Sebulan berlalu.
Alvino dan anggun sudah resmi menikah, pernikahan mereka di gelar sangat tertutup, itu adalah permintaan alvino. Sekarang mereka bertempat tinggal di Jerman selama kehamilan anggun. Anggun memberikan obat tidur pada minuman alvino sesaat setelah mereka menikah.
Anggun berhasil membuat rekayasa tidur bareng bersama alvino, agar menjadi bukti nantinya, dia sadar bahwa dia tidak pernah di anggap ada oleh alvino. Bahkan dia banyak mengabadikannya kedalam foto. Dia menyimpan gambar gambar mesra bersama suaminya di bawah selimut tanpa sehelai pakaian. Ya, itu nantinya akan di jadikan anggun senjata, kalau kalau alvino curiga akan kehamilannya, bersama lelaki brengsek Denis beberapa bulan lalu.
Mama rilla juga sengaja mengirim sepasang pengantin baru itu kejerman untuk menutupi kehamilan di luar nikah putri kesayangannya itu.
Sebulan sudah mereka menikah, dan tinggal bersama di jerman, namun benih benih cinta tidak ada tumbuh di hati alvino untuk anggun, dia tetap dingin, bahkan sangat membenci anggun.
Di ruangan kamar yang super besar, Alvian duduk di depan meja rias, dengan fikirannya pada gadis lugu, sederhana, dan sangat manis di matanya. ya, dia nada gadis yang pernah tidur bersama dengannya di puncak, dia tersenyum tipis kala membayangkan kejadian itu. Hari harinya tidak pernah terlepas dengan bayang bayangan wajah nada yang sendu dan polos itu.
"Kak Al.. aku ada hadiah buat kakak..ini.."
Anggun memeluk Alvian dari belakang, dengan pandangan kearah kaca rias cantik di hadapan mereka, memberikan sebuah kotak kecil kehadapan alvino.
"Buka dong sayang.." senyum yang merekah di berikan anggun kepada lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.
Dengan wajah melas alvino membuka kotak itu, di sana terlihat sebuah testpeck kehamilan, dengan dua garis merah disana.
"Kita akan segera punya anak sayang.."
Huek.. anggun merasakan mual yang teramat, dia bergegas kekamar mandi dan tanpa di hiraukan suaminya.
Bukannya senang, tapi Wajah kebingungan tersirat di sana, kapan kami melakukannya pikirnya. Dia tidak begitu peduli akan muntah muntah pada istrinya itu ataupun kehamilan istrinya itu.
Huek..
Huek..
Alvino merasakan mual yang sangat teramat menyakiti, dia bergegas berlari kearah westafel yang ada di kamar itu.
Huek.. semua makanan yang di makannya beberapa jam yang lalu ludes terbuang...
"Ada apa denganku ya.." pikirnya.
Belakangan hari ini, hampir setiap hari alvino merasakan morning sicknees.
Mempunyai keinginan yang aneh aneh, layaknya seorang ngidam.
Bahkan seiring berjalannya waktu alvino mengalami sick all day, alhasil membuat anggun dan alvino harus di rawat bersamaan di rumah sakit. Bahkan alvino sangat lemah. Entah lah dia bingung sendiri pada dirinya, dia sempat berfikir bahwasanya anggun benar benar hamil anaknya, karena menurut cerita orang orang, ketika istri hamil suami bisa ikut merasakan ngidam.
Kedua belak pihak orang tuanya pun setuju, bahwa yang di rasakan alvino adalah hal yang bisa saja terjadi, ayah biologis ikut ngidam.
****
Di negara yang berbeda, di kamar yang kecil nan pengap itu, nada baru saja membereskan segala belanjaan pribadinya sebulan kedepan, yang dibelinya di mart terdekat, entahlah belakangan hari ini dia merasakan selera makannya drastis melunjak dia banyak menyetok stok makanan express di sana. Gadis miskin itu berbelanja karna baru saja menerima gaji pertamanya bekerja sebagai Steward atau tukang cuci piring disalah satu restoran sederhana.
3 bulan berlalu.
Nada menjalani hari harinya yang hampa, bangun, makan, bekerja, seperti tidak ada tujuan hidup, hidup dijalani, mati tinggal kubur, toh tidak ada yang peduli, apalagi di rugikan, itu menjadi moto hidupnya sekarang. Hingga disepanjang jalan menuju tempat kerjanya, nada merasakan dunia seperti berputar, namun ia tetap menguatkan diri agar tetap bekerja.
Sampai di restoran dia tumbang dan tak sadarkan diri, semua panik, mereka saling menolong membopong tubuh imut nada, untuk di bawa ke puskesmas terdekat dari restoran itu, Fuji temannya selama bekerja di restoran menjaganya di sana. Karena yang lain kembali bekerja.
Tinggalah Fuji dan nada di ruangan itu.
Nada menggeliat dan mulai membuka matanya perlahan. Dia melihat Fuji sahabatnya duduk di sisi tempat tidur.
"Fuji.. dimana kita ini? Apa yang sudah terjadi.." tanya nada kebingungan.
"Tadi kamu pingsan nada, jadi kami bawa kesini..lihat wajahmu sangat pucat, kamu sakit.." ucap Fuji sungkan.
'kenapa mereka membawaku kesini, berapa nanti biaya perobatannya.' nada membatin
Selang beberapa menit, seorang dokter datang keruangan nada.
"Siapa tadi dek namanya pasien ini.. " dokter perempuan itu bertanya lembut, di tangannya ada sebuah botol berisi gel.
"Nada dok.." ucap Fuji lembut.
"Baiklah...
Nada... Boleh duduk,." Dokter mempersilahkan nada agar duduk dari ranjang pasien itu. Dan Fuji membantunya.
"Kapan kamu terakhir datang bulan nada..?" Tanya dokter dengan lembut.
Serrrr jantung nada bergetar hebat, dia pun sudah lupa kapan terakhir.
"Saya lupa dok.." jawabnya sungkan
"Baiklah sepertinya kamu tidak tau kalau kamu sedang hamil ya...
Mari kita coba USG dulu ya.." dokter menyibak baju nada keatas hingga batas di bawah dadanya. Dan mulai menabur gel di perut yang mulai membuncit nada, serta menggeser geser alat USGnya.
"Kamu sedang hamil 12 Minggu nada, apakah kamu tidak merasakan sesuatu yang aneh,,, seperti ngidam atau menginginkan sesuatu yang aneh secara mendadak?? Atau mual di pagi hari ?? "Tanya dokter itu sembari membersihkan sisa gel yang ada dipermukaan kulit perutnya, serta merapikan segala alat alatnya.
Nada tercengang. Matanya membulat besar kearah dokter.
'apa yang terjadi?? Kenapa aku bisa hamil ??' nada membatin didalam hatinya.
"Kenapa kamu terkejut ??.. apa kehamilan ini di luar nikah?? Atau..." Dokter terdiam sejenak
"T-i-d-a-k dokter,, saya tidak pernah menyangka bahwa saya hamil.."
Bingung mau senang atau sedih, "aku senang bahwa aku akan mempunyai 1 keluarga kandung yang baru didalam hidupku..
Namun aku juga sedih..
Apa aku sanggup membiayai anak ini kelak..apa aku sanggup memberikan yang terbaik untuk anak ini kelak jika dia diolok olok orang karna tidak memiliki ayah.." nada berbicara di dalam hatinya sendiri sambil mengelus elus perutnya yang mulai terlihat besar.
"Hanya nafsu makan saya bertambah drastis dok.. " ucapnya dengan pikiran kosong
"Kamu hamil nad.??? Apa alvino alvino yang sering kamu ceritain itu ayah anak kamu nad... " Ucap Fuji
"Kalian melakukannya.." kembali ucap Fuji melongok melihat nada.
"Apa saya sudah bisa pulang dok.." ucap nada, tanpa menghiraukan Fuji
"Baiklah.. kamu sudah boleh pulang, banyakin istirahat dan tebus obat ini ya di apotik.." dokter mulai menulis diatas kerta.
"Baik dok.. terimakasih banyak ya dok..
Oh iya berapa biayanya dok..??" Tanya nada sambil meraih kertas yang di berikan dokter.
"Gratis, ini puskesmas, hanya saja kamu harus menebus obat ini di apotik..."
"Terimakasih banyak dokter.." nada turun dari pembaringannya, menarik tangan Fuji keluar, dia permisi dengan menundukkan kepalanya kearah dokter itu.
Senyum tipis di berikan dokter itu untuk menjawab sungkan nada.
berbeda dengan nada yang merasa tidak ada rasa yang aneh saat hamil muda, anggun malah merasakan kebalikannya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments