Pagi sekali nada sudah bersiap hendak pergi ke kantin elit tempat dia mengais rejeki, langkahnya terhenti dengan kedatangan perempuan paru baya dengan sepatu wedges kream elegant, rok crinkle kream elit dipadu kemeja casual putih berbahan kanvas menambah kemewahan wanita paruh baya itu, dia menggenggam tas hermes coklatnya dengan lentik, rambutnya yang di gerai gelombang membuat wanita itu lebih cantik.
"Apa kamu yang bernama nada! " Ucap mama rilla ketus kepada gadis polos.
Nada menengada melihat dari atas hingga keujung sepatu, lalu mengangguk, dia seperti tau wanita yang ada dihadapannya adalah bukan wanita biasa.
1 tamparan keras dilayangkan kepipi kanan nada. membuat nada tercengang
" Beraninya kamu membuat anak kesayanganku menangis dihari wisudanya!, aku peringatkan sama kamu! Jauhi Alvino!
Dia tidak setara dengan kamu! Gadis murahan yang miskin, yang nggak jelas asal usulnya.!
Aku heran deh,, Hu... Apa baiknya sih kamu dibanding putriku anggun! Dia cantik, berpendidikan, berharta dan martabat dan yang pasti jelas orang tuanya!.
Aku harap setelah pertemuan kita ini, kamu tidak akan pernah lagi ada diantara alvino dan anggun! Mereka akan segera menikah di Los angle! Berhentilah menghayal menjadi istri orang kaya! Kamu sama sekali tidak pantas! " Perempuan paru baya itu pergi perlahan meninggalkan nada. Gadis miskin itu hanya menunduk menangis, hingga pertahanannya runtuh, kakinya rasanya sudah tidak sanggup menahan bobot tubuhnya yang imut.
Dia nangis segugukan didepan teras rumah kostnya, Mama rilla berbicara lembut namun ucapannya sangat menusuk jantung.
Setelah dia mulai merasa sedikit kuat, dia berjalan menuju kantin kampus untuk bekerja.
Dia tidak tau lagi harus kemana menumpahkan kesedihannya. Buk inem adalah satu satunya orang yang di anggap orang tuanya.
"Buk ....apa aku salah mencintai orang kaya, apa cinta memandang harta, martabat, pendidikan dan keluarga ?? Nada memang tidak mempunyai semua itu, tapi nada punya hati yang tulus...
Kalau boleh minta nada juga nggak pernah berhparap dilahirkan kedunia ini tanpa orang tua! " Dia nangis sambil meremas erat ujung bajunya sendiri, rasanya dia sangat ingin memeluk buk inem, namun dia sangat enggan, takut buk inem merasa risih.
Namun Buk inem merasa iba, dia memeluk gadis malang itu, tangannya mengelus elus bahu nada dengan lembut.
"Ibu juga sudah tidak tau harus berkata apa lagi, hubungan kalian begitu rumit nak...
Sabar dan tetap kuat ya sayang.." ucap Buk inem lembut dibalik tubuh imut nada.
Tangis nada pecah, hingga tubuhnya terasa lemas.
"Duduklah dulu, tenangkan pikiranmu..biar ibu beres beres dulu ya ndok..." Senyum tipis terukir diwajah tua buk inem.
Nada duduk dan ingin menenangkan hatinya yang terasa perih.
Belum sembuh rasa perih hati yang dirasa nada, mama Venny datang kekantin kampus elit itu, dengan langkah yang santai namun pasti, dia menghampiri nada yang sedang termenung di dapur kantin.
"Hai nada, masih ingat dengan saya?" Kedua tangan Tante Venny berlipat didepan dada dengan wajah sinis.
Nada sangat ingat dengan pemilik suara itu, dia terlonjak berdiri dengan menundukan kepala sebagai jawaban pertanyaan Venny.
"Oh.. jadi kamu bekerja dikantin kampus suami saya ini! Apa kamu tidak pernah berkaca diri untuk mendekati seorang CEO ?! Berpenampilan bagus saat wisuda anak saya, itu untuk menutupi akal busukmu iya..!! Maaf saya tidak akan pernah diam!
Dari awal saya memang sudah curiga dengan garak gerikmu, ternyata seorang pelayan kantin! Kudengar asal usul orang tuamu juga tidak jelas siapa!.." ucap wanita elegant itu sinis pada nada.
"Maafkan saya Tante..." Hanya itu yang mampu diucapkan nada, sembari menunduk meremas ujung bajunya.
Wanita paruh baya itu , melemparkan beberapa lembar uang ratusan ribu kearah nada, "itu uang untukmu agar segera hengkang dari sini, dan jangan pernah bertemu lagi dengan alvino! Karna dia akan segera menikah dengan anggun, gadis yang jauh lebih baik dari kamu dan lebih jelas asal usulnya.!..
Buk inem..! " Panggil Tante Venny keras.
Buk inem langsung menghadap Venny dengan menunduk, sedari tadi dia sudah sangat mendengar ucapan wanita paruh baya yang elegant itu.
"Jangan pernah pekerjakan perempuan jadi jadian ini disini! Atau kamu tidak boleh lagi membuka kantin disini ! Ini adalah peringatan keras untukmu inem!" Ucap veny tegas dan bergegas pergi dengan langkah terburu buru.
" Buk... Semengerihkan inikah mencintai anak orang kaya Bu? Apa aku bukan manusia juga buk.. " belum kering air mata akibat ibu rilla, kini nada nangis sekencang kencangnya hingga tak bertenaga, dia kembali dihina, di anggap tidak manusia.
Buk inem merangkul nada sangat erat ingin menguatkan gadis itu.
"Maafkan ibuk, karna ibu tidak bisa berbuat apa apa nak.. ibu hanya orang miskin yang tidak berkutik diatas kuasa orang berada"
Tanpa terasa cairan air bening lolos dari kelopak mata buk inem, dia sangat iba dengan gadis malang yang bekerja membantunya selama 5 bulan ini.
Dia memberikan amplo putih kepada nada.
"Pergilah nak dari sini, jangan pernah bermain api dengan orang orang kaya nak, karena kamu pasti kalah.. sungguh ibu tidak sanggup melepasmu, tapi apa dayaku rakyat miskin biasa seperti mu nak... Ibu takut nyawamu terancam sayang..." Tangan ibu inem mengulur dengan amplop putih, lalu mengutipi uang yang di hamburkan Tante Venny tadi.
"Ini juga uangnya bawalah, untuk bekalmu diluar sana, jaga kesehatan kamu ya nak..." Ucap buk inem lirih
Kedua tangan nada terulur menerima amplop putih serta uang yang dipungut tadi.
Nada mengusap air mata yang ada di pipinya kasar.
"Terimakasih buk... Hanya itu yang bisa nada bilang, ibu adalah sosok mama yang kukenal. Sekali lagi terimakasih ya Bu... Nada pamit."
Gadis malang itu pergi meninggalkan kantin dan kampus elit itu dengan langkah yang lamban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Teteh Lia
Datang2 maen tabok aja.
2024-03-04
2