Bab 20. Hari yang melelahkan akhirnya selesai

Mansion

Membuka matanya, Dash dihadapkan dengan sebuah langit-langit asing yang cukup megah. Saat dia hendak bangkit, tubuhnya tidak bisa digerakkan, seluruh tubuhnya sakit seperti sedang dicabik-cabik.

"Ah, anda sudah sadar," seorang gadis dengan pakaian pelayan melihat Dash dari samping. Dia meletakkan sapu ditangannya dan mendekat ke arah Dash. "Mohon tunggu sebentar, saya akan pergi memanggil tuan muda." Dia membungkuk kemudian pergi.

Tidak lama kemudian, seorang pemuda dengan pakaian super mewah khas bangsawan melewati pintu. Dia menarik sebuah kursi dan duduk di dekat tempat Dash berbaring.

"Akhirnya kamu sadar. Perkenalkan, Putra kedua dari keluarga duke phask, Liam phask," katanya sambil menjulurkan tangannya.

"..." Dash bingung dengan tatapan kosong ke arah pemuda yang memperkenalkan dirinya. Dia kemudian berbicara. "Entah kenapa, aku merasa perlu memperkenalkan diri, Atau memang harus?"

"Haa~" Liam menunduk kecewa lalu menghela nafas panjang. "Kurasa itu reaksi yang wajar. Lagipula, kamu baru sadar beberapa menit yang lalu. Yah, lagipula itu tidak penting. Soal nama aku sudah tahu, jadi tidak perlu menggunakannya. yang tadi itu hanya formalitas dari seorang bangsawan."

"..." Dash terdiam. Masih bingung dengan situasinya saat ini. Lalu, setelah beberapa menit berlalu, Dash mulai mengerti. "Apa kita berhasil?"

"Ya," Liam mengangguk pelan dan menjawab tanpa ragu.

"Berada korban yang jatuh?"

"Tidak ada yang meninggal, tapi beberapa orang dalam kondisi yang cukup parah, salah satunya dirimu." kata Liam. "Rion mengalami luka parah di dadanya dan harus dirawat selama 2 hari 2 malam di tempat ini. Tangan kiri prajurit terkuatku terpotong hingga dia harus disembuhkan secara perlahan di lab.

Loraine terluka paling parah, dia di rawat 1 hari penuh disini. Tubuhnya benar-benar penuh lubang. Tapi, sepertinya dia punya kemampuan penyembuhan yang setara dengan milik saint Veronica. Jadi, dia dengan cepat sadar." jelas Liam.

Ketuk!

Ketuk!

Ketuk!

Seseorang mengetuk pintu sebanyak tiga kali lalu berbicara dari balik pintu. "Permisi tuan. Saya membawa Apple dan teh yang anda minta."

"Masuk."

Pintu terbuka. Kemudian dua gadis dengan pakaian pelayan melangkah masuk dan berjalan menghampiri Liam.

Mereka membungkuk sebentar kepadanya lalu mulai menyusun meja dan meletakkan apa yang mereka bawa di atasnya. Setelah selesai, mereka sekali lagi membungkuk kepada Liam lalu berjalan pergi.

"Bukankah hidupmu disini terlalu enak? Padahal aku dan Rion dikirim ke panti asuhan yang kumuh dan terisolasi. Terlebih lagi, itu bukan Panti asuhan biasa, melainkan tempat pembuatan chimera." kata Dash dengan nada sedikit cemburu.

"Haha. Kata-katamu mirip seperti Rion."

Memaksa tubuhnya untuk bangkit, Dash beralih dari berbaring menjadi duduk dan bersandar di pinggir kasur. "Ngomong-ngomong soal Rion, dimana dia? kamu bilang dia sadar setelah dua hari dirawat disini. Lalu berapa lama aku tidak sadarkan diri?"

"Kamu pingsan cukup lama, kurasa sudah seminggu sejak kejadian itu," jawab Liam. Dia dengan santai memegang cangkir berisi teh, mengangkatnya lalu menyeruputnya. "Dan untuk Rion dan lainnya mungkin sedang sibuk sekarang."

'Seminggu, kah. Bukankah itu kelamaan!'

"Apa maksudmu dengan sibuk dan siapa yang lainnya?" tanya Dash, jarak pandangnya fokus pada Apple dimeja yang telah kehilangan kulitnya dan telah dipotong menjadi beberapa bagian kecil dengan rapi.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu yang mungkin akan panjang, biarkan aku bertanya lebih dulu. Cukup jawab dengan singkat." kata Liam menurunkan teh ditangannya.

Mendengar itu, Dash setuju Lalu mengangguk.

"Sebelum dikirim ke dunia ini, tahun berapa di duniamu?"

"Kalau tidak salah tahun 3012."

"Darimana kamu mengetahui tentang dunia Nibiru?"

"Dari game yang kumainkan, judulnya Trait lll."

Liam menjadi ragu sejenak lalu melanjutkan pertanyaannya. "... Apa kamu berasal dari dunia bernama bumi?"

"Benar." Dash menjawab tanpa ragu.

"Ini aneh. Jika yang kamu katakan tadi itu benar, itu artinya kamu berasal dari dunia yang sama seperti milik Rion." Merasa aneh, Dash memotong.

"Apa itu artinya kamu tidak berasal dari bumi?"

Liam mengangguk lalu melanjutkan pidatonya. "Ya. Dunia tempatku berasal bernama, Cicle. Aku mengetahui tentang dunia Nibiru dari novel yang ku baca. Bukan cuma diriku. Informasi dari Player lain juga berbeda-beda."

"Tunggu! Kamu sudah bertemu dengan player lain?!"

"Ya. Selain kalian, aku juga sudah bertemu dengan player 4 dan 6."

"4 dan 6 huh, Apa kamu menanyai mereka seperti saat kamu menanyai kami?"

"begitu, lah. Dan hasilnya..." Liam dipotong.

"Berbeda," lanjut Dash. "Jadi kita dipindahkan ke tempat ini bukan secara sembarangan, ya. Ini mulai rumit." Dash mengangkat tangan ke dagu dan berpikir.

"kurasa kamu sudah mengerti poin itu. Jadi, bukankah situasi kalian saat ini aneh."

"Kamu benar." Dash setuju. "ada Beberapa kemungkinan yang terpikirkan olehku. Pertama, dari sepuluh orang yang dikirim ke tempat ini, beberapa dari mereka mungkin berada di situasi yang sama seperti situasiku saat ini, Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa situasi yang ku alami saat ini hanyalah situasi sederhana.

Kedua, bisa jadi orang yang mengirim kita kedunia ini memerlukan sepuluh orang untuk dikirim, Tapi hanya ada 9 dunia yang memenuhi syarat. Jadi, mau tidak mau, dia harus mengambil 2 orang disituasi yang sama untuk melengkapinya." jelas Dash.

Menarik cangkir teh ke mulutnya, Liam menyeruput sekali lagi kemudian berbicara. "Itu kesimpulan paling konyol yang pernah kudengar, namun cukup masuk akal, setidaknya untuk sekarang."

"Kan?"

"Hm...," Liam berpikir.

"Ngomong-ngomong, bisakah kamu mengangkat Apple atau teh itu sedikit mendekat? Aku sedari tadi hanya melihatmu menikmatinya sendiri sehingga aku bertanya-tanya siapa yang sakit disini."

"...ah, maaf."

Dua piring Apple dan satu cangkir teh hangat diletakkan di atas kasur Dash. Saat Dash mengangkat cangkir teh, itu bergetar hebat. Dia terlihat seperti orang yang sedang tersetrum listrik.

Alhasil, sepertiga teh tumpah di kasur dan Dash berakhir tidak meminumnya sedikitpun. Dia lebih memilih untuk meletakkannya kembali daripada kehilangan segalanya.

Dia kemudian merubah tujuannya menjadi Apple disebelahnya. Situasi yang sama terulang kembali namun kali ini tidak ada yang tumpah atau sebagainya. Dia berhasil memasukkan Apple ke mulutnya dan mengunyahnya dengan lahap.

"Hm? Kalau aku tidak sadarkan diri selama tujuh hari, lalu apa yang masuk kedalam mulutku selama ini?"

"Kalau tidak salah, Nihaku Bilang itu Ramuan penahan lapar dan penyeimbang tubuh."

"Begitu, ya. Pantas saja tubuhku bergetar hebat seperti ini." kata Dash sambil melihat telapak tangannya yang masih gemetaran.

"Apa kamu tahu ramuan itu?" Liam memiringkan kepalanya, bingung.

"Tentu saja, itu beberapa kali kugunakan untuk menyelamatkan N-" Dash tiba-tiba berhenti. "Tunggu, Apa kamu tidak tahu?"

"Tidak," Liam menggelengkan kepalanya perlahan dengan mata terpejam lalu berkata. "Apa kamu paham sekarang."

"begitu, ya. Bahkan informasi yang kita peroleh juga memiliki batasannya masing-masing." kata Dash.

"Benar. Haaa... Tak kusangka berbicara denganmu benar-benar menghemat waktuku untuk menjelaskan, itu sangat berbeda dengan Rion yang kebanyakan menganga saat mendapat banyak informasi sekaligus." kata Liam sambil menghela nafas panjang.

"Haha, aku bisa membayangkannya." Dash tertawa.

"Mengingatnya saja membuatku kesal, setiap kali aku menjelaskan, dia akan ternganga dan bilang 'Hah? Apa yang kamu katakan?' AAAHH!!" di akhir kalimat, Liam memukul meja dengan telapak tangannya karena kesal.

" ah " melihat meja yang hancur akibat tamparannya, Liam ternganga. Dia memutar kepalanya seperti robot dan menatap Dash dengan wajah konyol. Setelah perlombaan menatap selesai, dia tersadar dan berkata dengan suara menyesal. "Maaf... Sepertinya aku kelewatan."

"..." Dash hanya diam.

'Bukankah itu milikmu sendiri, kenapa malah meminta maaf padaku.' pikir Dash.

"Ehem," Liam batuk singkat. "Mari ke topik selanjutnya, topik tentang Rion dan yang lainnya." Ceramah Liam dilanjutkan.

"Mari mulai dari dua gadis yang diselamatkan oleh Nona Loraine. Setelah mereka sampai di tempat ini, aku langsung mengenali salah satu dari mereka. Karena penampilannya tidak banyak berubah sejak menghilang, aku dengan mudah mengetahui identitasnya. Dia adalah putri bungsu satu dari tiga keluarga besar kerajaan Heightra. Namanya adalah olive, Olive Lingstar.

Penemuan ini menjadi keuntungan tersendiri bagiku. Karena Altar Lingstar sekarang menjadi kepala keluarga, membuat semuanya lebih mudah buatku untuk berkomunikasi dengannya.

Sejak olive Lingstar menghilang beberapa tahun yang lalu karena kematian ibunya, dia berkata, dia sangat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindunginya saat itu. Sampai-sampai tidak ada orang yang menyadari pelariannya.

2 tahun setelah kepergian Olive, Altar menggeser posisi ayahnya dan menjadi kepala keluarga yang memimpin dengan kekuatan. Dia kemudian menghukum mati semua orang yang terlibat dengan pembunuhan ibu Olive, dan ibu kandungnya berada di dalam daftar juga.

Dengan begitu, Altar Lingstar sekarang berhutang budi padaku dan berjanji untuk mendukungku di perebutan kekuasaan nantinya."

"Dari ceritamu barusan, bukankah dia hanya seorang siscon? Apalagi bukan siscon biasa, tapi siscon tingkat tertinggi yang bahkan rela membunuh ibunya sendiri?" komentar Dash. Mulutnya penuh dengan Apple yang tengah dikunyah.

"kalau dipikir-pikir, benar juga," kata Liam memegang dagunya. "Tapi, selama aku mendapatkan keuntungan kurasa itu akan baik-baik saja."

"Lalu? Bagaimana dengan Silvia?"

"Dia ikut dengan Olive. Meskipun awalnya Altar enggan untuk mengajaknya, tapi entah bagaimana olive berhasil membujuknya sehingga Silvia ikut dengannya."

"Benar-benar siscon." kata Dash.

"... Jadi begitu, ya. Rupanya begitu caranya," Liam mengangkat tangannya dan meminum teh terakhir di cangkirnya.

"Nona Loraine kembali ke gereja untuk pelantikan kembali bersama kelima pengawalnya. Dan untuk Rion, kurasa dia sedang menjalankan quest saat ini."

"Quest?"

"Oh, itu. Sebagai ganti penghapusan sistem level, sistem quest ditambahkan. Jadi, setiap kali quest berhasil di selesaikan, maka kamu akan mendapatkan poin statistik yang ditingkatkan secara otomatis kedalam statusmu.

Cara termudah mendapatkan Quest adalah dengan mendaftar di guild petualangan, jika kamu mau, aku akan menulis surat rekomendasi untukmu." kata Dash.

"Dimengerti. Tapi, lebih baik untuk menghindari masalah, jadi aku akan menolak niat baikmu dan mendaftar sendiri."

"Begitu, kah. Baiklah. Kurasa sampai sini saja penjelasanku. Beristirahatlah."

Liam bangkit dari kursi, berjalan menuju pintu kemudian menghilang.

Kesunyian datang memenuhi ruangan yang baru saja kehilangan penghuninya.

"Sistem, berapa lama sampai pemulihan sepenuhnya selesai?" kata Dash pada udara di depannya.

[ Lapor ]

[ Pemulihan tubuh sedang dilakukan ]

[ Perkiraan selesai... Jam 12 malam ini ]

"Itu sedikit lama, apa tidak bisa dipercepat?"

[ Percepatan memungkinkan ]

[ Namun, pengguna akan mengalami pingsan/tidur sebagai efek sampingnya ]

"Sampai jam berapa jika menggunakan percepatan?"

[ 07:00 malam ini ]

"Itu bagus. Lakukan itu saja."

[ Dimengerti ]

Perlahan, visi Dash semakin menyempit hingga akhirnya tertutup sepenuhnya. Diapun tertidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!