Agha terus gelisah melihat ke arah pintu. Ia menunggu kedatangan Alana sang pembantu. Sudah dua hari semenjak gadis itu mendonorkan darah kepada Agha tak muncul lagi di ruang perawatan. Ucapan terimakasih masih tertahan dan belum disampaikan Agha secara langsung.
"Mas mau makan sekarang?, aku suapin" Ziya menyapa sang kakak yang bengong sedari tadi.
Selama dua hari ini memang Ziya dan dokter Vero yang bergantian menjaga Agha. Karena Alana diminta beristirahat di rumah pasca donor darah yang membuat kondisinya sedikit lemah.
"Aku gak selera makan, nanti saja" Agha masih lesu tak bersemangat.
Ziya pun tampak cuek dan tak memaksa. Meskipun jam makan siang untuk pasien udah lewat sedari tadi, dan makanan yang disiapkan rumah sakit sudah dingin.
"Kata dokter mas Agha sore ini udah bisa pulang. Mami udah di bagian administrasi lagi urus pembayaran. Semoga nanti di rumah lebih baik daripada disini ya mas" Ziya memberi informasi.
Kondisi Agha memang jauh lebih segar setelah mendapat tiga kantong darah dari transfusi yang dilakukan. Namun tubuhnya masih tetap kaku untuk digerakkan. Dokter hanya meminta kesabaran dalam menjalani proses pengobatan ini. Karena kemungkinan dalam waktu hingga enam bulan barulah akan mendapatkan hasil yang baik untuk pengobatan ini.
Tak lama berselang. Ziyo dan sang mami masuk ruangan. Mereka mempersiapkan semua hal untuk kepulangan Agha dari rumah sakit.
Ziyo bertugas mengangkat tubuh Agha ke kursi roda dan mendorong nya hingga ke mobil. Sementara dokter Vero dan Ziya mengemasi barang barang yang sebelumnya dibawa. Tak lupa juga semua obat obatan yang telah disiapkan untuk diminum saat di rumah nanti.
Semua berjalan lancar hingga sampai lah mereka bertiga di rumah.
Mang Diman menyambut kedatangan majikannya itu dengan sangat gembira. Akhirnya sang pangeran sulung di rumah itu kembali sehat.
Namun raut wajah penjaga taman itu berubah drastis saat melihat kondisi Agha yang kaku tak bisa bergerak. Ziyo menggendong tubuh ringkih itu masuk kedalam kamar. Agha hanya diam sembari matanya diedarkan ke seluruh ruangan. Ia mencari keberadaan Alana.
"Dimana dia, mengapa tak menyambut kedatangan ku" Agha bergumam sendiri.
"Mas istirahat dulu ya di kamar. Aku mau keluar sebentar buat tebus obat di apotik" Ziyo memberi arahan kepada kakak tertuanya itu. Agha hanya mengedipkan mata pertanda setuju. Ia memang bak mayat hidup saat ini.
"Permisi mas, bu dokter meminta saya mengantarkan obat ini, mau diminum sekarang atau nanti" Alana akhirnya muncul di kamar Agha. Gadis itu dengan sopan menyapa dan menanyakan apa yang Agha butuhkan.
Spontan senyum di wajah Agha merekah. Entah mengapa ia begitu senang melihat Alana kembali muncul di hadapannya. Apakah rindu yang dirasakannya, entahlah Agha pun tak memahaminya.
"Bantu aku meminumnya" Agha menjawab pertanyaan Alana. Ia bersemangat meminum obatnya karena ada Alana yang akan membantu menyuapi.
"Terimakasih Lana" untuk pertama kalinya Agha bicara dengan lembut dan sopan kepada Alana.
"Sama sama mas Agha" Alana takjub dengan perubahan Agha. Ia merasa dihargai kali ini.
"Tunggu Lana, ada yang mau aku bicarakan" Agha mencegah gadis itu pergi dari kamarnya.
"Kemana saja dua hari ini, kenapa tak datang ke rumah sakit?" Agha kembali menaikkan gengsinya. Ia sebenarnya ingin berterima kasih kepada gadis itu karena telah menyelamatkan hidupnya dengan memberikan darah. Akan tetapi ego didalam hatinya terlalu dominan, hingga berbalik arah dan kembali ke mode sombong sok berkuasa.
"Dokter Vero meminta saya di rumah karena kak Ziya yang akan menjaga disana" Alana menjelaskan alasannya.
"Lagipula saya disana hanya untuk jadi sasaran kemarahan mas Agha, tidak terlalu membantu juga, jadi lebih baik saya disini saja mas, lebih pantas karena memang cuma pekerjaan rumah tangga saja yang saya mengerti" Alana begitu polos berbicara.
"Dasar bodoh" Agha tak sengaja mengumpat karena kesal dengan jawaban Alana. Hanya dia saja yang menginginkan kehadiran Alana, sementara gadis itu tidak sama sekali.
"Iya mas, memang saya bodoh. Dan mantan orang gila, hehe" Alana menimpali ucapan Agha. Hatinya sakit karena caci maki dari Agha terulang kembali.
"Astaga aku bikin kesalahan lagi" Agha tersentak. Ia mengutuk dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Anita noer
kasian alana....tersinggung lg
2024-04-06
0
Yusria Mumba
kasiang elana
2024-03-20
0