"Ada apa Mario?"
Laily bertanya begitu Mario pulang sambil marah-marah.
Wanita itu langsung keluar bersama Sakinah yang mendengar keributan, Cerry juga nampak berlari keluar karena penasaran.
"Ya Tuhan, Kelvin kenapa!"
Laily segera mengambil alih cucunya dari gendongan Mario karena di wajah anak itu masih tersisa dan kelihatan habis menangis.
"Kenapa sayang?"
Laily membawa Kelvin untuk duduk di ikuti Sakinah yang juga mengusap punggung anak kecil itu.
"Oma. Mama Kelvin," kata Kelvin menjawab pertanyaan Laily dengan suara tersendat karena habis menangis.
"Mama Kelvin kenapa?" tanya Laily kembali.
"Ananda yang membuat anakku menangis sampai seperti ini. Pokoknya aku tidak mau wanita itu ada di rumah ini lagi!" marah Mario begitu duduk di sofa di ikuti Monika yang duduk di samping nya. Wanita itu sangat senang karena itu yang ia inginkan dari dulu.
"Nak Mario. Sebaiknya kita bicarakan dengan kapala dingin. Jangan terbawa amarah," tutur sakinah mencoba menasehati dengan bijak.
"Bibi, Wanita itu sangat keterlaluan. Dia yang membuat Kelvin menangis bahkan ketakutan," jelas Mario. Jika saja Ananda di sana, entah kata apa yang akan wanita itu dapatkan.
"Mama tidak percaya dengan mu, Mario. Bisa saja ini hanya lah sebuah permainan orang jahat."
Laily menatap sinis Monika, Wanita baya itu tahu jika semua ini adalah ulah Monika.
"Maksud Mama Laily apa?!" Monika merasa tersinggung dengan kata-kata Laily.
"Harusnya kamu lebih tahu, Monika."
Laily tidak salah menduga, rupanya semua ini memang kelakuan wanita itu.
"Tidak perlu saya jelaskan, kan? Aku hanya kasian pada anakku yang sangat buta ini!"
"Mama Laily, aku itu sungguh mencintai Mario dan Kelvin. Tidak mungkin aku menyakiti mereka," sungut Monika tidak terima dengan semua prasangka Laily.
"Heh. Mencintai? Benarkah Monika, Mario, Kelvin, apa telinga ku tidak salah dengar?"
Laily ingin tertawa terbahak-bahak, jika saja ia tidak mengingat tengah memangku cucunya yang baru habis tenang dari tangis.
"Cukup, Ma! Jangan mengatai Monika lagi. Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri saat Ananda menarik kasar Kelvin!" marah Mario.
Telinga nya sudah panas mendengar setiap ucapan Laily pada Monika, kurang baik apa Monika selama ini?
"Oh, ya. Lalu di mana Ananda?" tanya Laily.
"Itu, kak Ananda," ucap Cerry yang dari tadi berdiri di dekat tangga.
Matanya menangkap kemunculan Ananda.
Mereka semua menatap pintu karena Ananda masih berjalan dari luar.
"Assalamualaikum," salamnya.
Hanya Sakinah dan Cerry yang menjawab salam wanita malang itu.
"Ananda, cepat jelaskan semua ini!" tegas Laily, setelah Ananda berada di sana.
Ia ingin mendengar langsung dari Ananda jika yang Mario katakan tidak lah benar.
"Apalagi yang harus orang itu katakan? Semuanya sudah jelas, Mama Laily."
Monika berujar, ia tidak akan pernah membiarkan Ananda tinggal lebih lama lagi.
"Diam kau, Monika!" bentak Laily pada Monika.
Kelvin sudah tidak ada di sana, ia sudah di berikan pada Cerry untuk di bawa masuk ke dalam, agar tidak mendengar lebih dalam tentang masalah orang dewasa. Sehingga Laily tidak segan-segan mengeluarkan suara kerasnya.
Monika diam saat mendapat bentakan dari Laily, Mario juga tidak membelanya karena memang Laily tengah bertanya pada Ananda.
Walau saat ini emosinya pada wanita sok lugu itu belum hilang, tapi Mario berusaha menahan emosi agar tidak mengeluarkan nya. Karena Mario sangat menghargai Laily, Mamanya.
"Ananda, saya akan bertanya dan kamu harus menjawab dengan jujur," kata Laily dan Ananda hanya diam dalam duduknya, tapi tentu saja siap menjawab pertanyaan Laily tersebut.
"Apa benar kamu menarik paksa Kelvin dari Monika?" tanya Laily.
"Benar, Bu. Saya tadi menarik Kelvin dari Mbak Monika. It_"
"Mama Laily, kurang jelas apalagi semua ini! Ananda harus segera di usir, dia sendiri mengakuinya,"
Potong Monika bahkan saat Ananda ingin menambah pengakuannya, Ananda harus meluruskan semuanya bahwa dirinya tidaklah bersalah.
"Monika! Kau_"
"Ma. Monika benar, bukankah mama mendengar nya sendiri? Aku juga melihatnya dengan mataku, Ma."
Kali ini Mario yang memotong ucapan Laily, wanita itu sampai melotot tidak percaya karena Mario tidak menunggu nya selesai bicara.
Tetapi Laily juga tidak mungkin mengabaikan Fakta, yang bahkan di akui sendiri oleh Ananda.
"Bu Laily, Pak Mario, saya tid_"
"Ananda, kamu itu sudah bersalah. Jangan meminta untuk di ampuni atau berjanji untuk tidak akan mengulangi nya lagi!"
Sekali lagi, Monika mencegah Ananda untuk mengatakan semuanya di depan Laily, Sakinah, dan Mario, tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan terus memotong ucapan Ananda yang keluar.
Ananda selalu tidak bisa menyelesaikan perkataannya dengan benar, memang benar Ia menarik Kelvin dari Monika. Tapi, itu karena Kelvin juga di paksa oleh Monika, yang membuat anak itu menangis dan ketakutan dengan kelakuan kasar Monika pada Kelvin.
Ananda tidak tahu harus menjelaskannya seperti apa lagi, Monika tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.
"Monika, kenapa kamu tidak membiarkan Ananda berbicara? Dari tadi kamu terus saja memotong ucapannya!"
Laily memang tidak mempercayai ucapan wanita itu, ia sangat bingung dengan Mario putranya yang masih terus berhubungan dengan Monika. Apa dia sungguh sudah di butakan oleh Monika?
"Ma, Ananda hanya akan memberikan pembelaan dengan menjelekkan Monika. Aku juga tidak mungkin langsung mempercayai Monika jika itu berhubungan dengan Kelvin."
"Tapi, Ma. Anakku tadi sangat ketakutan, dia sangat takut sampai tidak mau melihat wanita itu," lanjut Mario bahkan sambil menunjuk-nunjuk muka Ananda dengan wajah marah.
Ananda hanya bisa menggeleng dengan semua perkataan Mario, air matanya jatuh tak tertahan dengan semua tuduhan palsu itu.
Ananda menutup mukanya karena malu jika menangis di depan mereka, namun setelahnya Ananda menghapus air matanya dan kembali berhadapan dengan mereka.
"Baiklah, saya akan keluar dari sini."
Mungkin itulah yang terbaik, dari awal Ananda tidak mau menikah dengan Mario dan hanya mau mengurus Kelvin. Tapi karena itu adalah sebuah syarat memaksa Ananda untuk menerimanya.
Ia hanya berharap semoga Kelvin bisa tumbuh dengan baik di luar pengawasannya. Anak itu 97 persen telah normal, namun akhir-akhir ini ia menderita diabetes sehingga Ananda tidak tega jika meninggalkannya.
"Laily, kalau Ananda keluar, bagaimana dengan Kelvin?"
Sakinah menyayangkan semua ini, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak memiliki kuasa seperti Laily dan Mario.
Laily tidak menjawab perkataan Sakinah, ia juga sedang berpikir. Tapi selama ini Mario memang tidak pernah mempermasalahkan apapun tentang Kelvin dan Ananda seperti hari ini. Mario menerima semua saran Laily, tapi kali ini Laily merasa akan sangat egois jika membiarkan Ananda tetap berada di samping Kelvin.
Bagaimana jika Ananda benar-benar berniat kasar pada Kelvin cucunya yang kecil itu. Kelvin adalah cucu Laily satu-satunya dan harus di lindungi dan di jaga dengan baik, maka menjauhkannya dari Ananda adalah yang terbaik.
Terimakasih untuk dukungan teman-teman Semua🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sleepyhead
Morron, Listening Stupider.."Mark my word", I bet U guys regretted after this moment..
And for you my dear Amanda Just Leave from here Amanda, Go get your Dream.
2024-09-25
1
Fitri Nur Hidayati
kok y bisa terpengaruh sama omongan monika yg dibela mario, nenek laily kurang bijaksana.
2024-09-23
1
Bilqies
kamu salah Mario
terlalu naif kamu sampai percaya dengan ucapan Monika
2024-06-01
1