...****************...
Kendaraan itu akhirnya keluar dari lorong bawah tanah, memasuki area pelabuhan sepi yang ditutupi semak-semak tinggi. Mereka melihat deretan kapal-kapal bersandar, dan di kejauhan terlihat kapal besar yang mungkin menjadi sasaran utama mereka. Cahaya pagi mulai menyinari sekitar, membuka pemandangan yang tadinya tersembunyi oleh kegelapan malam.
“Kita tiba di pelabuhan. Tempat ini sepertinya sepi,” ucap Diana menolehkan pandangannya ke setiap sisi.
“Jangan terlalu yakin, kita tidak tahu apa yang menunggu di sini,” ucap Alex mengingatkan.
“Ada sinyal aktivitas di depan sana. Kita harus bergerak hati-hati,” ucap Toni memberitahu.
Tegang dan penuh kewaspadaan, mereka merencanakan langkah berikutnya untuk mengungkap kebenaran di balik penyelundupan senjata dan hubungan dengan Arnold Harsono.
Suara samar-samar bersembunyi di semak-semak membuat Alex, Diana, Toni, dan Darwin, segera bersiap-siap. Mereka merunduk, mencoba menyembunyikan keberadaan mereka di antara kerimbunan. Kejelian mereka diperlukan dalam situasi semakin menegangkan ini.
“Ada yang di semak-semak di sisi lain, kita harus hati-hati,” ucap Darwin memberitahu.
“Sepertinya seseorang sedang mengawasi kita. Diana, lihat sekeliling dengan teleskopmu,” ucap Alex memberi perintah.
“Saya melihat gerakan di sana, Bos Alex, tetapi sulit dipastikan siapa itu,” sahut Diana masih memandang pergerakan beberapa orang pria dengan teleskopnya.
“Kita mungkin tidak sendirian di sini,” ucap Toni.
Mereka berdua bertatapan, mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Suara langkah kaki mendekat membuat mereka semakin tegang, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Langkah kaki semakin mendekat, menciptakan ketegangan mencekam di udara. Kelompok itu bertahan dalam posisi tersembunyi, siap untuk bertindak sesuai keadaan. Mereka memperhatikan dengan hati-hati, menunggu saat yang tepat untuk bertindak.
“Jangan bergerak... tunggu...” ucap Darwin berbisik, wajahnya tampak tegang.
Langkah kaki semakin dekat, dan dari semak-semak muncullah sosok yang menyelinap perlahan ke arah mereka.
“Siapa kau? Jangan bergerak!” hardik Alex menyodorkan senjata api.
Sosok itu mengangkat tangan dengan perlahan, tampaknya tidak bermaksud untuk menyerang.
“Tenanglah, saya tidak bermaksud mencelakai kalian. Saya... saya datang dengan maksud damai,” sahut sosok misterius.
“Siapa kamu? Kenapa kamu mengikuti kami?” tanya Diana.
Martinus mengenakan seragam kepolisian, membuat kejutan dan rasa curiga memenuhi wajah Darwin, detektif Alex, Diana, dan Toni. Martinus, sang petugas kepolisian sebelumnya terlibat dalam penyelidikan kematian Isabella, kini tampil di hadapan mereka dengan senyum misterius.
“Halo, Alex. Rupanya kalian sedang dalam misi rahasia ke pelabuhan, ya?” tanya Martinus.
“Martinus? Apa yang kamu lakukan di sini? Dan kenapa mengikuti kami?” tanya Alex.
“Anda terlalu sombong, detektif Alex. Saya datang ke sini, karena saya ingin mengungkap siapa dalang yang mengangkut pengiriman senjata ilegal jenis senjata non-konvensional yang ditemui di dalam mobil Richard,” sahut Martinus menjelaskan.
“Kenapa kalian tidak menyewa aku saja untuk mencaritahu?” tanya Alex tersenyum licik.
“Senyuman Anda terlalu gampang saya deteksi, detektif Alex,” sahut Martinus membuat senyuman Alex hilang dari wajahnya.
Tidak ingin membuang waktu berharga, karena kapal besar pengangkut senjata ilegal semakin dekat. Martinus tidak menggubris ucapan Alex. Martinus kembali fokus pada titik pencariannya.
“Tentang Arnold Harsono dan rencananya membawa senjata ilegal ke pelabuhan. Saya tahu semuanya dari sumber dalam. Dan benar-benar tidak habis pikir jika Arnold Harsono, menjabat Ketua Dewan Keamanan Nasional terlibat dalam kasus penyelundupan barang ilegal, dan itu melibatkan senjata-senjata mematikan,” ucap Martinus dengan kedua mata mencerminkan kekecewaan.
“Martinus, aku punya informasi penting yang ingin dibagikan dengan Anda. Arnold Harsono, ketua Dewan Keamanan Nasional, terlibat dalam kasus kematian Isabella,” ucap Alex mengejutkan Martinus.
“Apa? Apakah Anda serius, detektif Alex? Saya tidak percaya. Arnold adalah sosok yang sangat dihormati dalam pemerintahan.”
“Aku juga terkejut, Martinus. Tetapi bukti yang aku dapatkan menunjukkan bahwa dia memiliki keterlibatan dalam penyelundupan senjata ilegal, yang berpotensi terkait dengan kematian Isabella.”
“Ini sungguh mengejutkan. Tapi, apa buktinya?”
“Aku masih mengumpulkan bukti-bukti lebih lanjut, tetapi ada beberapa koneksi yang bisa aku percaya,” sahut Alex tidak menjelaskan lebih banyak lagi terkait bukti-bukti.
Detektif Alex memberitahu Martinus tentang keterlibatan Arnold Harsono dalam kasus kematian Isabella. Martinus terkejut dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Arnold adalah tokoh sangat dihormati dalam pemerintahan, dan gagalnya mempercayai bahwa dia bisa terlibat dalam kasus kriminal. Meskipun begitu, Alex menjelaskan bahwa bukti yang dia temukan menunjukkan ada keterlibatan Arnold dalam penyelundupan senjata ilegal berpotensi terkait dengan kematian Isabella. Martinus terkejut dengan informasi tersebut, dan mereka berdua berdiskusi lebih lanjut tentang langkah selanjutnya yang harus diambil untuk menyelidiki kasus tersebut.
“Alex, kita harus membahas lebih lanjut mengenai keterlibatan Arnold dalam kematian Isabella. Bukankah ini bisa menjadi kejutan besar bagi kita semua?” ucap Martinus memberi saran.
“Benar, Martinus. Aku sepenuhnya yakin bahwa Arnold memiliki keterkaitan yang dalam dengan kasus ini. Dia mungkin memiliki motif yang kuat untuk menyembunyikan kebenaran.”
“Saya setuju. Kita harus mengumpulkan bukti yang lebih kuat untuk mengungkap perannya dalam insiden ini.”
Sementara mereka berbicara, beberapa mobil tiba-tiba berhenti di samping pelabuhan. Kepala kepolisian Martinus dan detektif Alex tengah terlibat dalam diskusi serius mengenai keterkaitan Arnold dengan kematian Isabella. Mereka menyadari pentingnya mengumpulkan bukti yang kuat untuk membongkar peran Arnold dalam insiden tragis tersebut. Namun, saat mereka tengah berbicara, beberapa mobil tiba-tiba tiba dan berhenti di samping pelabuhan, menarik perhatian mereka dan mengganggu pembicaraan. Kedatangan tak terduga ini membuat mereka berdua merasa curiga dan waspada akan kemungkinan gangguan yang bisa terjadi.
“Alex, kita harus bersiap-siap. Ada beberapa mobil berhenti di dekat pelabuhan, dan kapal hampir sampai,” ucap Darwin memberitahu Alex.
“Aku setuju, Darwin. Kita harus tetap waspada,” sahut Alex, lalu memalingkan pandangannya ke Martinus, dan berkata, “Martinus, ini bisa menjadi sesuatu yang besar. Apa rencanamu?” tanya Alex.
“Saya akan memerintahkan pasukan keamanan untuk mengawasi keadaan di sekitar. Kita tidak boleh membiarkan sesuatu yang buruk terjadi,” sahut Martinus
“Alex, kita sebaiknya bergerak cepat. Aku merasa ini bukanlah situasi yang aman,” ucap Toni memandang keliling tempat yang tampak tegang.
“Kita harus memastikan bahwa kita memiliki informasi yang cukup untuk melawan mereka jika memang ada ancaman,” ucap Diana.
Darwin, Toni, dan Diana mendekati detektif Alex, masih berdiri bersama Martinus, untuk membahas kematian Isabella. Darwin menyela, memberi peringatan tentang beberapa mobil yang berhenti di dekat pelabuhan dan kapal hampir sampai. Detektif Alex, Toni, dan Diana menyadari bahwa situasi ini bisa menjadi krusial, dan mereka harus bersiap-siap menghadapi potensi ancaman yang datang. Martinus segera merencanakan tindakan keamanan, dan Toni serta Diana menyatakan kekhawatiran mereka terhadap keadaan yang semakin tegang. Semuanya sepakat untuk bergerak cepat dan memastikan mereka memiliki informasi yang cukup untuk menghadapi potensi ancaman yang dapat muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
~~N..M~~~
satu persatu terungkap
2024-02-01
0
~~N..M~~~
Demi uang
2024-02-01
0
~~N..M~~~
senyum pemikat itu, Martinus
2024-02-01
0