"Aku serahkan saja semuanya pada Mario," balas Laily kemudian namun nampak tidak semangat.
Hanya satu yang Laily khawatirkan, mungkin saja Mario akan langsung menikahi Monika. Laily tidak mau jika Monika menjadi bagian dari keluarga ini.
Wanita itu penuh tipu muslihat di balik topeng nya, Mario saja yang buta akan semuanya. Laily juga sudah capek memisahkan mereka, Ananda juga sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi dia juga sudah tidak mau memaksa gadis itu karena ia melihat ketakutan di mata Ananda saat mencoba melakukan nya.
Laily juga sudah cukup menahan Ananda, sepertinya tidak perlu sampai 5 tahun karena Kelvin juga sehat dengan cepat.
"Sayang, cepat usir Ananda dari rumah ini," tutur Monika sambil mengelus manja lengan Mario.
"Tentu, Ananda tidak boleh mendekati Kelvin lagi," balas Mario.
Karena Laily sudah menyerahkan semuanya pada Mario, maka Mario tidak segan berkata demikian.
Ananda juga sudah siap jika harus keluar dari rumah itu dan berpisah dengan Kelvin.
****
Sebelum pergi, Ananda menatap lekat rumah yang telah ia singgahi selama 3 tahun itu. Air matanya kembali jatuh, karena memikirkan Kelvin. Mereka bahkan tidak mengizinkannya untuk berpamitan pada anak itu. Ananda hanya ingin memeluknya untuk yang terakhir kali.
Wanita itu mulai berbalik meninggalkan rumah dan ternyata ada mobil masuk dari gerbang.
Ternyata itu adalah Deri yang telah pulang dari kantor. Ia langsung keluar karena melihat Ananda membawa barang bawaan.
"Perawat Ananda, anda mau ke mana?" tanya nya setelah turun dari mobil.
Ananda tersenyum mendapatkan pertanyaan itu, sebelum pria itu turun Ananda sudah menghapus air matanya yang tertinggal. Anak-anak Sakinah memang sangat menghargainya sebagai perawat Kelvin. Hanya saja, jika dengan Ayah mereka, yaitu Abas, Ananda tidak bisa mengatakan bagaimana menilai orang itu.
"Saya mau pulang, Pak Deri. Sekalian saya pamit pada Bapak," jawab Ananda sambil tersenyum.
"Pulang?"
Deri bingung dengan jawaban Ananda
"Iya, mari Pak. Assalamualaikum."
Ananda langsung saja pergi, padahal Deri masih ingin bertanya kenapa. Tapi ya sudahlah.
Ia pun menaiki mobilnya dan pergi memarkirkannya.
"Ananda, apa air untuk ku mandi sudah siap?"
Laily yang mendengar pertanyaan Mario dari kamar Kelvin, menggeleng pelan dan meninggalkan ranjang anak itu.
Karena kamar Mario dan Kelvin terhubung, sehingga Laily hanya membuka pintu yang menghubungkan kedua kamar itu.
Ya, semenjak Kelvin berumur dua tahun, di buatlah kamar yang bersebelahan dengan Kamar Mario bahkan memiliki pintu antara kedua Kamar tersebut.
"Mario, siapa yang kamu panggil tadi?"
"Anan\_"
Mario diam sejenak, Ia lupa kalau baru saja mengusir wanita yang bernama Ananda itu dari rumah mereka, bahkan belum lama ia mengusir nya.
Namun kebiasaan Mario beberapa tahun ini yang suka menyuruh-nyuruh Ananda membuatnya melupakan hal tersebut.
"Rupanya kamu sudah ketergantungan pada Ananda. Lalu kenapa kamu mengusirnya, Mario?"
Laily yang awalnya memang tidak begitu memikirkan apa-apa tentang Ananda. Tapi, karena pembawaan Ananda yang baik dan tidak pernah berbuat kesalahan di mata Laily, membuat penilaian nya tentang Ananda menjadi lebih baik.
Bahkan akhir-akhir ini, Laily berharap semoga Ananda bisa terus menjadi istri Mario, putranya. Agar Monika tidak lagi bersama Mario. Namun jika apa yang Ananda lakukan hari ini benar, Laily juga tidak bisa membela nya.
"Ma, aku cuma lupa saja. Lagi pula Mama juga tau kenapa dia harus di usir."
Walau merasa malu karena ulahnya tadi, Mario tetap mempertahankan sikap tidak sukanya pada Ananda.
Ia tidak mau Laily berpikir macam-macam tentang Mario yang salah menyebut Ananda tadi, padahal jelas-jelas Mario sendiri yang mengusir Ananda.
"Apa susah nya kamu mengakuinya. Apa kamu tidak memikirkan bagaimana nanti jika Kelvin mencari Ananda?" tanya Laily.
"Kelvin tidak akan mencarinya, bahkan tadi Kelvin sangat takut untuk melihat wanita itu," kata Mario, yakin.
Padahal Kelvin bukan takut pada Ananda, melainkan pada Monika yang seakan memaksa anak itu untuk ikut dengan nya.
"Terserah dirimu saja, yang penting Mama sudah mengingatkan," ujar Laily.
"Bibi Laily, Dokternya sudah datang."
Cerry muncul di pintu kamar Mario, karena pintu kamar itu tidak di tutup membuat nya tidak sungkan untuk masuk.
"Cerry, suruh Dokternya langsung ke kamar Kelvin ya. Bibi akan langsung ke sana," balas Laily.
"Iya, Bi."
Cerry segera keluar dari kamar itu dan pergi menemui Dokternya.
"Ma, kenapa ada Dokter dan untuk apa ke kamar Kelvin?" tanya Mario.
Mario mengenakkan kembali baju yang sempat di bukanya tadi karena hendak ingin mandi.
"Kamu terlalu memenuhi keinginan Monika untuk mengusir Ananda. Kamu bahkan masih sempat-sempatnya mengantar wanita itu pulang," ujar Laily tanpa menjawab pertanyaan Mario.
"Ma, aku bertanya tentang Kelvin."
Mario tidak menunggu perkataan Laily lagi, Ia segera pergi menuju pintu yang tadi Laily lewati. Laily hanya mengikuti dari belakang putranya itu.
Ia juga ingin segera pergi ke kamar Kelvin karena Dokter sudah di sana bersama Cerry.
Mereka diam, berdiri menunggu Dokter menggunakan alat untuk memeriksa Kelvin.
"Kenapa dengan anak saya, Dok?" tanya Mario cepat setelah melihat Dokter itu melepas alat di telinga nya dan di kaitkan di leher.
"Demamnya cukup tinggi, Sepertinya Kelvin juga mengalami ketakutan yang sangat besar. Saya akan memberikan obat penurun panas, dan tolong jangan tinggalkan Sampai keadaan nya membaik. Takutnya dia akan ketakutan saat bangun dan tidak ada siapa-siapa," tutur Dokter yang bernama Sintia itu.
Ia adalah Dokter pribadi keluarga Okto, dirinya sudah bekerja pada keluarga itu puluhan tahun saat Okto masih hidup. Lalu sekarang. Menjadi Dokter Kelvin juga.
"Dok, kondisi yang lain tidak terpengaruh kan?" tanya Laily saat mendengar penuturan Sintia tadi.
"Alhamdulillah tidak, Kelvin cuma demam. Tapi tolong jauhkan dulu dari hal-hal yang membuat nya takut."
Dokter berhijab itu tersenyum ramah seakan mengatakan bahwa Kelvin tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Syukurlah. Cerry, antar Dokternya keluar."
Cerry dan Sintia pun keluar beriringan melewati pintu kamar Kelvin.
"Semua ini karena wanita itu."
Mario mengepalkan tangannya mengingat lagi wajah Ananda, jika bukan karena dirinya yang membuat Kelvin ketakutan. Pasti saat ini Kelvin akan tetap seperti biasanya yang ceria dan aktif.
"Sudahlah Mario. Lagipula kamu sudah mengusirnya," kata Laily dengan malas.
Ia tetap yakin jika semua ini pasti ada kaitannya dengan Monika, Kelvin tidak mungkin takut pada Ananda yang selama ini selalu menjaga Kelvin sejak bayi.
"Maksud Mama? Mama tidak mempermasalahkan Ananda yang membuat anakku sakit!"
Mario tidak mengerti dengan jalan pikiran Laily, jelas-jelas Ananda lah yang membuat Kelvin ketakutan.
"Sudah, kita bahas ini nanti. Kamu pergilah Mandi, hari semakin larut. Biar Mama yang menjaga Kelvin."
Mario tidak membalas perkataan Laily, namun ia juga menuruti ucapan wanita itu dengan pergi ke Kamarnya untuk mandi.
Seperti biasa, Mario melepaskan seluruh pakaiannya setelah menutup pintu kamar dan meletakkan baju kotor itu begitu saja di lantai.
Ia mengenakkan handuk dan pergi ke kamar mandi, langkahnya terhenti saat hampir di ambang pintu.
"Dasar, Aku lupa lagi!"
Mario bertolak pinggang dan menggelengkan kepalanya dengan cepat agar tidak mudah lupa. Ia kembali memunguti pakaian yang baru saja Mario biarkan begitu saja, dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi untuk di simpan dalam tempat baju kotor.
Tidak berselang lama Mario keluar dari kamar mandi, ia menuju pintu lain untuk memakai baju. Tidak sampai 2 menit ia keluar lagi sambil menggosok rambutnya menggunakan handuk sembari melangkah menuju cermin.
"Ananda, gantungkan handukku," perintah Mario dengan mata tetap fokus pada cermin di sertai menggantung handuk di tangannya menunggu Ananda mengambil benda tersebut.
Tapi karena tak kunjung ada yang mengambil terpaksa ia berpaling dari cermin besar itu.
"Ah, sial!"
Mario melempar handuk di tangannya dengan asal saat tahu apa yang kembali dia lakukan.
Jika biasanya akan ada yang berlari dari pintu penghubung Kamarnya dengan Kelvin, maka mulai sekarang tidak ada lagi yang bisa ia suruh sesuka hati masalah pribadi seperti hal kecil semacam tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Bilqies
baru terasa kan kamu Mario sepenting apa ananda dalam hidupmu...
2024-06-01
0
Bilqies
kalau begitu jangan usir ananda dong kalau tidak ingin Mario menikahi monika
2024-06-01
0
👑Кιкαη Αqυєєη👑
kalau sudah tiada baru terasa...
2024-04-26
1