Selama di dapur sambil mencuci piring nada menangis hingga segugukan.
Perih rasa hatinya itu.
Kemana selama ini pria itu?
Kenapa setelah kejadian dipuncak itu dia menghilang.
Dimana tanggung jawabnya.
"Kamu kenapa nad? Apa kamu mulai merasakan sakit di perutmu ?? "Tanya Fuji sahabat sekaligus teman kerjanya di dapur.
Mereka berdiri berdampingan didepan westafel besar untuk mencuci piring.
"Tidak ji.. tadi aku bertemu dengannya.." jawab nada sambil menyeka air matanya dengan bahu kanan.
"Siapa ?? Apa alvino, bapak dari anak yang kamu kandung itu? " Mata Fuji melotot kearah nada.
Nada hanya mengangguk untuk memberi jawaban.
"Lalu ?? Apa yang akan kamu perbuat nad?? "
"Entahlah... Aku senang dan sedih..takut kak al tidak percaya bahwa ini adalah anaknya, dan juga takut akan berurusan dengan dua nyonya yang jahat itu.. mereka pasti akan lebih jahat lagi jika tau ini anak kak Al..
Apa yang harus aku lakukan ji ??
"Kalau aku di posisimu juga bingung,
Haduh pusing lihat takdir hidupmu nad, takdir hidup aku sendiri saja sudah sangat melelahkan, entahlah...
Yang jelas kalau sama sama cinta, saling perjuangin dong...
Iyakan... Masa iya dong...
Udah ya jangan nangis lagi sob.." ucap nada sambil cengingisan menampilkan dua jari viss.
***
"Ma..pa..ini makanannya..."alvino meletakan sebuah bungkusan di atas meja nakas.
" Saya permisi dulu Ada kerjaan kantor yang mendadak.." kata alvino.
Sekarang Anggun dirawat di VIP room, hanya anggun saja di rawat di kamar itu, dengan ruangan yang luas dan lengkap.
Jadi orang tua serta, mertuanya merasa lebih nyaman berlama lama disana. Untuk melihat perkembangan cucu kesayangan mereka.
"Pergilah.. kebetulan anggun dan bayinya juga sedang tidur, jadi biar kami saja yang berjaga, di sini juga ada mertua kamu, jadi lebih ramai.." ucap mama Venny
"Baik ma.. terimakasih ..
Saya permisi " alvino menundukkan kepalanya tanda hormat lalu pergi.
Sepanjang jalan di dalam mobil Sedan mewah, alvino terus memikirkan nada kekasih yang amat dicintainya itu.
" Dia tengah hamil ?? Anak siapa itu, tidak..
Nada tidak boleh menikah dengan lelaki manapun selain aku..
Maafkan aku nada.. pernikahanku dengan anggun hanya di atas kertas.. hatiku, tubuhku untuk mu...
Aku akan segera menikahi mu..tapi..bagaimana anak yang ada di kandungannya itu !!! Haghh " gumamnya sendiri
Tiiiiiinnn
Prak..
Suara mobil sedan menabrak pohon besar,
Alvino meringis kesakitan, emosinya kian membara kala melihat kehamilan nada di restoran tadi siang.
"Sial..." gumamnya lagi
Dia segera keluar dari mobil itu, dan melihat kerumunan orang orang yang menghampirinya.
Dengan meringis, tangan dan dada yang sedikit nyeri dia mencoba menenangkan orang orang yang kian ramai.
" Maaf ini hanya kecelakaan tunggal..saya tidak apa apa.. maaf sudah mengganggu,.. " ucapnya lagi sembari menundukkan kepalanya ke segala arah, tanda sungkan.
"Hati - hati pak.., itu keningnya sedikit berdarah dan memar pak.. di bawa berobat pak.." ucap salah satu ibu yang ada di keramaian.
"Baik Bu.. terimakasih banyak.." kata alvino
Polisi sudah datang.
"Maaf pak apa ini mobil bapak, " ucap polisi itu.
"Iya benar pak,." Jawab alvino sedikit menunduk
"Begini pak.. boleh saya lihat sim bapak.?" Tanya polisi
"Baiklah ini SIM dan STNK kendaraan saya pak.." alvino mengeluarkan surat izin mengendarai miliknya, serta identitas kendaraannya.
"Maaf pak,, boleh saya berbicara sebentar.." ucap Sandro, dia adalah asisten pribadi sekaligus sahabat alvino, dia datang karena di hubungi alvino tadi. "kamu tidak apa apa Al ?" Tanya sandro kembali
"Aku nggak apa apa, cuma mobil agak parah kayaknya" kata alvino sembari menunjuk sebuah mobil sedan yang menabrak pohon besar.
"Baiklah pak.. biar saya yang hadapi,. Bapak bisa bawa mobil yang saya bawa, ini kuncinya parkir didepan mart di sana.." sandro mengarahkan telunjuknya kearah sisi kanan mereka.
"Baiklah.. saya pergi .." alvino mengambil kunci dan pergi.
Segala urusan yang terjadi tadi di serahkannya pada sekretaris pribadinya itu.
Alvino melanjutkan perjalanannya menuju restoran Garuda di mana nada bekerja.
Dia kian penasaran tentang kehamilan nada,
Dia sempat berfikir, apa anak yang di kandungnya adalah anaknya sendiri.
Di depan restoran sederhana itu, alvino menunggu nada pulang bekerja dari dalam mobil, meskipun sangat membosankan, namun dia tak gentar menunggu, demi memastikan anak yang di kandung perempuan yang amat di cintainya.
******
Saat semua karyawan restoran sederhana mulai keluar, hendak pulang, alvino langsung bergerak keluar menghampiri.
Dia melihat sosok perempuan dengan perut buncitnya.
"Nada.. ayok ikut aku, kita harus bicara.." ucap alvino sambil meraih jemari nada lembut.
"Lepasin kak, sudah nggak ada lagi yang mau di bicarain kan..." Kata nada sambil mulai mengalihkan wajah agar tidak melihat wajah alvino, wajah yang tidak ingin di lihatnya, wajah lelaki yang amat di cintainya itu, namun wajah yang juga ingin dilupakannya.
"Kak Al... Apa yang terjadi sama dirimu??
Kak Al berdarah." Gumam Nada lagi saat melihat wajah alvino dan meraih sudut bibir alvino yang berdarah, lalu membersihkannya dengan jemari sambil menangis.
dia sangat tidak mampu menahan diri agar tetap cuek, alhasil gadis itu tetap peduli kala melihat darah dan memar memar pada lengan alvino.
"Baiklah kak... Mari kita bicara di taman didekat lapangan disana.."kata nada lagi, Lalu mereka masuk ke mobil sedan mewah yang terparkir di sekitar situ.
Semua teman teman kerja nada tercengang.
"Siapa lelaki yang menjemput nada itu? Sepertinya bukan orang biasa.." tanya Nindy kepada Fuji.
"Kurang tau sih kak, tadi si nada sempat cerita, katanya dia bertemu dengan bapak anaknya itu, mungkin saja itu kak.." ucap Fuji dengan menaikan kedua bahunya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments