Bab 10. Dungeon

"Hei, aku berhasil merasakan tempat dengan kepadatan sihir yang luar biasa di sana. Ayo bantu aku berdiri lalu kita ke tempat itu." ucap Rion sambil menunjuk ke depan.

".... Baiklah. Tapi, lap dulu bubur yang ada di pinggir mulutmu itu." Jawab Dash dengan sedikit jijik.

Setelah Rion mengelap bubur di pinggir mulutnya, Dash membantunya berdiri, lalu membantunya berjalan ke tempat yang Rion tunjuk.

Itu dulu

Setelah berjalan kurang lebih 10 menit, mereka akhirnya sampai di tempat dimana sihir terkontaminasi di satu tempat. Mereka berdua tahu betul apa tempat yang mereka temukan. Itu adalah sebuah Dungeon.

Dungeon ... tak kusangka kita akan menemukan dungeon di tempat yang terisolasi ini. Eh, tunggu ... sepertinya aku bisa tahu menebak alasan mereka memasang barrier di tempat ini, mereka tidak pernah berniat menyembunyikan eksperimen mereka tentang chimera.

Namun, pasti karena dungeon ini. Tempat mereka juga mengambil sumber daya pasti dari sini. Kalau begitu ini pasti dungeon tingkat 5-6 karena memiliki buah tingkat 7 yang melimpah. Pikir Dash.

[ Anda berhasil menemukan dungeon tingkat 6 ]

Sama seperti yang kupikirkan, ini adalah dungeon tingkat 6.... Kalau begitu, mustahil bagi kami berdua untuk menyalin statistik bos dungeon. Andai aku bisa bertemu dengan penjaga dungeon yang tidak lebih lemah dari bos dungeon, mungkin itu adalah hal yang luar biasa.

Setelah berpikir sejenak, Dash melihat Rion yang ada di sampingnya. Rion yang merasakan tatapan Dash menoleh lalu mengangguk setuju.

Dengan langkah ringan mereka mulai masuk. Mereka berjalan di lorong yang begitu lembab dan gelap, disana tidak ada sedikitpun cahaya yang masuk, membuat tempat itu gelap sepenuhnya.

Beruntung, Rion mempunyai kemampuan peningkatan indra, dengan itu mereka mampu berjalan semakin dalam ke dalam dungeon. Namun, lambat laun Perasaan aneh mulai muncul di benak Rion.

Aneh sekali, mengapa satupun monster tidak terlihat di tempat ini?

"Gwarr!" Suara erangan keras terdengar.

"( ! )" Membuat Dash dan Rion segera terdiam. Mereka Manahan nafas mereka dengan perasaan intimidasi di punggung mereka. Bulu kuduk berdiri. Dihadapan mereka saat ini, monster yang mempunyai kepala sapi dengan tubuh manusia berdiri. Orang-orang biasa memanggilnya 'Minotaur'.

[ Selamat, anda adalah orang pertama yang bertemu dengan penjaga dungeon 'Minotaur'. ]

Selamat matamu! Kita benar-benar sial kali ini! Pikir Rion.

Aku beruntung! dengan statistik dari penjaga dungeon, kita mungkin bisa mengalahkan para peneliti di tempat ini. Gumam Dash.

Punggung Rion menggigil karena ketakutan, keringat dingin mengalir bagai air hujan di wajahnya, dia berdiri layaknya sebuah patung yang sengaja dipajang di dalam dungeon, dia menahan nafasnya, matanya tidak bisa menoleh seakan-akan itu membeku sepenuhnya.

Sementara di satu sisi. Dash melihat minotaur dengan mata berbinar, berkat kemampuan pembagian indra milik Rion, Dash juga bisa melihat dengan jelas apa yang saat ini berada di depan mereka. Walaupun jarak antara mereka dan minotaur sekitar 100 meter. Tapi, aura intimidasinya benar-benar sesuatu yang sulit di tahan.

Dash dengan pelan memejamkan matanya sejenak lalu membukanya kembali.

[ Target telah ditetapkan, memulai rasio penyalinan....]

[ Keberuntungan kembali berlaku ]

[ 50% ]

Bagus! ... 50% adalah jumlah yang sangat bagus.

3 menit berlalu, kedua bocah berusia 12 tahun itu masih berdiri diri di tempat mereka, menunggu minotaur lewat dengan perasaan khawatir, panik, takut dan gelisah. Bagaimana kalau kami ketahuan? bagaimana jika dia berjalan kesini? dua pertanyaan itu terus terulang-ulang di kepala Rion, dan juga Dash.

Walaupun dia senang bisa menyalin statistik minotaur. Tapi, itu tidak akan berguna melawan minotaur itu sendiri. Dia masih menatap minotaur yang masih diam di tempatnya. Lalu setelah 5 menit berdiri, minotaur akhirnya pergi dan menghilang.

"Haa, haa, haaa! sial.... Kita malah bertemu dengan mahluk seperti itu, auranya saja sudah membuatku merinding. Aku kira aku pipis sedikit." Ucap Rion yang jatuh dengan posisi duduk. Dia kemudian melanjutkan.

"Apa kita harus masuk lebih dalam?"

"Tidak, itu tidak perlu. Aku sudah menyalin statistik minotaur tadi, jadi kita berhenti di sini saja. Melangkah lebih jauh hanya akan membuat kita mengalami kerugian yang sangat besar dan pasti akan menganggu rencana pelarian kita."

"Benarkah? kalau begitu baguslah. Ayo kembali sekarang." Rion bangkit sambil bertumpu di lututnya.

"Ya."

Itu dulu

Pintu masuk panti asuhan

Di depan pintu masuk panti asuhan, berdiri dua orang gadis. Satunya adalah Silvia dan yang lain adalah sahabat Silvia yang bernama Olive.

Dia berpenampilan terbalik dengan sahabatnya Silvia yang memiliki rambut hitam. Rambutnya yang putih mulus membuatnya bersinar di bawah sinar bulan yang terpancar dari langit. Lalu, dengan kulit yang sinkron dengan rambutnya, dia terlihat seperti bagian dari suasana tempat itu.

Namun, matanya memiliki kesamaan dengan sahabatnya Silvia, yaitu sama-sama ber iris emas. Itu mungkin disebabkan oleh penumpukan sihir di dalam tubuh mereka sehingga pada akhirnya itu merambat ke iris mata tanpa terkecuali.

"Apa kalian menunggu kami pulang?" Tanya Rion. Yang berjalan ke arah dua gadis itu sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Ha?! tentu tidak! Memangnya siapa juga yang mau menunggu kalian pulang." Bantah Silvia dengan tangan tersilang di bawah dada.

Mendengar itu Sifat jahil Rion muncul. "Eh, apa kamu malu-malu mengakuinya cebol." Ucapnya sambil mengangkat tangannya di atas kepala Silvia yang tingginya cuma 120 cm.

Berbicara mengenai tinggi badan. Silvia memiliki tinggi badan yang terbilang pendek, Dimana rata-rata tinggi badan anak berusia 12 biasa ada di 150 cm. Tapi, entah mengapa perkembangan Silvia tiba-tiba terhenti di umur 9 tahun, yang membuatnya jauh lebih pendek dibandingkan anak seusianya.

Sementara itu tinggi badan Olive berada di 136 cm, Rion 149 cm, dan Dash 151 cm.

.... entah mengapa, aku merasa akan ditangkap fbi jika terus bersama kedua gadis ini. Mereka benar-benar pendek yang membuat mereka terlihat seperti loli. Haaa .... Pikir Dash.

Melihat pembicaraan Rion dan Silvia akan panjang. Dash memutuskan untuk masuk lebih dulu ke panti asuhan dengan wajah datar. Tapi, sebelum Dash membuka pintu masuk. Olive berdiri di depannya tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya.

"Apa?" Tanya Dash dengan wajah bingung.

"...." Olive tidak menjawab.

".... kalau kamu memang tidak ingin bicara Menyingkir-lah. Aku capek, aku ingin tidur." Ucap Dash dengan tegas. Dia tidak akan pernah lembek kepada siapapun yang berani membuang waktunya yang berharga.

"...." Olive masih diam.

"Cih," Dash berjalan melewati Olive lalu membuka pintu dan masuk dengan sedikit kesal.

".... kenapa aku begitu takut padanya. Kenapa aku sangat takut mengatakan padanya bahwa aku...." ucapnya sambil menunduk ke bawah.

Di dalam kamar untuk laki-laki

Dash masuk. Langsung berbaring di ranjang miliknya dengan wajah penuh bahagia, dia sepenuhnya sudah melupakan hal yang terjadi di pintu masuk.

Di dalam ruangan itu terdapat 8 kasur dan 7 pemiliknya sudah mengisi kasur mereka masing-masing.

"Sistem status."

[ Player : Dash 10/10

Lv. : 0

Job. : -

Role. : -

kekuatan: ( 00,59 \=> 41,32 serangan) ( 00,32 \=> 60,55 pertahanan )

kecepatan: 01,58 \=> 36,61

stamina : 02,23 \=> 47,23

Qi. : 0

magic. : 714 \=> 2000

Skill bawaan : Berserk lv 9, Domain lv 7, lapisan Qi api 1

Skill Aktif : Pemicu lv 3 ]

Hmm ... dengan ini, aku hanya bisa menggunakan 2 skill aktif lagi dan 4 skill bawaan. Dan untuk statistik .... seperti yang kuduga dari seorang minotaur. Rata-rata statistiknya berada pada angka 80, dimana itu adalah hampir menyamai kekuatan penuh dari akun Loki milikku.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

bagus!!!

2024-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!