"Mario itu hanya milikku, jangan pernah mencoba untuk merayunya dengan wajah jelek mu itu," kata ancam penuh ejekan Monika berikan pada Ananda.
Sedangkan Ananda yang mendengar berbagai kata yang keluar dari mulut Monika merasa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
'Siapa sebenarnya orang ini, datang-datang langsung mengatai ku begini,' batin Ananda yang sedikit kaget.
"Maaf, maksudnya apa ya?" tanya Ananda.
Ia tidak mengenal wanita yang menyebut namanya Monika itu.
"Apa kurang jelas? Jangan berpura-pura bodoh di depanku. Kamu sengaja merayu Mama Laily untuk menikahkan mu dengan Mario kan?" ucap Monika penuh tuduhan.
Ananda menghela nafas, rupanya tentang pernikahannya dengan Mario.
"Apakah Anda kekasih, Pak Mario?" tanya Ananda kemudian.
Ia malas meladeni Monika yang berapi-api saat berbicara dengannya, Ananda tidak mau menambah masalah nya dengan meladeni Monika.
"Tentu saja," balas Monika sombong sambil menyilang ke dua tangan nya di depan dada.
"Lalu apa yang Anda inginkan?"
Ananda tidak ingin berlama-lama di luar, ia sudah lama meninggalkan Kelvin. Walau di dalam itu aman, tapi tetap saja, ini adalah pekerjaan nya.
"Ceraikan Mario."
Monika tanpa beban mengatakan hal itu.
Ananda hanya membulatkan mata dan memutarnya kemudian.
'Orang ini kira segampang itu, apa?!'
Jika bisa, hal itulah yang sangat Ananda inginkan. Setidaknya, ia cukup merawat Kelvin saja tanpa terikat dengan pernikahan yang entah harus di sebut apa.
"Nona Monika yang terhormat. Jika Anda adalah kekasih Pak Mario. Tolong minta padanya untuk segera menceraikan saya. Saya juga tidak senang dengan pernikahan ini. Terimakasih."
Setelah berkata, Ananda langsung meninggalkan Monika. Ananda akan sangat berterima kasih padanya jika tiba-tiba Mario mengatakan untuk menceraikan dirinya.
Monika yang melihat Ananda pergi begitu saja merasa kesal dengan tingkah tersebut.
"Heh! Awas saja kau!"
Monika meninggalkan rumah sakit setelah menatap tajam Ananda saat gadis itu memasuki rumah sakit.
Ia tidak terima dengan perbuatan Ananda padanya, dan Monika harus mengadukan ini pada Mario.
Pokoknya Mario harus segera menceraikan Ananda. Monika akui, Ananda memiliki wajah yang cantik. Hal ini semakin membuat rasa khawatir Monika semakin besar jika wanita itu terus berada di dekat Mario.
Jika Della ia berani untuk menyuruh Mario menikahinya, dengan maksud untuk menyakiti wanita itu. Maka tidak dengan sekarang.
Itu karena Della memiliki wajah yang jauh dari kata cantik, tapi berbeda dengan Ananda. Kemarin, saat Ia melihat foto Ananda, Monika langsung merobeknya seakan Ananda lah yang ia sobek, dan setelah melihat wajah Ananda secara langsung, Monika semakin di bakar api cemburu, cemas, dan tidak terima dengan semua ini.
Brak!
Mario kaget saat pintu ruang CEO nya di buka dengan keras hingga mengganggu konsentrasi kerjanya. Namun Mario lebih kaget lagi saat melihat Monika yang datang dengan wajah kurang bersahabat.
"Monika, Apa semua ini?!" tanya Mario.
Walau Monika adalah wanita yang di cintai nya, tetapi Mario tetap tidak suka dengan sikap Monika yang menurutnya sudah kurang ajar.
"Apa? Mario..., kamu membentak ku?" lirih Monika mendengar nada bicara Mario.
Selama mengenal Mario, pria itu tidak pernah bersuara tinggi sedikitpun pada Monika. Monika bahkan selalu di manjakan olehnya.
"Aku tidak bermaksud begitu."
Mario segera berdiri dari duduknya dan menghampiri Monika, Ia terkejut saat wanita itu tiba-tiba meneteskan air mata kerena perkataannya.
"Bohong! Tadi kamu kasar padaku!" teriak Monika meronta tak terima saat Mario mencoba membujuknya.
"Tidak, Monika. Tadi aku kaget dan refleks. Aku tidak bermaksud marah padamu," jelas Mario yang tetap berusaha meraih Monika saat wanita itu menghindarinya.
Monika menangis sedih dan tidak menghindari Mario lagi. Mario segera memeluk wanita itu dan berusaha menenangkan nya.
"Aku takut kalau kamu memarahiku, Mario," kata Monika dalam dekapan Mario.
"Aku tidak memarahimu," ucap Mario.
"Kenapa kamu membuka pintu seperti tadi?" pelan Mario, tapi Monika hanya diam.
Akhirnya Mario mengajak Monika untuk duduk di sofa dalam ruangan itu, mungkin Monika akan berbicara dengan baik jika sudah bisa tenang.
Setelah di rasa tenang, Mario mengulang kembali pertanyaannya.
"Aku habis dari rumah sakit dan bertemu dengan wanita itu," jawab Monika.
"Wanita itu?"
Semula Mario tidak mengerti, namun pikirannya tertuju pada Ananda dan Kelvin yang ada di rumah sakit.
"Maksud mu, Ananda?" tanyanya kemudian.
"Kamu bahkan menyebut namanya dengan sangat baik."
Monika menghempaskan tangan Mario setelah mendengar Mario mengucapkan nama Ananda, Monika tidak suka jika Mario bisa sedekat itu dengan Ananda.
Mario jadi serba salah melihat Monika yang malah terlihat kesal padanya.
"Baiklah-baiklah, aku salah sebut. Maksudnya perawat itu. Begitu?"
Mario mencoba memperbaiki ucapannya agar Monika menghentikan kekesalan yang tidak pada tempatnya.
Monika hanya mengangguk mengiyakan.
"Bagaimana setelah kamu menemuinya, apa dia berbuat tidak baik padamu sampai semarah ini?" tanya Mario.
Mario menatap lekat wajah Monika dengan sisa air mata yang masih tertinggal di sana
Ia bisa saja mencari tahu sendiri apa yang kedua wanita itu lakukan saat bertemu, tapi ia ingin mendengarkan langsung dari Monika.
"Mario, bisakah kamu segera menceraikannya? Aku akan mencarikan perawat lain untuk Kelvin, bahkan lebih baik dari orang itu," pinta Monika.
"Monika, Aku ingin segera serius bersamamu. Sedangkan Mama hanya akan memberikan restu jika 5 tahun setelah pernikahan ini," jelas Mario.
Ia juga tidak mau jika harus menjadi suami Ananda, begitu juga sebaliknya.
"Kamu tidak mencintai ku lagi?"
Monika merasa, Mario hanya menjadikan itu sebuah alasan. Bukankah soal menikah dengan siapa itu adalah hak Mario, mengapa harus menunggu Restu dari Laily.
"Aku melakukan ini, justru karena cinta. Akan lebih baik jika kamu dan Mama bisa akrab saat sudah menikah nanti," kata Mario lagi.
Ia tidak mau Monika terus berpikir bahwa Mario senang dengan pernikahan ini.
"Tapi aku takut, Mario...," lirih Monika kembali berwajah sedih.
"Apa yang kamu takutkan?"
Mario memeluk wanita itu sebentar, dan menatap Monika agar bisa memberikan alasan ketakutan yang Monika khawatirkan.
"Bagaimana kalau nanti kamu melupakanku karena wanita itu? Aku tidak akan sanggup, Mario. Aku bisa mati," kata Monika dan dengan cepat Mario menutup mulut wanita itu.
"Tidak akan, percayalah padaku," ujar Mario.
"Tapi, nanti ka\_"
Sssttt.
Mario kembali menahan ucapan Monika dengan menyuruhnya diam.
"Kamu tidak mempercayai ku lagi, apa kamu lupa seperti apa pernikahan ku sebelumnya dengan Della?" tanya Mario yang menampilkan wajah sedih.
Sedih karena Monika tidak mempercayainya lagi.
"Aku percaya, tapi...."
"Lalu apa yang kamu takutkan?" tanya Mario cepat.
"Baiklah, tapi aku tidak akan membiarkan dia mencoba menggoda mu."
Mario hanya tertawa mendengar ucapan Monika. Ia tidak mungkin melarang karena saat bersama Della juga begitu dan Mario hanya mau membiarkan Monika melakukan apa saja.
Walau Monika sempat kalah dengan siasat Della, dan berakhir menjatuhkan Mario dalam pelukannya yang mengakibatkan tercipta dan lahirnya Kelvin.
Mario sempat marah besar pada Della, tetapi berangsur pudar saat mengetahui jika telah ada benih dalam rahim Della.
~~~~~🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sleepyhead
Yang Mario yg ketar-ketir
2024-09-25
1
Sleepyhead
eitts tp kali ini berbeda Amanda bukan Della yg bisa diatur seenaknya..
2024-09-25
1
Sleepyhead
Lintah berlendir, licin licik
2024-09-25
1