Aku Akan Membantumu Memakainya

"Mama. Mama tidak akan hilang lagi kan?" tanya Kelvin kecil.

"Tidak, sayang," jawab Ananda membelai kepala kecil itu sambil tersenyum. Ananda mulai berpikir dan merasa sangat bersalah pada Kelvin.

"Janji?"

Kelingking kecil dan berisi terulur di depan Ananda, meminta Ananda untuk berjanji agar meyakinkan bocah kecil tersebut.

"Janji, Kelvin tidak percaya sama Mama?"

Ananda membalas kelingking kecil itu dan meyakinkan Kelvin kecil bahwa dia tidak akan menghilang seperti ucapan Kelvin tadi.

"Kelvin percaya," ujar Kelvin riang gembira dan berusaha memegang janji Ananda.

"Pintar," puji Ananda.

"Dongeng nya mau cerita apa?" tanya Ananda meminta Kelvin untuk request.

Ini sudah malam hari, dan Kelvin harus tidur, sebelum tidur anak itu wajib untuk mendengarkan cerita dongeng. Kelvin meletakkan jari telunjuknya pada dagu dan nampak berpikir.

"Kelinci dan kura-kura," ujar Kelvin setelah menentukan pilihannya.

"Oke, Kelvin baring agar Mama membacakan dongeng nya," kata Ananda lalu membantu anak itu mencari posisi nyaman serta menaikkan selimut sampai ke dada Kelvin.

Ananda memulai membaca buku dongeng dan terlihat mata Kelvin mulai sayu, tanda mimpi hampir menjemputnya.

"Selesai."

Ananda mengakhiri ceritanya dan melihat Kelvin sudah tertidur sambil berpegangan pada lengan Ananda, karena Ananda juga ikut berbaring menemani anak itu.

"Maafkan Mama, sayang."

Di kecupnya kening sang anak lalu melepaskan tangannya, dari tangan kecil Kelvin dengan pelan agar anak itu tidak terbangun.

"Aawww...."

Ananda meringis saat melepaskan pakaiannya dan melihat kondisi lengannya yang sudah membiru.

Sekarang ia sedang duduk di depan meja dan cermin kecil milik Kelvin. Seharian ia menahan sakit di tangannya karena Kelvin tidak mau pisah darinya.

Ananda takut anak kecil itu ketakutan jika melihat tangan nya yang terluka.

Ananda tidak menyadari jika ada yang tengah memperhatikannya dari tadi. Mario yang ingin melihat Kelvin yang mungkin sudah tertidur, tidak sengaja bertepatan dengan Ananda berhasil melepas pakaiannya dan mendengar ringisan Ananda.

"Biar aku bantu."

Ananda kaget begitu mendengar suara Mario dan salep di tangan nya telah berpindah tempat.

"Pak, Mario!"

Buru-buru Ananda meraih baju yang di lepaskan tadi, dan menutupi dadanya yang hanya memakai pakaian dalam tanpa mengenakan baju tersebut.

Ananda memang sering memakai baju berlengan dan sesekali lengan pendek, ia tidak pernah memakai celana pendek dan kadang akan memakai rok panjang.

Jadi, dia merasa malu kalau seorang pria melihat nya tanpa memakai baju. 

"Pak, apa yang anda lakukan," kata Ananda berusaha menutupi rasa malunya.

"Aku hanya mau melihat Kelvin, tapi kebetulan kamu sedang melapas baju dan mau mengobati tanganmu," ujar Mario.

"Berikan salepnya, Pak. Saya bisa mengobatinya sendiri."

Ananda meminta kembali obat yang Mario ambil begitu saja dari tangan Ananda.

Lengannya yang telanjang terlihat sangat mulus tanpa tertutupi seperti biasanya, walau di sana juga ada memar yang telah membiru.

Mario tidak percaya jika perbuatannya bisa membuat lengan Ananda seperti itu.

"Aku akan membantumu memakainya."

"Tapi_"

"Anggaplah ini sebagai permintaan maaf karena sudah melukaimu," kata Mario, tidak membiarkan Ananda berbicara.

"Ayo, sibak sedikit bajumu itu dari lenganmu."

Ananda menurut dan hanya menutupi dadanya saja agar tidak terlihat oleh Mario.

Mario mulai mengoleskan salep melingkari lengan Ananda kanan dan kiri.

"Sudah," kata Mario setelah pekerjaan selesai.

"Pak, bisa anda berbalik dulu. Saya mau memakai baju," pinta Ananda dan mungkin jika Mario sadar saat ini pipinya sudah memanas menahan malu.

"Hmm."

Ananda tidak mengerti hantu baik apa yang merasuki Mario, biasanya pria itu tidak mau berbicara berdua dengannya begini. Ia akan bersuara saat menyuruh Ananda atau bertanya tentang Kelvin.

"Sudah, Pak."

"Hmm, istirahatlah."

Mario membalikan badannya sebelum ingin pergi.

"Iya Pak, Terimakasih. Anda juga pergilah tidur. Saya masih ada urusan sebentar."

Ananda memberikan senyum manis sebagai bentuk terimakasih karena Mario sudah mau membantunya.

"Urusan apa?" tanya Mario penuh selidik. 

'apa harus aku mengatakan padanya urusan pribadi ku, katanya tidak boleh ikut campur' batin Ananda

"Tidak begitu penting, aku hanya mau menghubungi Ibuku dan juga Herman," kata Ananda.

Mendengar itu Mario memicikkan matanya dan memilih untuk duduk di atas kasur Kelvin yang tidak jauh dari Ananda.

'Loh, bukannya mau pergi. Kok malah duduk' batin Ananda lagi memperhatikan gerak Mario.

"Untuk apa kau menghubungi Herman?" tanya Mario dingin.

"Saya hanya ingin menghubunginya, Pak."

Jawaban itu seharusnya bisa Mario mengerti, artinya Mario tidak perlu tahu untuk apa Ananda menelepon Herman. Kalau dia tahu, pun juga bukan urusannya.

"Untuk apa? Mau bilang kalau besok kalian akan pergi jalan?" tanya Mario dengan wajah datarnya.

'Orang ini sebenarnya kenapa, sih?' 

Ananda tidak mengerti apa yang terjadi pada Mario, untuk apa dia mengetahui hal pribadi Ananda.

"Maaf, Pak. Tapi ini adalah urusan pribadi saya. Bapak tidak bisa ikut campur," ujar Ananda.

Mario tidak perlu tahu untuk apa dan bagaimana dia dengan Herman, karena Mario tidak berhak. Itulah perjanjian yang telah Ananda tanda tangani.

"Heh. Siapa bilang? Pokoknya aku tidak mengizinkan kau pergi dengan Herman!"

Ananda memelototi Mario, kenapa dan ada hak apa dia melarang Ananda.

"Oh, rupanya kau sudah lupa jika aku bisa saja mencongkel matamu itu?!"

Ananda tersadar dan langsung mengarahkan pandangannya ke arah lain. Ia jelas takut jika hal itu benar terjadi.

"Hubungi Herman, katakan kau tidak bisa pergi jalan dengannya," perintah Mario tidak ingin di bantah.

"Tapi, Pak. Tidak bisa begitu."

Ananda tidak mau melakukan hal yang Mario katakan, ia juga tidak harus mengikuti ucapan Mario ini karena di luar perjanjian.

"Jangan lupa Ananda, kau bertanda tangan di atas materai. Aku bisa saja menuntut dan melaporkan mu,"ancam Mario sungguh-sungguh.

'Ya Allah..., orang ini sebenarnya kenapa? Padahal tadi dia baru saja baik padaku'

Rasanya Ananda ingin menangis karena mendapat perlakuan seperti ini.

"Pak, saya tidak melanggar isi perjanjian," kata Ananda.

"Dalam perjanjian, kau harus menuruti perintahku, dan aku memerintahkanmu untuk tidak pergi dengan Herman besok!"

Ananda terdiam, perjanjian nya memang seperti itu. Tapi Herman ini harusnya bisa masuk dalam daftar pribadi. Namun kenapa Mario malah mempermasalahkan nya?

"Jangan hanya diam! Cepat hubungi dia dan katakan seperti yang aku perintahkan."

Ananda hanya bisa patuh tanpa berani membantah, ia tidak bisa jika harus menerima tuntutan. Bagaimana jika Salma mengetahui hal tersebut. Ananda tidak berani membayangkan. Terpaksa ia mengambil handphone dan segera menghubungi Herman.

"Mama."

Mereka serempak menoleh ke asal suara, terlihat Kelvin bangun dari tidurnya dengan wajah setengah sadar, kedua tangannya bergerak mengucek mata.

Pembicaraan mereka mungkin sudah mengganggu tidur Kelvin.

"Iya, sayang."

Ananda yang sudah selesai menghubungi Herman juga Salma bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Kelvin.

Mario juga masih ada di sana dan tetap duduk di atas kasur Kelvin.

"Papa?"

Kelvin yang sudah sadar menyadari kehadiran Mario.

"Papa mau bobo sama Kelvin?" tanya anak itu dengan ekspresi senang di wajahnya.

Anak itu bahkan menjauh dari Ananda dan melompat ke atas pangkuan Mario.

"Tidak sayang, Papa Kelvin ti\_"

"Kalau jagoan Papa mau, Papa akan tidur dengan Kelvin."

Ananda menggantung ucapannya begitu kata-kata Mario keluar.

"Yey, Yey, Kelvin bobo sama Papa. Kelvin bobo sama Papa."

Anak itu berjingkrak senang mendengar ucapan Mario.

"Ayo Papa, kita tidur."

Setelah anak itu berjingkrak senang, ia kemudian menarik tangan Mario agar mereka baring bersama. Mario yang memang akan tidur setelah mengecek Kelvin terlihat tidak ragu naik ke atas kasur itu.

Melihat Kelvin akan tidur bersama Mario, Ananda berpikir akan tidur di sofa saja dan beranjak dari atas kasur tersebut.

"Mama mau ke mana?"

Kelvin yang menyadari Ananda hendak meninggalkan nya dengan cepat bertanya pada wanita itu.

"Mama mau pergi tidur di sofa, ya. Kelvin tidurlah bersama Papa Kelvin," kata Ananda sambil tersenyum.

"Tapi, Kelvin mau tidur sama Mama," ujar Kelvin terlihat tidak rela jika Ananda tidak tidur bersamanya.

"Sayang, kalau Kelvin ingin tidur dengan Papa, berarti tidak bisa tidur dengan mama. Begitu juga sebaliknya," jelas Ananda dengan lembut.

Kelvin terlihat mencerna ucapan Ananda dan anak itu nampak terdiam sejenak.

"Papa," panggil Kelvin kemudian.

"Hmm?" Mario yang dari tadi menyaksikan Kelvin menyahut.

"Kelvin mau tidur sama Mama, Kelvin mau tidur sama Papa juga."

Kelvin seakan mengerti jika Mario yang meminta untuk mereka tidur bersama, pasti Ananda tidak bisa menolak.

Ananda sepertinya sudah mengerti apa yang terjadi selanjutnya, tapi dia tidak mau jika harus tidur sekasur dengan Mario, tetapi Ananda juga tidak bisa menolak Kelvin yang bahkan harus izin seperti itu pada Mario.

"Kau dengar, Kelvin ingin kita tidur bersamanya," kata Mario menatap Ananda.

"Mama," lirih Kelvin karena Ananda nampak enggan menyetujui.

"Baiklah."

Terpaksa Ananda setuju karena tidak tega melihat wajah sedih Kelvin.

Akhirnya mereka pun tidur bersama, dengan posisi Kelvin yang berada di antara kedua orang dewasa itu.

Terpopuler

Comments

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

🌹hadir untuk Kelvin

2024-05-07

0

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

lah bisanya mengancam

2024-05-07

0

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

mulai mulai deh bpk mario

2024-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Lebih Baik Aku Mati!
2 Menikahi Seorang Perawat
3 Kontrak 5 Tahun
4 Perjanjian
5 Ceraikan
6 Menjauhkan Mario dari Monika
7 Pulang
8 Sekamar
9 Mama?
10 Ananda Keluar
11 Ketergantungan
12 Sangat Penasaran Dengan Ananda
13 Papa Akan Pergi Jemput Mama
14 Bibi Jahat
15 Siapa Lelaki Itu?!
16 Melanjutkan Kontrak
17 Aku Akan Membantumu Memakainya
18 Kelvin Masih Membutuhkan Ananda
19 Rahasia
20 Pesanan
21 Kebun Binatang
22 Mario Berubah
23 Ulang Tahun
24 Ulang Tahun 2
25 Ulang Tahun 3
26 Cemburu?
27 Permen
28 Sudah Terbiasa
29 Disalahkan
30 Ananda Takut
31 Terlalu Manis
32 Mendengar Kebenaran
33 Bisakah Kita Bertemu
34 Berbohong
35 Mengutarakan Perasaan
36 Aku Tidak Bisa
37 Selingkuh
38 Minta di Kasih Adik
39 Lembut Tapi Mematikan
40 Membayar
41 Ananda Pasrah
42 Jemput Ananda
43 Menenangkan Diri
44 Kita Pulang
45 Tidak Suka Sisa Orang
46 Menghabisi Ananda
47 Tolong
48 Keluar Dari Sini
49 Pesan Misterius
50 Andre (pria misterius)
51 Bunuh Dia Sekarang
52 Jangan Biarkan dia Mati dengan Mudah
53 Menikahi Ku
54 Aku Akan Menikahi Mu
55 Ini Semua Salah Ku
56 Ini Bukan Salah Mu
57 Kecelakaan
58 Bunuh Saja
59 Mama mau Mendidik nya Dengan Benar
60 Peluk Aku
61 Malu
62 Mulai Sekarang Kamu Tidur di Sini
63 Pergi Bersama Ku
64 Ayo Kita Menikah
65 Saya Takut
66 Pergi Menemui Ibu
67 Restu
68 Dunia Harus Tahu
69 Siap
70 Salah Paham
71 Sah
72 Maaf
73 Pilih
74 Pergi
75 Selamat
76 Jenguk Adik Bayi
77 Aku Berdarah
78 Pergi Bulan Madu
79 Kamu Mabuk
80 Cium-ciuman
81 Bulan Madu
82 Tenang di Sana (Tamat)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Lebih Baik Aku Mati!
2
Menikahi Seorang Perawat
3
Kontrak 5 Tahun
4
Perjanjian
5
Ceraikan
6
Menjauhkan Mario dari Monika
7
Pulang
8
Sekamar
9
Mama?
10
Ananda Keluar
11
Ketergantungan
12
Sangat Penasaran Dengan Ananda
13
Papa Akan Pergi Jemput Mama
14
Bibi Jahat
15
Siapa Lelaki Itu?!
16
Melanjutkan Kontrak
17
Aku Akan Membantumu Memakainya
18
Kelvin Masih Membutuhkan Ananda
19
Rahasia
20
Pesanan
21
Kebun Binatang
22
Mario Berubah
23
Ulang Tahun
24
Ulang Tahun 2
25
Ulang Tahun 3
26
Cemburu?
27
Permen
28
Sudah Terbiasa
29
Disalahkan
30
Ananda Takut
31
Terlalu Manis
32
Mendengar Kebenaran
33
Bisakah Kita Bertemu
34
Berbohong
35
Mengutarakan Perasaan
36
Aku Tidak Bisa
37
Selingkuh
38
Minta di Kasih Adik
39
Lembut Tapi Mematikan
40
Membayar
41
Ananda Pasrah
42
Jemput Ananda
43
Menenangkan Diri
44
Kita Pulang
45
Tidak Suka Sisa Orang
46
Menghabisi Ananda
47
Tolong
48
Keluar Dari Sini
49
Pesan Misterius
50
Andre (pria misterius)
51
Bunuh Dia Sekarang
52
Jangan Biarkan dia Mati dengan Mudah
53
Menikahi Ku
54
Aku Akan Menikahi Mu
55
Ini Semua Salah Ku
56
Ini Bukan Salah Mu
57
Kecelakaan
58
Bunuh Saja
59
Mama mau Mendidik nya Dengan Benar
60
Peluk Aku
61
Malu
62
Mulai Sekarang Kamu Tidur di Sini
63
Pergi Bersama Ku
64
Ayo Kita Menikah
65
Saya Takut
66
Pergi Menemui Ibu
67
Restu
68
Dunia Harus Tahu
69
Siap
70
Salah Paham
71
Sah
72
Maaf
73
Pilih
74
Pergi
75
Selamat
76
Jenguk Adik Bayi
77
Aku Berdarah
78
Pergi Bulan Madu
79
Kamu Mabuk
80
Cium-ciuman
81
Bulan Madu
82
Tenang di Sana (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!