Di tempat dengan langit-langit asing, aku terbangun dengan perban di bahu bagian kananku. Rasa sakitnya menjalar sampai ke seluruh tubuhku.
Aku bersandar di dinding tempatku bangun. Lalu tidak lama berselang, suara seorang wanita masuk ke dalam gendang telingaku, suara yang mengingatkan ku dengan kejadian di malam pelarianku dari rumah.
Malam itu, aku tak bisa lagi mempertahankan kesadaranku. Alhasil, aku tidak sempat melihat wajahnya, satu-satunya hal yang kutahu hanyalah suara yang ringan dan ramah itu.
A...ku harus ... berte....rima kasih secara langsung pada..nya
Aku menurunkan kedua kakiku perlahan ke lantai dengan satu tangan memegang bahuku yang terluka.
Ugh ... tidak! kesadaranku!
Namun, setelah beberapa langkah Tubuhku tidak lagi bisa menahan beban dari luka bekas gigitan wolf night. Visiku memudar dan tubuhku perlahan roboh.
"Hap, aku menangkap mu! Kenapa kamu memaksakan diri seperti itu duhh." Seorang wanita dengan pakaian biarawati menangkap tubuhku yang jatuh, dengan kedua tangannya yang halus dia perlahan membantuku kembali ke tempat tidur.
Kini, diriku kembali terbaring di tempat yang sama. Dan dengan ekspresi wajah yang prihatin, wanita yang menolongku berkata.
"Bagaimana bisa seorang gadis berumur 7 tahun ada di tengah hutan yang berbahaya malam-malam? Nak, apa yang terjadi padamu hingga berpikir untuk mengakhiri hidup?" Tanyanya dengan senyum dan mata yang selalu tertutup terlukis di wajahnya.
Mendengar pertanyaan itu, ingatan tentang kematian ibuku muncul. Air mataku tidak bisa lagi ku bendung. Dengan terisak, aku mengatakan semuanya padanya. Beberapa kata sepertinya sulit ia pahami karena aku menjelaskan dengan tangisan yang menyertai.
Setelah selesai menjelaskan semuanya, aku mengelap air mata dan ingusku dengan lengan baju yang kupakai. Nampak kusut dengan beberapa robekan di bagian perut.
TAP
Tangan wanita itu menyentuh kepalaku, dia dengan pelan dan penuh kasih sayang mengelus-elus kepalaku sampai tanpa sadar aku perlahan tertidur. Sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya aku mendengar 1 kalimat yang tidak akan bisa ku lupakan dalam hidupku.
"Tidak apa-apa. Mulai saat ini ... kamu bisa mengganggap ku sebagai ibumu." ucapnya sambil mengusap kepala ku dengan lembut.
"ibu ..."
Aku pun mulai tertidur.
6 BULAN BERLALU
"Olive! tolong bersihkan bagian dapur. Aku akan memasak daging ayam untuk anak yang akan datang nanti sore." teriak sang biarawati.
"Um! Baik!" dan kutanggapi dengan anggukkan penuh semangat.
Dalam sebulan, aku sudah terbiasa dengan seluruh ruangan di tempat ini. Dan hari ini merupakan hari yang sangat penting. Dimana, aku akan mendapat teman pertamaku di tempat ini.
"Huhu! aku jadi tidak sabar bertemu dengan orang lain. Apalagi, ibu bilang dia seusia dengan ku, huhu. Aku jadi tidak sabar. Selama 6 bulan ini aku cuma bisa melihat wajah ibu dan beberapa spirit jadi mungkin saja kami akan menjadi teman yang tidak terpisahkan nantinya."
"Hmm~ Memangnya ada apa dengan wajah ibu, olive?"
"Uwaah!!" Aku terkejut. Secara otomatis lap yang ada di tangan ku terlempar jauh ke belakang. "Ibu! kamu mengangetkan ku. Bisa tidak ibu muncul biasa saja?!"
"Ara~ apa olive baru saja memarahi ibu? itu tidak baik loh~" ucap biarawati sambil menampar bibirnya.
"Tentu tidak, mana berani aku memarahi ibu? tapi ibu setiap hari selalu muncul secara tiba-tiba dan itu membuatku sedikit takut."
"Ara~ apa olive masih takut dengan cerita hantu yang ku ceritakan 2 Minggu lalu? habisnya ... mengangetkan mu itu cukup menyenangkan."
"Hmph! Kalau begitu terserah ibu saja." ucapku dengan kedua pipi yang mulai membesar.
"Fufufu~ imut" Melihat itu, ia mulai mencolek-colek pipi tembem ku hingga kembali seperti semula.
SORE HARI
Aku dan ibu berdiri di depan pintu masuk panti, menunggu orang yang dibicarakan oleh ibu kemarin malam.
Ibu bilang kalau dia adalah seorang gadis yang agak bermasalah. Tapi, aku harap aku bisa berteman dengannya.
Tidak lama kemudian, seorang gadis tua dengan pakaian biarawati datang bersama seorang ksatria disampingnya. Aku beberapa kali menoleh untuk melihat orang yang akan menjadi teman baruku. Dan setelah rombongan itu cukup dekat, akhirnya aku bisa melihat gadis berambut hitam yang bersembunyi di belakang biarawati yang datang.
"Lorraine maaf merepotkan mu di waktu pensiun mu. Tapi, gadis ini begitu sulit di atur untukku yang sudah tua ini, jadi jika kamu tidak- hm? aku tidak tahu kalau kamu mempunyai anak." Ucapnya melihat ke arahku.
"Ya, dia putri angkatku. Ngomong-ngomong dimana anak yang kamu maksud?"
"Silvia perkenalkan dirimu."
Gadis berambut hitam maju memperkenalkan dirinya.
"Salam, namaku Silvia. Maaf merepotkan mu karena kepindahanku." Ucapnya sambil membungkuk sopan.
"Ara~ Apa yang salah darinya? padahal dia sopan, kok."
"Kamu akan tahu nantinya."
"Hmm~ baiklah. Olive perkenalkan dirimu pada teman baru kita."
"Hai, perkenalkan namaku olive, senang bisa bertemu denganmu."
"Ya, senang berkenalan denganmu."
Kedua gadis itu kemudian bersalaman setelah bertukar beberapa kata. Ini juga merupakan awal dari berubahnya keluarga Olive.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments