Anggun mencari tau tempat kost nada, dan langsung menemuinya.
Satu tamparan kembali mendarat, di pipi kanan nada saat hendak masuk kekamar kostnya. Anggun menarik nada dengan keras.
"Siapa kamu yang ingin merusak rumah tanggaku, anak yang di perutmu.. !!" anggun mendorong nada sangat keras, hingga nada tercampak, jatuh dan terbentur dinding.
"Ampun Kak anggun..." Ucap nada meringis kesakitan dan mencoba berdiri.
Bukannya menolong, anggun kembali mendorong nada dengan amat sangat keras.
Amarahnya meluncak tinggi, bagaikan lahar api yang muntah pada gunung berapi, begitulah hati anggun saat ini.
Dia teringat, hampir setahun bersama alvino, laki laki itu tak pernah menyentuhnya dan selalu bersikap dingin padanya, lalu dengan perempuan murahan ini, kenapa dia bisa hamil ? Dan senyum alvino merekah lebar saat mengetahuinya.
Ahhhhgh
Jerit nada.
"tolong aku kak...ini sakit.." ucap nada parau.
"Diam kamu! Pelakor menjijikan! "
Plak
Plak
Anggun menampar pipi kanan dan kirinya.
Amarahnya sangat meluap luap.
Hingga darah mengalir keluar dari bawah tempat duduk nada.
Saat melihat air berwarna merah kental mengalir, anggun terdiam dan mulai tersadar dari emosinya yang meluap luap.
"Darah... Apa yang sudah kulakukan, "
Anggun melangkah mundur, lalu pergi dari sana.
"Tolong...
Tolong ..." Teriak nada dari sisa tenaganya
"Tolong..." Lagi ucapnya. Nada mulai kehilangan kesadarannya.
Saat berjalan hendak masuk kekamar sebelah, yang berdampingan dengan kamar kost nada, Mila mendapati nada meringis kesakitan.
Mila berteriak sekuat kuatnya meminta tolong.
Bu Jumi ibu kost mereka yang tinggal di depan kamar mereka, mendengarnya dan langsung memanggil anak sulungnya, untuk membawa nada ke klinik terdekat.
Sambil meringis kesakitan nada dibawa ke puskesmas.
Namun puskesmas meminta agar segera di rujuk kerumah sakit, agar mendapat penanganan yang efektif, karna terjadi pendarahan namun belum ada pecah ketuban, atau tanda tanda akan melahirkan.
Ambulance segera membawa nada,
Hanya buk Jumi yang mendampingi nada kerumah sakit.
Sampai di rumah sakit, nada langsung di tangani dokter, dan di buat surat pernyataan yang harus di tandatangani wali.
Buk Jumi kebingungan, namun karena melihat keadaan nada yang kritis, dia pun menandatangani serta menyetujui persetujuan dan ketentuan, apabila terjadi sesuatu yang merugikan pasien tidak menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Dokter pun mulai ambil langkah, memasukan nada ke ruang operasi.
**""""
Di lsisi lain.
Dengan sembunyi sembunyi anggun Masi mengikuti langkah kemana mereka membawa nada.
Ternyata, nada dibawa kerumah sakit milik papa Riyan.
Anggun ketakutan dia bingung harus berbuat apa.
Tanpa berfikir panjang dia menghubungi mamanya, mama rilla.
Dia mengatakan sedang dirumah sakit papanya itu, mama rilla terkejut mendengar cerita putri kesayangannya itu.
Dengan langkah cepat mama rilla pergi kerumah sakit tempat nada dirawat.
Di dalam sebuah ruangan khusus untuk keluarga Rahardian di rumah sakit Columbia, yaitu rumah sakit terbesar, dan ter-elit di kota itu.
Mama rilla mengajak putrinya untuk berbicara empat mata di sana.
"Apa yang telah terjadi sayang" kata rilla pada putrinya.
Sambil menggenggam tangan mamanya dan menangis, anggun menceritakan, apa yang di katakan Siska, orang yang di pilihnya untuk menjadi mata mata di kantor Alvino.
Lalu dia tidak terima akan kehadiran nada serta anak yang di dalam kandungannya.
Dia juga menceritakan bahwa dialah yang menampar berulang kali, serta mendorong nada berulang kali hingga pendarahan, dan harus di rawat di rumah sakit ini, untuk di tangani, karena sudah sangat kritis.
"Lalu apa yang harus ku lakukan ma..
Aku tidak ingin melihat ada anak itu yang akan menyatukan alvino dan nada ma..
aku.." anggun menangis dan dengan terbata bata dia meluapkan isi hatinya pada mamanya.
"Hatiku sakit saat alvino sangat bahagia, ketika saat bercerita tentang nada dan anak yang di kandung nada.. alvino tidak pernah sedetik pun melihat aku dan Siena..
Gadis miskin itu, sudah merebut alvino dari aku dan siena ma... " Anggun menangis hingga senggugukan.
Mama rilla memeluk putrinya lalu mengelus pundak putrinya.
"Sabar sayang..biar mama yang urus itu, semua..nada dan anaknya itu harus segera di lenyapkan.." ucap mama rilla sinis
Anggun melepas pelukan mamanya itu.
"Apa yang akan mama lakukan padanya ??"
Tanya anggun serius.
"Kamu hanya lakuin apa yang mama suruh, lalu diam.. ini hanya menjadi rahasia kita berdua.." ucap mama rilla serius, dan dibalas anggukan kepala oleh anggun, setuju.
Mereka keluar dari ruangan keluarga tersebut. Dan melihat dari kejauhan perkembangan nada dan anaknya.
Karena Meraka adalah pemilik rumah sakit, mereka berdua sangat di segani di sana, dan itu menjadi senjata mama rilla dan anggun untuk berbuat semena mena di sana.
*****
Operasi nada selesai dengan lancar.
Bayi laki laki telah lahir.
Jika kelahiran seina anak anggun bersama Denis, temannya minum minum di dunia malam, sangat di nanti nantikan, bahkan di tunggu oleh beramai ramai oleh keluarga.
Tidak dengan kelahiran anak nada. Tidak ada satu orang pun yang menjaga nada, ataupun bayinya, itu karena nada tidak memiliki satu orang pun keluarga.
Selama ini dia hidup sendirian. Buk Jumi pun sudah permisi pulang sebentar, untuk mengambil segala keperluan untuk nada, dan anaknya, juga keperluan buk Jumi selama nginap dirumah sakit, untuk berjaga.
Sekarang nada sudah di pindahkan keruangan bangsal, di mana ada delapan orang di rawat di dalam ruangan itu habis hipas.
Di ruangan itu nada mulai tersadar, dia terbaring lemah di atas tempat tidur tunggal.
Pandangannya melihat seisi ruangan, setiap yang di rawat semua di dampingi keluarganya, tidak dengan dirinya.
Air matanya mengalir lagi.
Dia melihat, ada seorang lelaki yang sedang menimang nimang anaknya.
Ada seorang ibu yang sedang menyuapi makan yang sedang di rawat.
Ada juga seorang suami yang membantu istrinya ke toilet.
Namun dia melihat di sekitar tempat tidurnya tidak ada satu orang pun untuk di ajaknya bertukar pikiran.
Dia mulai duduk untuk makan, di bantu oleh orang lain yang berjaga keluarganya di sana.
'ibu.. sepahit inikah hidupku Bu...' batinnya sambil menyeka air matanya yang terus mengalir deras.
'dimana sekarang anakku?? Apa dia baik baik saja' gumamnya lagi dalam hati. Dia tidak tau mau bertanya kabar anaknya itu pada siapa. Dia hanya terdiam seperti orang yang berputus asa.
Di ruangan NICU.
bayi laki laki harus dirawat di NICU, karena saat lahir anak itu lemah paru paru di karenakan terbentur, hingga nada pendarahan semalam.
Bayi itu kritis sehingga harus menggunakan banyak alat pada tubuhnya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments