Agha terbangun dari tidur saat suara ponselnya yang terus berdering memekakkan telinga. Obat yang diminum membuat pria itu gampang mengantuk, Sesaat setelah diberi obat oleh Alana ia tertidur sangat lelap hingga beberapa jam.
"" Arghhh sialan mengganggu saja" Agha kesal karena istirahatnya terganggu. Ia menyambar ponsel yang berada di nakas tak jauh dari tempat tidurnya.
Mata pria itu nyaris keluar karena terkejut dengan apa yang dilihat di layar ponselnya.
"Bella?" nama seorang wanita yang menghubunginya berkali kali dan membuatnya sangat terkejut.
"Shit, belum menyerah dia mengganggu hidupku" Agha merasa gundah karena wanita yang membuatnya pulang ke Jakarta itu kini kembali muncul.
"Aku tunggu di cafe Rose dekat rumahmu honey" sebuah pesan masuk dibaca Agha. Pria itu menelan saliva. Misi pelarian dirinya tak berhasil. Lokasi keberadaannya terdeteksi.
"Aku masih menunggu sayang, cepatlah datang, atau kau mau aku yang mengunjungi mu?" sebuah pesan bernada ancaman kembali masuk ke ponsel Agha.
"Dasar sialan, kau berani mengusikku" Agha geram. Ia memutuskan untuk menyambut tantangan dari Bella.
Tanpa pikir panjang pria itu berdiri dari kasur dengan terseok seok menyeret kakinya. Ia berganti baju seadanya dan bergegas keluar kamar untuk menemui wanita yang tergila gila kepadanya itu.
"Mau kemana mas Agha, dokter Vero tidak memberikan izin untuk anda keluar rumah. Kaki anda belum pulih" Alana mencegat kepergian Agha di depan pintu.
"Jangan bawel anak kecil, gue ada urusan" Agha sedikit mendorong tubuh Alana yang berdiri di tengah pintu untuk menghalanginya.
Alana limbung, tubuhnya tersandar kearah dinding. Agha menyadari hal itu. Ia berhenti sebentar dan kembali melangkah setelah memastikan bahwa gadis itu tak terluka.
"Jangan suka ikut campur urusan orang lain" Agha mengingatkan Alana.
"Tapi ini perintah bu dokter" Alana bersikeras menjalankan tugas yang diembannya.
"Tugasmu memastikan rumah ini bersih dan rapi, aku bukan anak kecil yang harus dijaga. Urusan mami itu urusan ku sendiri" Agha berbicara terakhir kali sebelum akhirnya menutup pintu dengan sedikit membantingnya.
Alana hanya bisa menghela nafas kesal menghadapi sikap anak majikannya ini. Selain kasar dan tak mengerti sopan santun ia juga sangat keras kepala dan menyebalkan.
Agha mengendarai mobil milik Ziyo yang terparkir di garasi. Kakinya tak cukup kuat untuk mengendarai motor sport kali ini. Tak lama suara mesin mobil semakin menjauh dan hilang di ujung jalan.
.
.
"Hello my baby" Bella tampak girang melihat kedatangan pria pujaan hatinya. Ia berjalan cepat untuk memeluk pria itu. Namun Agha menanggapi dengan dingin. Ia bahkan mengurai pelukan itu dengan kasar.
"Aku menemukan mu sayang, seperti pesan terakhir yang kau kirim kepadaku waktu itu, kalau takdir mau mempertemukan kita, maka akan terjadi, dan sekarang terjadi" Bella berujar dengan sangat ceria.
Agha mengingat kembali ucapan wanita di hadapannya itu. Ia memang mengirim pesan berpamitan kepada Bella sebelum pulang ke Jakarta. Agha mengucapkan bahwa mereka tak bisa bersatu karena takdir. Agha menghindar secara halus dengan mengucapkan bahwa semua adalah kuasa takdir. Suatu saat nanti jika mereka ditakdirkan bertemu maka artinya mereka berjodoh. Sebuah kalimat manis seorang pejantan kepada betinanya. Namun sekarang Agha terjebak sendiri dengan kalimat itu. Ia tak menyangka bahwa Bella bisa sampai ke Jakarta untuk mencarinya. Kenyamanan Agha kembali terancam.
"Apa yang kau lakukan disini Bella, kau membuang waktu untuk menemui ku" Agha membentak wanita itu.
"Bukankah di sana ada pekerjaan dan kehidupan yang harus kau jalani" Agha mengingatkan posisi wanita itu.
"Kau kehidupan ku baby, aku akan melepaskan segalanya asal bisa memilikimu" gadis bule itu menyeringai. Ia nampak begitu terobsesi dengan Agha.
"Please Bella, jangan rusak kehidupan mu dengan mencari ku seperti ini. Kembalilah ke Jerman. Aku tak menginginkan mu" Agha tegas menolak kehadiran Bella. Ia tak menyukai wanita terlalu agresif itu.
"Oh honey, jangan bercanda dengan ku. Bukankah kita sudah melewatkan malam yang indah bersama. Kau telah menanam benih di rahimku. Aku sedang mengandung anak mu sayang" dengan bahasa bule gadis itu berbisik kepada Agha. Sebuah bisikan yang berhasil membuat Agha tersentak. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Jangan mengatakan hal konyol seperti itu Bella" Agha menyanggah ucapan wanita itu. Selama ini ia memang bermain main dengan banyak tubuh wanita. Namun ia hanya petting. Ia tak pernah melakukan penetrasi kepada wanita manapun. Ia menjaga keperjakaannya.
"Yeah, aku yakin dengan apa yang ku ucapkan, ini buktinya" Bella mengeluarkan sebuah amplop berisi foto USG dan keterangan dokter dalam bahasa Jerman yang menunjukkan bahwa benar saat ini Bella sedang hamil.
"Oh sungguh sial" Agha tau pasti dirinya dijebak namun otaknya buntu. Saat ini ia tak bisa mengelak. Ia akan mengikuti alur permainan Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Anita noer
masak playboy sampe ke tipu....ayo mikir cari jln keluarx
2024-04-05
0