Nada masih di rawat di rumah sakit, alvino sangat sabar menemani dan mengurus nada. Dia terus di ganggu oleh rasa bersalahnya, bahkan untuk sementara, dia menyerahkan segala urusan perusahaan pada sandro sahabatnya. Menelantarkan anggun dan putrinya.
"Nad.. makan ya .. biar cepat sembuh.. biar kita bisa cepat pulang..." Kata alvino sembari mulai menyuapi nada sesendok makanan. Setelah makan alvino membersihkan tubuh nada, dengan mengelap seluruh tubuh nada, namun tidak ada respon pada nada, sorot mata yang kosong, lemah, pucat dan terus mengeluarkan air mata. Itulah yang terjadi saat ini pada nada.
Di balik pintu ruangan VIP itu, anggun menangis dia menyaksikan bagaimana cinta dan tulusnya suaminya itu pada nada.
Bagaimana merawat nada dengan semangat dan lembut. Membacakan cerita cerita lucu, romantis, dan perjodohan yang ada pada aplikasi novel online. Perhatian yang tidak pernah di dapatnya dari suaminya itu.
Dengan hati yang hancur, dan kaki yang gemetar anggun pulang, melangkahkan kakinya yang lemas dan sesekali menyeka air matanya yang terus mengalir.
******
Seminggu sudah nada di rawat di rumah sakit Columbia dengan fasilitas super elit, dan satu jam pun, alvino tidak pernah pergi meninggalkan nada.
Kini nada sudah di bolehkan pulang,
Wajahnya sudah mulai fresh, dan sudah tidak begitu sering menjatuhkan air mata.
"Ayuk kita pulang.. " kata alvino sembari membantu menurunkan kaki nada dan mengenakan sepatu flat di kaki nada.
"Kemana aku harus pulang.." kata nada parau.
"Kerumah kita.. aku sudah membeli sebuah rumah sederhana untuk kita.." kata alvino sangat lembut.
"Untuk apa kakak melakukan itu.. aku tidak butuh lagi semua itu kak.. biar saja aku mati.." nada menyeka tangan alvino yang ingin membantu menurunkan nada dari tempat tidur rawat itu.
"Aku mohon nada, izinkan aku menebus kesalahanku..." Kata alvino serius dan sorot mata yang sayu.
"Apa kalau kakak menebus kesalahan, anakku akan hidup lagi kak ??" Tanya nada
"Tidak .. tapi mari kita mulai lagi dari nol, kita akan punya anak lagi dan hidup bahagia.." kata alvino serius
"Dulu kakak juga pernah bilang itu, tapi apa, aku harus kehilangan anak ku kak.. satu satunya orang yang baru menjadi keluargaku.." nada menangis hingga segugukan.
"Kalian semua jahat.. aku sudah cukup menderita kak.." gumam nada lagi.
"Maafkan aku nad.." kata alvino sembari memeluk lembut nada.
Mereka pulang kerumah sederhana yang baru di beli alvino di pinggir kota itu.
Nada berjalan lemas di tuntun alvino kekamarnya. Kembali dia menangis hingga segugukan, andai anaknya masih hidup, mungkin keluarga kami sudah lengkap.
Alvino menghampiri nada yang mulai menangis lagi.
"Kamu kenapa lagi nad.." alvino menyeka air mata yang mengalir deras di pipi nada dengan lembut.
"Aku hanya teringat sama anak ku kak.. andai dia tidak pergi, pasti aku sangat bahagia kak ..." jawab gadis itu.
****
Dikamar yang super luas, anggun sedang menimang nimang bayi perempuannya.
Dia terus menangis dengan rasa bersalah yang amat dalam.
'Apa mama benar benar membunuh anaknya nada ??' gumamnya di dalam hatinya.
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu membuyarkan pikiran anggun,
"Siapa .." kata anggun sangat lembut, agar putri yang di timangnya tidak terbangun .
"Sayang..." Mama rilla menghampiri anggun dan cucu gemoynya itu.
"Huuu cucu Oma Masi tidur ya.." kata mama rilla lembut sambil mencubit pipi gempil seina dengan Sangat lembut, takut cucunya terbangun.
"Ma... Ada apa ??? Tumben kemari..." Tanya anggun sambil meletakan baby seina ke box ayunan kayu.
"Kemana suami kamu sayang..
Apa dia Masi sering menemui gadis jalang itu! " Tanya mama dengan suara sedikit lantang.
"Entahlah ma.. kata Siska kak alvino sering nginap di kantor.." kata anggun berbohong
"Itu lebih bagus, dari pada menemui wanita jalang itu! Pergilah ke kantornya sayang.. ambil perhatian suamimu itu.. ya mungkin sekarang mungkin dia sedih...dan saat itulah kamu masuk ke hidupnya alvino" Kata mama rilla santai.
"Baik ma.."
'andai mama tau alvino sekarang sudah tinggal bersama gadis jalang itu, mengurusnya dengan sangat sabar dan tulus, hancur hatiku menyaksikannya ma.. ' kata anggun didalam hatinya.
"Oh iya ma... Anggun penasaran apa mama membunuh bayi perempuan jalang itu ..??" Tanya anggun pada mamanya serius.
"Hus jangan pernah lagi membahas itu ya sayang.. itu sudah menjadi rahasia yang harus di kunci rapat rapat lalu di kubur sedalam dalamnya.." mata mama rilla melihat setiap sudut kamar itu, karna tak ingin ada yang mengetahui ucapan mereka barusan. Karna itu akan sangat bahaya baginya.
"Oh.. baiklah ma.." nada mengangguk, dia juga sangat takut kalau ada yang mengetahui aksi yang tidak baik kala itu di rumah sakit yang di pimpin papanya itu.
*****
Pagi sekali, nada sudah bangun, dia belanja lalu memasak serapan di rumah sederhana itu. Wangi masakan menguar hingga kehidung alvino yang sedang tidur diruang tengah.
Alvino menggeliat, menarik tubuh lalu tersenyum.
'apakah nada sudah sembuh total..' pikir alvino dengan senyum semeringah, menarik handuk yang tergantung di kamar mandi dekat dapur, lalu mandi.
Alvino bersiul siul serta menyanyi nyanyi riang, yang tidak tau apa judulnya itu, entahlah hatinya saat ini tengah bahagia.
Nada di dapur yang sedang menyiapkan serapan tersenyum mendengar lagu lagu nggak nyambung alvino. Nada sudah duduk tepat di depan meja makan, dengan hidangan makanan yang di masak sendiri oleh nada. Gadis itu duduk dengan pandangan mata tertuju kearah pintu kamar mandi, di mana alvino sedang siul siul sambil mandi.
Saat keluar dari kamar mandi, alvino menyugar rambutnya yang basah di depan kamar mandi. Dengan bertelanjang dada, serta handuk warna blue ice melingkar di pinggangnya.
Otot ototnya dan bahu kekarnya sangat terlihat jelas Di mata nada.
Wangi sabun dan shampoo yang di gunakan alvino tercium menguar di hidung nada.
Senyum tipis di berikan laki laki itu kepada nada, kala nada kedapatan sedang serius memperhatikan tubuh kekar alvino.
"Kamu sedang menunggu aku.." kata alvino sambil menyandangkan handuk kecil ke bahunya.
"Iya.. cepatlah..
Mari kita serapan bersama" kata nada sembari berdiri pergi, kedepan kompor.
Jiwanya yang memanas membuatnya salah tingkah, kala melihat tubuh kekar lelaki yang amat di cintainya itu.
'huu apa yang sedang kamu pikirkan nada, dia itu sudah menjadi suami orang.' gumam nada di dalam hatinya sembari mengipas ngipas wajahnya dengan lima jarinya sendiri, karena dia merasakan ada getaran getaran aneh yang nggak boleh di lanjutin lagi.
Mereka serapan bersama.
"Kak Al.. apa aku boleh meminta sesuatu padamu .." tanya nada di tengah menyuap nasi goreng dan potongan telur goreng ke mulutnya.
"Boleh.. apa itu ?" Tanya alvino sambil memakan dengan sangat lahap.
"Ternyata masakan kamu sangat enak, besok buatin gini lagi ya.." gumam alvino lagi. Dia sangat bersemangat menyantap hidangan itu.
"Kak.. Ayuk bawa aku kemakam anakku..
Di mana kalian kuburkan bayiku .." tanya nada dengan mata mulai berkaca kaca.
Alvino terdiam,
"Baiklah.. Ayuk kita kesana sehabis serapan ini.." jawab alvino dengan memandang mata nada lekat.
Nada menunduk kala melihat alvino sedang memandangnya dengan sangat serius, dia tak ingin lagi terlihat sedih di hadapan alvino.
"Terimakasih kak.." jawab gadis malang itu.
Alvino mengangguk.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments