Bab 13. Saint dan mantan Saint

Sebulan berlalu, kini hubungan antara olive dan Silvia semakin dekat. Silvia yang awalnya pendiam kini mulai membuka diri untuk olive dan Loraine.

Hari-hari mereka penuh dengan kesenangan dan keceriaan.

3 Bulan berlalu, Mereka sudah menjadi keluarga kecil di panti itu. Tapi, di tengah kebahagiaan mereka, utusan dari gereja terbesar di dunia datang berkunjung.

Selasa, siang hari. Para utusan dari gereja utama sampai menggunakan kereta kuda yang dipenuhi oleh emas hampir di seluruh tubuhnya. Seorang gadis cantik dengan rambut Emas keluar dari kereta dengan pakaian seperti gaun berwarna putih. Gadis itu seumuran dengan olive dan Silvia.

"Mohon berhati-hati saint, keselamatan anda adalah prioritas kami sebagai penjaga." Ucap seorang pria yang dipenuhi sirah berat sambil menyambut gadis yang akan turun.

Sontak Loraine langsung membungkuk. "Hormat kepada sang saint, Manusia yang diberkati oleh sang pencipta dunia. Saya Loraine menyambut anda di tempat saya yang sederhana ini."

Melihat ibu mereka menunduk, olive dan Silvia dengan cepat mengikutinya mereka ikut menunduk tanpa tahu apapun.

"Semoga pencipta memberimu keberuntungan mantan saint, Loraine." Kata gadis berambut emas dengan nada yang menghina.

Mendengar ibu mereka dihina, olive dan Silvia dengan cepat mengangkat wajahnya, melihat gadis di depan mereka dengan penuh amarah. Tapi, sebelum mereka maju, pria dengan pakaian sirah maju lalu menarik pedangnya.

Sing!

"Jangan mencoba sesuatu yang bisa membunuh mu gadis kecil." Ancam Pria dengan aura mengancam.

Loraine mengangkat wajahnya lalu berkata dengan acuh tak acuh. "Jadi, apa yang membawa sang saint ke tempat yang kotor ini? apa itu juga petunjuk dari sang pencipta yang memintamu ke sini?"

"Sayang sekali, tapi kamu benar. Sang pencipta telah memberi ku sebuah tugas yang ia sampaikan kepada ku lewat mimpi. Bahwa! Tempat ini akan digunakan untuk menciptakan makhluk yang akan menguasai Medan perang! yang akan terjadi tidak lama lagi.

Dan, aku harap kamu setuju dengan hal itu, karena perintah dari sang pencipta bukanlah sesuatu yang bisa kita tuntut." Ucapnya sambil beberapa kali bertingkah gila.

Loraine yang tahu maksud dari kata mahluk yang gadis itu ucapkan, tersenyum ramah lalu berkata dengan nada lembut. "Begitu, kah. Kalau begitu ceritanya, sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain-," Mata Loraine yang biasa tertutup rapat kini ia buka dengan kesal. "Menolak kalian!"

Olive dan Silvia sontak terkejut. Bagi mereka ini adalah pertama kalinya mereka melihat ibu mereka marah sampai-sampai membuka matanya. Mereka memang sudah biasa dimarahi oleh ibu mereka. Tapi, itu tidak sampai pada titik membuka matanya.

"Ha?! beraninya kamu menolak sang saint!" Salah seorang pria dengan baju sirah maju sambil menarik pedang dari sarungnya. Dia dengan marah menebaskan pedangnya, mengincar leher dari seorang Loraine.

Tapi, Loraine yang saat ini menjadi incaran cuma diam saja. Ketika pedang sampai pada lehernya, pedang itu patah menjadi dua bagian. Dengan panik pria dengan baju sirah mundur beberapa langkah. Tapi, tanpa ia sadari sebuah bilah cahaya melesat yang dengan langsung memenggal lehernya hingga jatuh ketanah.

Darah segar berhamburan. Sementara itu, olive dan Silvia menampar mulutnya, menahan diri agar tidak muntah dengan kejadian yang baru saja terjadi di hadapan mereka.

Melihat rekan mereka tewas tanpa reaksi sedikitpun membuat pria dengan baju sirah lain takut sekaligus ngeri dengan kekejaman Loraine. Namun, gadis dengan rambut emas hanya menatap Loraine dengan tatapan tak acuh.

Dia kemudian membuka mulutnya dan berkata seakan-akan dirinya berada diatas dunia. "Mantan saint Loraine, kamu adalah seorang pendusta sekarang. Apa kamu tidak takut dengan hukuman ilahi yang bisa datang padamu kapan saja? menyerah lah, dan- Wush!" Pecahan pedang yang tadi mengincar leher Loraine kini ia lempar ke gadis berambut emas dengan penuh amarah.

Tapi, Sama halnya dengan Loraine, ia tidak bergerak. Dia dengan sengaja menerima serangan itu tanpa berkedip sedikitpun. Dan ketika pedang bertemu kulit Gadis itu.

PRANGG!!

Pedang itu hancur bagaikan kaca yang dipukul oleh palu. Serpihannya jatuh ketanah tanpa ada darah sedikitpun yang melekat di sana. Dan bagaimana reaksi Gadis saint? Dia tetap berdiri di tempatnya, dengan senyuman manis dan tangan menyilang di depan.

Dia dengan pelan berjalan mendekati Loraine yang masih diliputi amarah lalu membisikkan kata-kata yang langsung membuat Loraine panik. "Mantan saint Loraine, berhentilah melakukan hal yang merepotkan ini. Sang pencipta sudah memerintahkan

Dan sudah menjadi tugas kita sebagai ciptaannya untuk patut, bukan? atau kamu ingin disucikan lebih dulu? ... Ingat ini mantan saint. Kedua putrimu saat ini berada dalam genggaman kami dan jika kamu melakukan perlawanan yang tidak diperlukan. Maka, aku tidak punya pilihan lain selain menyucikan mereka."

Mendengar itu, Loraine mengigit bibir bawahnya sampai berdarah lalu dengan nada pelan ia kemudian bertanya. "Apa yang ingin aku lakukan untukmu?"

"Untukku? salah, Ini untuk sang pencipta yang sudah mengetahui hasil ini. Dan soal apa yang akan kamu lakukan. Hmm ... itu mudah, kamu hanya perlu menjaga anak-anak yang akan kami kirim ke panti asuhan ini lalu memberi mereka buah yang bisa meningkatkan sihir secara instan. Dan sisanya serahkan pada kami, sang utusan."

Setelah mengucapkan itu, Gadis saint berjalan melewati Loraine dan menghampiri olive dan Silvia, dia mengangkat tangannya, menempatkannya di masing-masing bahu olive dan Silvia lalu berkata dengan suara ringan.

"Aku harap kita bisa menjadi teman baik."

****************

Di dalam ruangan yang penuh dengan warna putih, olive terbangun dari pingsan. Di sebelahnya Silvia yang saat ini terikat di kursi dengan kesadaran yang masih belum pulih.

"Hm? akhirnya kamu bangun juga o, l, i, v, e." seorang gadis berusia 12 tahun duduk dihadapan olive. Dia dengan senang melihat sebuah layar besar yang sangat asing bagi olive untuk diketahui.

Gadis itu memiliki rambut keemasan dengan mata biru muda diikuti oleh empat bintang di sudut ditengahnya. Dia adalah sang saint, Veronica.

"Hei! kenapa kamu mengikat Silvia?! Cepat lepaskan dia! atau aku akan!"

"Akan apa? memangnya apa yang bisa kamu lakukan dengan kondisi terikat seperti itu."

Terikat?

Olive melihat kebawah tubuhnya. Dan benar saat ini dia juga terikat sama seperti Silvia.

"Hei! lepaskan aku!" Olive memberontak.

"Itu percuma, lagipula akan lebih baik jika kamu melihat ke layar ini."

Olivia melihat ke depan layar. Disana ribuan pasukan sedang berkumpul, seperti akan melakukan perang besar.

Karena penasaran, Olivia bertanya. "Siapa yang akan berperang?"

"Bukankah itu sudah jelas? mereka adalah pasukan dari seorang duke. Walaupun aku tidak tahu betul dari mana mereka berasal. Tapi, tujuan mereka sangatlah jelas untuk tempat ini, tempat kuno yang diberikan sang pencipta kepadaku!!

Dan kedatangan mereka hanyalah langkah bunuh diri untuk mereka sendiri haahahah!!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!