Di pemakaman elit, nada melihat ukiran batu Nissan bernama boy Aliando brahmana.
Nada menangis sekuat kuatnya.
Dia menumpahkan rasa sakitnya melalui tangisnya, dia tertidur telungkup memeluk tanah kuning yang sedikit mengglunduk dan masih basah.
"Ibu nggak sanggup nak... Apa yang harus ibu lakukan agar sakit ini pergi.." dia terus menangis.
Alvino ikut menangis senggugukan menyaksikan nada, dia berjongkok di belakang nada.
"Boy aliando brahmana...
Siapa yang memberi nama itu nak.., maafkan ibu belum sempat memberimu nama.. " nada terus menangis.
"Sekarang ibu benar benar sendirian.. kemana ibu harus pergi nak.." nada semakin nangis sekencang kencangnya.
Setelah hampir satu jam menangis, nada mulai mempunyai tenaga.
Dia menaburkan bunga yang tadi di belinya di pasar di atas glundukkan tanah kuning itu, lalu meletakan sehelai bunga mawar putih, di samping batu Nissan nama itu.
"Sayang ini setangkai mawar putih sebagai simbol doa murni setiap malam dari ibu nak.."
Kemudian ia Kembali meletakan beberapa batang bunga Krisan di samping bunga mawar putih.
"Ini ibu bawa serumpun bunga krisan sebagai simbol kesedihan yang amat dalam dari ibu sayang.."
Lalu ia kembali meletakan beberapa batang bunga lili di samping Nissan sebelah kanan.
"Ini ada bunga lili sayang, sebagai simbol cinta dan kenangan yang abadi."
"Dan ini bunga anggrek sebagai simbol keharuman mu tetap abadi di hati ibu, meski Raga sudah tidak bersama lagi."
Dengan suara parau dan sesekali menyeka air matanya, nada berbicara sendiri diatas kuburan putranya.
"Dan ini satu lagi sayang bunga melati bentuk sempurna keikhlasan dan tulus ibu melepas mu..
Titip salam sama Tuhan ya sayang..."
Dia meletakan beberapa bunga melati diatas gundukkan tanah kuning yang masih basah.
Sekarang nada sudah mulai ikhlas dan tenang melepas kepergian putranya.
Dia meraih tas yang di sandangnya di bahu kanannya, membuka resleting dan mengeluarkan boneka kecil berbentuk capybara, serta meletakkannya di depan Nissan ukiran nama.
"dia akan menjadi temanmu ya sayang.. sebagai simbol friendly dan berani namun tetap baik..
Ibu sayang kamu nak.." nada kembali menangis.
Dia membasuh mukanya dengan sebotol air murni yang sudah di persiapkan nya untuk di bawa ke makam tadi.
Di susul dengan alvino membasuh muka.
Lalu merangkul nada, membawa keluar dari makam elit itu.
*****
*****
*****
Keling..
Keling..
Keling..
Suara pecahan pecahan kaca terdengar sangat keras di dalam ruangan kamar yang mewah dan besar itu. Beruntung seina bayi berumur 2 bulan itu, tadi baru di jemput opa dan Oma rilla, sehingga tidak merusak gendang telinga bayi.
Anggun melemparkan beberapa alat make up nya kearah bingkai bingkai besar yang bergantungan di pilar kamarnya.
Bingkai di mana terlihat foto kebersamaannya dengan sang suami sewaktu di benua eropa.
Di lihatnya foto foto itu, tidak ada senyuman dan tawa bahagia di wajah suaminya itu.
Di tambah sudah hampir 1 bulan alvino tidak ada kabar, tidak pernah masuk kantor , dan tidak pernah pulang hanya untuk melihatnya dan putrinya seina.
Hatinya semakin perih kala mengingat perhatian dan senyum yang tulus dari wajah alvino saat bersama nada, dia sangat terbakar oleh api cemburu.
Dia tersungkur berdiri dengan lutut sebagai pijakan untuk menopang tubuhnya, badannya bersender pada meja nakas, di atas meja itu, ada foto dirinya mencium tangan suaminya, dengan berbalut kebaya putih.
Air mata amarah mengalir deras di pipinya.
"Tidak bisakah kau pandang aku sedikit saja kak Al, aku jauh lebih cantik, berpendidikan dan dari keluarga yang jelas asal usulnya.."
Anggun meraih foto itu dan membuangnya dengan amat keras.
"Kau jahat kak Al.. kau jahat.." tangisnya lagi
"Aku lelah menyembunyikan perasaan baik baik saja di hadapan orang tua kita ..." Gumamnya lagi sendiri di ruangan itu.
"Aku mohon pulang kak, aku mohon...
Aku sangat mencintaimu.." ucapnya sendiri sangat keras.
******
Di mall yang ramai hiruk pikuk, rilla, Venny, Riyan dan Carlos sedang double date membawa cucu kesayangan mereka berjalan jalan. Mereka membawa Dina serta yaitu baby sister seina si baby gempil yang murah tertawa dan sangat menggemaskan.
Semenjak pernikahan dan kehadiran seina, hubungan yang berbesan itu semakin erat, walaupun dulu, mama Venny dan mama rilla sempat bersaing keras untuk mendapatkan hati riyan. Namun rilla lah pemenang yang mampu meluluhkan hati riyan.
Dan Carlos adalah sahabat karib Riyan, mereka sama sama merintis usaha mereka, hingga sama sama makmur dan jaya seperti sekarang ini.
"Tidak nyangka .. sekarang kita berbesan ya jeng.. dan Uda punya cucu..
padahal dulu kita sering berantam Demi mendapatkan hati mas Riyan." Ucap Venny tersenyum lebar dan pipi merona merah sangat terlihat di wajah mama Venny.
"Iya jeng.. eh tapi kok wajah jeng Venny seperti memerah kala menyebut dan mengingat suami saya ya...
Apa jeng Venny masih menyimpan perasaan terhadap suami saya.." tanya mama rilla dengan memandang lekat mama Venny.
"Apaan sih jeng,,, yang lalu biarlah berlalu, sekarang kita sudah mempunyai kehidupan kita masing masing, jadi nggak usah di masalahin lagi lah..." Ucap mama Venny santai.
"Oh nggak bisa gitu, kamu masih cinta sama suami saya?! " Tanya mama rilla kesal dan akan memulai menjambak rambut mama Venny.
Mama Venny tidak mau kalah, dia menyerang balik rilla dan akhirnya mereka saling Jambak jambakan, rambut mereka yang telah di blow rapi di salon elit, kini berantakan seperti orang gila yang ada di pinggir pinggir jalan. Make up mereka juga sudah compang camping.
Saat menyaksikan perkelahian di antara istri istri mereka.
Riyan dan Carlos tidak mau ambil pusing untuk memisahkan atau menengahi mereka berdua.
Itu adalah hal yang sangat sering dilakukan kedua wanita paruh baya itu, kala membahas Riyan suami rilla, ujung ujungnya berantam, Saling Jambak Jambakan.
Hilang semua kewibawaan dan martabat mereka berdua sebagai istri pengusaha terkenal.
Riyan, Carlos serta baby sister dan seina malah pergi meninggalkan kedua perempuan itu, mereka berantam, berantakan.
Hingga seorang keamanan datang melerai mereka. Tersentak mereka tersadar dan malu sendiri.
Mereka berdua langsung bergegas ke toilet untuk memperbaiki penampilan mereka masing masing.
****
Mereka makan malam di salah satu restoran di mall itu.
"Gimana berantem nya, masih nggak punya malu, brantem kayak tadi lagi.." ucap Carlos sembari memandang kedua perempuan itu saling bergantian.
"Papa sih, kenapa tidak dipisahkan, mama jadi malukan..." Ucap Venny manja.
"Lihat itu rambut kalian, sudah kayak orang yang nggak waras.." kata Riyan sembari memperlihatkan ponselnya, melihat kelakuan istrinya yang dimuat media.
"Sungguh sangat memalukan." Ucapnya lagi.
"Papa sih bukan memisahkan, malah meninggalkan kami.." kata mama rilla lantang tidak mau disalahkan.
"Sudahlah, saya tidak mau kejadian ini terulang lagi, dimana harga diri kalian sebagai Omanya seina yang berwibawa.." ucap Carlos kesel
Mereka berdua terdiam.
Dengan bibir mengerucut.
"Hem ngomong ngomong gimana kabar anak kita ya... Mereka pasti sedang buat adek untuk seina.." ucap rilla tersenyum dan mengalihkan pembicaraan.
"Apaan sihh jeng, buat adek baru... Seina masih kecil tau.." jawab Venny mengerucutkan bibirnya.
"Sudah ...! Sudah pada selesai makan kan??
Sekarang mari kita pulang..! " Ucap papa Riyan tegas, dia tak ingin perkelahian antara besannya itu terulang kembali.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Lia Regar
sama sama kak ..ikutin terus ya kak..hehehe 😇😘😁🙏
2024-03-15
0
Teteh Lia
semangat berkarya Kaka 💪
salam dari "Story of My life"
2024-03-11
2