Sangat Penasaran Dengan Ananda

Tok

Tok

Tok

"Permisi, Nyonya, Den Mario. Makan malam sudah siap."

Sulis mengetuk mengetuk pintu kamar Kelvin, ia hendak menyeru pada majikannya untuk makan malam.

"Mario, kamu pergilah makan."

"Lalu Mama?" tanya Mario.

Ia sebenarnya belum ingin makan malam karena melihat Kelvin belum juga membuka matanya, anak itu sangat lelap dalam tidur.

"Mama akan menemani Kelvin dulu, pergilah, pasti yang lain juga tidak akan makan jika kita masih di sini," kata Laily.

Mario ingin mengatakan tidak, tapi ternyata Sakinah muncul di samping Sulis.

"Bi'Su, kamu keluarlah dan siapkan makan malam bila masih ada yang ingin di siapkan," kata Sakinah sambil tersenyum pada Sulis.

Wanita paruh baya itu patuh dan segera keluar, sedang Sakinah berjalan menuju Laily dan Mario.

"Kalian pergilah makan, dan setelahnya beristirahat lah. Biar aku yang menjaga Kelvin malam ini."

"Tidak apa-apa Sakinah, biar aku yang menjaga Kelvin. Kamu juga punya suami yang harus di urus."

Sakinah hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Laily tersebut.

"Abas akan keluar setelah makan malam, katanya ada urusan yang sangat penting dan kemungkinan tidak akan pulang malam ini," tutur Sakinah.

Mario Menautkan alisnya mendengar ucapan Sakinah tersebut.

"Pekerjaan apa yang akan dia lakukan di luar, sampai tidak mau pulang semalaman, Bibi?" tanya Mario.

"Katanya pekerjaan kantor."

Mario hanya bermuka datar mendengar alasan itu, pekerjaan kantor apa yang mengharuskan kerja sampai pagi?

"Ma, ayo kita makan. Biarkan Bibi Sakinah yang menjaga Kelvin."

Mario ingin melihat seperti apa wajah Abas yang ingin bekerja tengah malam itu.

Laily dan Mario sudah duduk di kursi mereka masing-masing, Namun Mario tidak melepaskan tatapan dingin nya pada Abas yang belum menyadari hal itu.

"Mar, tidak makan?" tanya Deri yang sudah menyiapkan sendok berisi nasi dan lauk nya dalam mulut.

Mario yang di tanya oleh Deri mengalihkan tatapan, dan siap menyendok nasi yang ada dalam piring di depan nya untuk di suapkan dalam mulut.

Tapi Mario baru sadar kalau dia belum mengambil makanan untuk piringnya, piring itu masih kosong tanpa isi. Ia sudah biasa di ambilkan makanan oleh Ananda. Sebenarnya Mario ingat, namun karena pikirannya masih tertuju pada Abas membuatnya sedikit tidak konsentrasi.

"Biar Mama yang sendokkan."

Semua keluarga yang ada di sana menyadari kebingungan Mario, karena mereka semua menatap pria itu saat Deri bertanya.

"Pasti karena sudah terbiasa di sendokkin sama Suster Ananda."

Cerry memberikan tatapan bulat pada Kakaknya itu, namun Deri hanya abai akan hal tersebut.

Tidak ada yang bersuara dan menanggapi perkataan Deri, sampai Laily kembali duduk di kursinya setelah memberikan anaknya itu makan.

"Bibi Laily, saat pulang tadi aku berpapasan dengan Suster Ananda. Dia juga nampak membawa barang-barangnya."

Deri berkata sembari melirik Mario, pria itu tidak bergeming sama sekali. Malah terkesan cuek dan mulai menyendok makanannya.

Abas yang mendengar ucapan Deri nampak kaget mendengarnya.

"Deri, apa kamu mau bilang jika Suster Ananda itu sudah keluar dari rumah ini?" tanya Abas membuat semua mata tertuju pada nya.

Terutama Mario yang memberikan nya tatapan dingin kembali, Abas merasa ragu untuk kembali bertanya saat menyadari mata Mario padanya sangatlah tajam.

"Maksudku, papa cuma penasaran," kata Abas kembali.

Tapi Deri tidak langsung menjawab nya karena dia juga tidak tahu.

Ananda hanya izin untuk pamit pergi padanya, itu artinya wanita tersebut sudah keluar dari kediaman Okto.

"Aku tidak tahu, Suster Ananda tidak menjawab saat aku menanyainya."

Mario melihat Abas menghela nafas lega begitu mendengar ucapan Deri. Ada apa sebenarnya, kenapa Abas bertingkah seolah merasa bersalah seperti itu.

Hanya Mario yang menyadari sikap Abas tersebut, karena dari tadi ia tidak lepas meneliti perubahan wajah Abas sambil sesekali melirik makanan nya.

"Bibi Laily, bisakah aku tahu alasannya," Deri kembali bertanya pada Laily yang dari tadi tidak menyahut.

Deri memang sudah sangat penasaran, tapi dia tahu harus bertanya dengan hati-hati. Karena mereka ini memiliki perubahan sikap yang tidak menentu, Bisa baik dan bisa galak. Begitulah kira-kira.

"Sudahlah, Deri. Mario sudah mengusir Ananda. Kita tidak perlu membahasnya lagi."

"Di usir!"

Deri ingin menyahut tapi di dahului oleh Abas yang berkata dengan suara seakan tidak percaya.

"Paman, ada apa denganmu? Dari tadi sangat penasaran dengan Ananda."

Abas terlihat gelagapan saat mendapatkan perkataan seperti itu dari Mario. Lelaki baya itu nampak tidak tahu harus menjawab seperti apa pertanyaan tersebut.

"Ti\_tidak, Paman cuma kaget saja. Mengapa dia harus di usir? Ya, hanya seperti itu," ujar Abas kemudian.

Ia bernafas lega setelah berkata demikian, karena tidak ada yang menyahuti nya lagi dan mereka langsung kembali makan.

Tapi Mario tidak percaya jika Abas hanya penasaran saja, karena selama ini Mario melihat Abas tidak ada peduli sama sekali dengan Ananda.

~~~~~~~🤗🤗🤗

Sementara itu, di rumah kecil yang nampak sangat sederhana. Di dalamnya juga tengah terjadi makan malam antara Ibu dan anaknya.

"Anna, kamu bilang akan bekerja selama 5 tahun, Nak. Apa terjadi masalah di tempat mu bekerja?" tanya Salma dengan lembut pada putrinya, Ananda.

"Bu, kita makan dulu. Setelah itu baru Anna akan ceritakan pada Ibu, ya?"

Salma menyetujui dan mereka pun mulai makan sampai Selesai. Setelah kedua wanita itu usai makan, Ananda membersihkan piring kotor yang mereka gunakan, lalu menghampiri Salma setelah pekerjaan singkatnya itu selesai.

"Ayo, Nak. Cepat cerita pada Ibu."

Salma sudah tidak sabar menunggu Ananda bercerita akan pekerjaan nya. Ia yang dari tadi menunggu Ananda di tempat mereka makan hanya bisa duduk dengan tidak tenang.

Mereka memang hanya memiliki satu ruangan yang kosong, di jadikan tempat melakukan apa saja, termasuk makan, cerita, menyambut tamu, atau hal lainnya.

Selama 3 tahun ini, Ananda belum pernah pulang sambil membawa pakaian dan telah malam begini.

Biasa dia akan datang pagi atau siang hari dan juga hanya beberapa saat saja. Makanya Salma beranggapan jika telah terjadi sesuatu dengan pekerjaan Ananda.

Akhirnya Ananda pun bercerita jika dia telah keluar dari tempatnya bekerja, ia juga mengatakan jika kerjanya sudah selesai.

Ananda masih saja tetap berbohong pada Ibunya itu.

"Alhamdulillah. Ibu senang, akhirnya kamu bisa sering berada di rumah," kata Salma setelah Ananda mengakhiri ceritanya.

Ananda terharu dan merasa bersalah mendengar tanggapan Salma, wanita baya dengan pakaian hijab sederhana itu hanya memberikan senyum tulus.

Mungkin Salma merasa kesepian karena harus tinggal sendiri selama Ananda berada di Kediaman Okto.

 "Maaf ya, Bu. Anna akan berusaha untuk tidak terlalu jauh dari Ibu."

"Hush, tidak boleh berkata begitu. Kamu itu perempuan, Ibu harus rela jika nanti kamu menikah, dan suamimu membawamu jauh dari Ibu," kata Salma sambil mengelus rambut putrinya yang gelombang.

'*Anna sudah menikah, Bu. Tapi bagaimana menjelaskan bagian itu pada Ibu*' 

Ananda membatin sembari menikmati elusan dari Salma. Ia tidak tega jika membuat Salma terkejut dan mengakibatkan hal serius pada jantung nya.

'*Tapi itu tidak penting lagi, aku sudah keluar dari rumah itu dan tentu saja pernikahan juga telah berakhir*' 

Ananda sudah yakin untuk tidak membongkar hal tersebut pada Salma, biarlah ini menjadi rahasianya dari Salma, toh juga tidak ada yang bisa di perbuat, dia juga tidak pernah menginginkan pernikahan itu.

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

Apakah Amanda hasil hubungan dr Tn. Abbas dan Ibunda Amanda..?

2024-09-25

1

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

1 iklan

2024-05-03

0

👑Кιкαη Αqυєєη👑

👑Кιкαη Αqυєєη👑

ya harus talak dulu. kemarin nikah beneran kan?

2024-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Lebih Baik Aku Mati!
2 Menikahi Seorang Perawat
3 Kontrak 5 Tahun
4 Perjanjian
5 Ceraikan
6 Menjauhkan Mario dari Monika
7 Pulang
8 Sekamar
9 Mama?
10 Ananda Keluar
11 Ketergantungan
12 Sangat Penasaran Dengan Ananda
13 Papa Akan Pergi Jemput Mama
14 Bibi Jahat
15 Siapa Lelaki Itu?!
16 Melanjutkan Kontrak
17 Aku Akan Membantumu Memakainya
18 Kelvin Masih Membutuhkan Ananda
19 Rahasia
20 Pesanan
21 Kebun Binatang
22 Mario Berubah
23 Ulang Tahun
24 Ulang Tahun 2
25 Ulang Tahun 3
26 Cemburu?
27 Permen
28 Sudah Terbiasa
29 Disalahkan
30 Ananda Takut
31 Terlalu Manis
32 Mendengar Kebenaran
33 Bisakah Kita Bertemu
34 Berbohong
35 Mengutarakan Perasaan
36 Aku Tidak Bisa
37 Selingkuh
38 Minta di Kasih Adik
39 Lembut Tapi Mematikan
40 Membayar
41 Ananda Pasrah
42 Jemput Ananda
43 Menenangkan Diri
44 Kita Pulang
45 Tidak Suka Sisa Orang
46 Menghabisi Ananda
47 Tolong
48 Keluar Dari Sini
49 Pesan Misterius
50 Andre (pria misterius)
51 Bunuh Dia Sekarang
52 Jangan Biarkan dia Mati dengan Mudah
53 Menikahi Ku
54 Aku Akan Menikahi Mu
55 Ini Semua Salah Ku
56 Ini Bukan Salah Mu
57 Kecelakaan
58 Bunuh Saja
59 Mama mau Mendidik nya Dengan Benar
60 Peluk Aku
61 Malu
62 Mulai Sekarang Kamu Tidur di Sini
63 Pergi Bersama Ku
64 Ayo Kita Menikah
65 Saya Takut
66 Pergi Menemui Ibu
67 Restu
68 Dunia Harus Tahu
69 Siap
70 Salah Paham
71 Sah
72 Maaf
73 Pilih
74 Pergi
75 Selamat
76 Jenguk Adik Bayi
77 Aku Berdarah
78 Pergi Bulan Madu
79 Kamu Mabuk
80 Cium-ciuman
81 Bulan Madu
82 Tenang di Sana (Tamat)
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Lebih Baik Aku Mati!
2
Menikahi Seorang Perawat
3
Kontrak 5 Tahun
4
Perjanjian
5
Ceraikan
6
Menjauhkan Mario dari Monika
7
Pulang
8
Sekamar
9
Mama?
10
Ananda Keluar
11
Ketergantungan
12
Sangat Penasaran Dengan Ananda
13
Papa Akan Pergi Jemput Mama
14
Bibi Jahat
15
Siapa Lelaki Itu?!
16
Melanjutkan Kontrak
17
Aku Akan Membantumu Memakainya
18
Kelvin Masih Membutuhkan Ananda
19
Rahasia
20
Pesanan
21
Kebun Binatang
22
Mario Berubah
23
Ulang Tahun
24
Ulang Tahun 2
25
Ulang Tahun 3
26
Cemburu?
27
Permen
28
Sudah Terbiasa
29
Disalahkan
30
Ananda Takut
31
Terlalu Manis
32
Mendengar Kebenaran
33
Bisakah Kita Bertemu
34
Berbohong
35
Mengutarakan Perasaan
36
Aku Tidak Bisa
37
Selingkuh
38
Minta di Kasih Adik
39
Lembut Tapi Mematikan
40
Membayar
41
Ananda Pasrah
42
Jemput Ananda
43
Menenangkan Diri
44
Kita Pulang
45
Tidak Suka Sisa Orang
46
Menghabisi Ananda
47
Tolong
48
Keluar Dari Sini
49
Pesan Misterius
50
Andre (pria misterius)
51
Bunuh Dia Sekarang
52
Jangan Biarkan dia Mati dengan Mudah
53
Menikahi Ku
54
Aku Akan Menikahi Mu
55
Ini Semua Salah Ku
56
Ini Bukan Salah Mu
57
Kecelakaan
58
Bunuh Saja
59
Mama mau Mendidik nya Dengan Benar
60
Peluk Aku
61
Malu
62
Mulai Sekarang Kamu Tidur di Sini
63
Pergi Bersama Ku
64
Ayo Kita Menikah
65
Saya Takut
66
Pergi Menemui Ibu
67
Restu
68
Dunia Harus Tahu
69
Siap
70
Salah Paham
71
Sah
72
Maaf
73
Pilih
74
Pergi
75
Selamat
76
Jenguk Adik Bayi
77
Aku Berdarah
78
Pergi Bulan Madu
79
Kamu Mabuk
80
Cium-ciuman
81
Bulan Madu
82
Tenang di Sana (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!