnya.
Hanya butuh kurang dari 1 detik Irene telah berada di depan Jinwoo, ia menarik pedangnya dengan kecepatan yang lebih gila lagi.
Cring!!
Dentuman logam bergema, pedang dan tangan Jinwoo berbenturan menghasilkan suara besi yang cukup nyaring. Salah satu tangan jinwoo memegang pedang dan yang lainnya memegang erat bahu Irene.
Irene segera membeku.
"Tahan dia seperti itu," Yeonha mengangkat kedua tangannya, mengarahkan satu tangan ke arah Loki dan yang lain ke arah Irene.
"skill teleportasi tingkat 9 aktifkan!"
Cahaya menerangi tempat Loki dan Irene berdiri dan setelah beberapa saat, Mereka telah dipindahkan ke tempat yang tidak asing bagi mereka berdua.
"Gila, dia memindahkanku ke ujung dunia. Kemampuan teleportasi-nya benar-benar mengerikan."
Keluar dari rasa terkejut, Loki menarik pedang dari dimensi lain, Kemudian memasang posisi pertahanan mutlak.
Ini adalah salah satu skill yang jarang kugunakan, mengingat biasanya aku hanya fokus menyerang dan juga ada batasan berapa banyak skill yang bisa di bawa kedalam pertarungan.
[ Player : Loki
Lv. : 100
Job. : Ahli senjata
Role. : Fighter/assassin
kekuatan: ( 99,7 serangan) ( 97,2 pertahanan )
kecepatan: 98,7
stamina : 10,0
Qi. : 13,9
magic. : 24.000
Skill \= Regenerasi tingkat tinggi 9 ( normal ) Berserk 9 ( langka ) manipulasi objek 9 ( normal ) Telekenisi 9 ( unik ) Pedang tak terbatas 9 ( pamungkas ) Pertahanan mutlak 6 ( unik ) ]
Awalnya aku berniat menyerang dengan agresif. Tapi, setelah mendengar penjelasan Yeonha, aku mengubah skill peniru dengan skill ini agar bisa bertahan selama mungkin.
Irene kini berdiri di hadapan Loki, santai dan santai, dia melihat sekeliling lebih dulu sebelum menatap kedepan, menatap balik, kontes menatap terjadi selama 15 detik.
"Player? Aura mu... aneh." Irene akhirnya berbicara, dia memiringkan kepalanya dengan mata kosong.
Dalam sekejap kontes menatap ini, Loki yakin bahwa dia adalah Elf yang telah kehilangan emosinya.
Dengan pelan, Irene meletakkan tangannya di gagang pedang kemudian menariknya dengan lambat.
Meskipun begitu, Loki tak pernah menurunkan kewaspadaannya, itu adalah kebiasaan yang siapapun bangun ketika menghadapi musuh. Tapi...
Slash!
" ! " tebasan yang dia lakukan sangat cepat, menembus skill pertahanan mutlak yang Loki pasang dan memotong segalanya.
Benar-benar sungguh kesenjangan kekuatan!
Dengan satu putaran tubuh kebelakang, Loki berhasil menghindar pedang yang menuju ke lehernya, meskipun begitu, dia kehilangan lengan kanannya, sebagai hasilnya.
Jatuh ketanah, Loki segera melompat mundur kebelakang pohon dan memasuki hutan.
Tujuanku kali ini bukan untuk mengalahkan pahlawan ini, tapi untuk mengulur waktu. Aku harus sebisa mungkin menghindari pertempuran sambil mencegahnya pergi dari sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments