bab 8

Pagi membangunkan kedua insan yang sedang dimabuk cinta, dering dering ponsel membuat nada menggeliat dan ingin meraih ponsel milik alvino yang entah sudah berapa kali bunyi. Dia tersadar tubuhnya sudah tak mengenakan sehelai pakaian dan di peluk erat oleh kekasihnya itu.

Ada rasa sedih karna telah melewati malam yang tak seharusnya, namun ada rasa senang. Dia hanya berharap kekasihnya itu akan segera menghalalkannya.

Nada meraih helai demi helai pakaiannya, lalu beranjak kekamar mandi, membasuh diri lalu mulai membangunkan kekasihnya itu dari tidur.

"Kak..ada telepon ini dari anggun..trus mama.. secara bergantian." Ucap gadis itu sambil mengacak acak rambut pendek alvino dengan lembut.

Alvino senyum tipis lalu menarik nada kedalam pelukannya.

"Emmmm imutnya bini aku ini.. gemes deh.." sembari mengeratkan pelukannya.

"Huu.. bini apain sih, belum menikah juga.." mulut manyun dengan manja nada membuat alvino ingin mengecupnya.

"Tapikan Uda pom pom hahhaha..

Eh tapi aku bahagia banget sayang, aku juga nggak tau kenapa bisa ceroboh dan nggak bisa ngendaliin hasrat gitu kalau sama kamu.." alvino berbicara sambil mengelus elus pucuk kepala nada, sambil memandang langit langit ruangan itu.

"Huuu kakak sih, nikahin aku segera ya kak..aku mohon? " Nada bergerak melepaskan pelukan alvino, memandang alvino dalam penuh permohonan, digenggamnya kedua tangan kekar laki-laki itu.

"Aku pasti akan segera menikahi mu sungguh! rasaku dalam dan tulus untukmu nada.. " pria itu melepaskan genggaman tangan nada, menautkan jari jari mereka, menciumi kedua punggung tangan nada, kening, bibir, lalu memeluknya lembut dan hangat.

Dering ponsel kembali mengaget mereka dengan sigap nada meraih ponsel itu, dan terlihat nama disana anggun.

"Kenapa dari tadi kak anggun menelponi kak Al, apa ada yang penting?? Atau kalian memang sudah setuju perjodohan itu kak??" Nada memberi ponsel tersebut pada alvino dengan melas.

"Sayang please jangan bahas orang lain yang nggak penting saat kita bersama,

Aku memang sedang dijodohin, tapi aku nggak pernah menyetujuinya, kita akan segera kawin lari.

Hari ini anggun wisuda S1 itu makanya dia terus menghubungiku, dari awal aku sudah bilang sama dia jangan pernah harapkan kedatanganku ke wisudamu. And than so.." Alvian meraih ponselnya, dan membuangnya keatas kasur, lalu menaikan kedua bahunya acu.

********

Disisi lain.

Di pagi yang cerah dikota.

Hari ini anggun akan dilantik Sebagai sarjana agroteknologi atau sarjana pertanian, S.P.

Kebaya tradisional dengan kain batik dan bagian luarnya mengenakan toga, serta wajah yang dipoles dengan riasan make up yang soft, dan rambut yang digulung rapi membuat menambah kecantikan gadis yang akan di Lantik hari itu.

Anggun masih berkutat dengan ponsel yang ditangannya, entah sudah berapa pesan dan panggilan yang di tujunya pada alvino, namun tidak ada satu pun yang dijawab alvino.

Raut wajahnya mulai melas, marah, dan bahkan Sangkin marahnya dia menjatuhkan air mata serta memporak poranda kamarnya dengan jeritan yang amat keras.

Sontak mama rilla dan papa Riyan yang sudah rapi itu, saling membuang pandangannya kearah kamar putrinya itu.

Mama rilla segera kelantai dua menghampiri putrinya.

"Kenapa sayang.." mama rilla menggenggam lembut kedua bahu anggun, yang sedang duduk didepan meja riasnya.

"Ma.... Kemana alvino? Dia tidak menjawab telepon dan pesanku, padahal aku sangat berharap kedatangannya dihari wisudaku ini ma..!" Ucap gadis itu dengan setetes air mata meluncur dari pipinya.

"Sabar sayang.. mungkin dia sedang mempersiapkan kejutan untukmu, kemarinkan Tante Venny sudah bilangkan.. akan ikut juga datang bersama om carlos, jadi mungkin sekarang mereka sedang siap siap sayang .." ucap mama rilla sambil mengusap air mata anggun lembut dengan tisu, agar makeup yang ada tidak rusak.

"Tapi ma..." Ucap anggun seperti kurang yakin alvino akan hadir

"Ssstttt..., sekarang Ayuk kita siap siap, biar mama hubungi Tante Venny ya..

Mama tunggu dibawa.."

Mama Venny pergi dan mengeluarkan ponselnya dari tas yang pegang ya, ia ingin menghubungi jeng arisannya itu.

Namun tidak ada sambungan, membuat mama rilla sedikit kesal.

Anggun turun dengan raut wajah sedikit kecewa, dia berjalan gontai keluar, dan langsung masuk kemobil yang sudah menunggu didepan teras rumah mereka.

Hiruk pikuk digedung hotel elit tempat anggun akan dilantik sangat ramai. Ada banyak para wisudawan yang sudah siap dan rapi.

Ada yang sedikit tegang, takut, cemas semua bercampur.

Namun tidak dengan anggun, tak pernah pandangannya terlepas kearah pintu masuk tamu, dia berharap alvino akan segera menghampirinya.

Bahkan hingga acara selesai, dia tidak menemukan sosok lelaki idamannya itu hadir.

Senyum tipis hadir di bibirnya saat melihat om carlos dan Tante Venny datang menghampirinya.

Ternyata Tante Venny hadir dan meminta maaf atas ketidak hadirnya alvino anak satu satunya itu disana.

Tante Venny sangat merasa bersalah pada mama rilla dan papa Riyan.

"Sini deh jeng Venny.." mama rilla menarik paksa Venny untuk sedikit menghindar dari keramaian.

"Jeng gimana sih, mana alvino?? Jangan sampai saya batalkan pernikahan anak kita ya..! Jeng Taukan konsekuensinya, suami saya akan menarik semua saham kami yang ada di perusahan suami jeng..! Bangkalan bangkrut deh..!" Ucap mama rilla sinis.

"Sabar ya jeng, saya juga sudah terus hubungin Al, tapi nggak di angkat angkat...

Jangan batalkan pernikahan anak kita ya jeng.." ucap mama Venny, penuh harapan.

"Hemmm mudah mudahan saja anggun tidak membatalkan.." ucap mama rilla pergi dengan marah. Lalu kembali senyum manis saat dihadapan suaminya, anggun dan Carlos.

"Tante Ayuk kita foto dipapan bunga nama anggun.." ajak anggun kepada Venny

"Baik sayang... Sebentar ya, Tante ajak om kamu dulu.."

Mereka mengabadikan foto foto namun tidak ada alvino disana.

"Sebenarnya anggun sedih banget Tante... Al nggak hadir dihari bahagiaku ini.." ucap anggun sedih

"Maafin Alvino ya sayang, mungkin dia memang sibuk..." Jawab Venny sungkan

"Kemana Alvino ya... Katanya dia tunangan kamu kok nggak datang..!" Sambar Ledy, gadis yang menjadi musuh anggun, dan selalu mengincar incar alvino, dia juga sangat menyukai alvino.

"Kasian banget sihhh..! Dasar terlalu naif..rasain lu! " Ledy menyeringai dan pergi

"Aghhhh" jerit anggun kesal.

*******

Terpopuler

Comments

Mama nayfa

Mama nayfa

Saya lagi mampir nih kak tapi sampai sini dulu ya kak nanti saya lanjut lagi.
ceritanya bagus dan bikin penasan.😊

2024-02-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!