Bimbang

Arjuna melangkah menuju pintu kamar Bella dang menggedor pintu itu hingga Bella yang merasa terusik membuka pintu kamarnya dengan kasar. Bella menatap suaminya dengan tatapan menyala dan matanya membola.

"Apa?!" teriak Bella kesal karena Arjuna menganggunya.

"Kau masih menyukai anak ingusan itu?!" tanya Arjuna mengejek Yudha dengan sebutan anak ingusan.

"Bukan urusanmu!" Bella hendak membanting pintu kamarnya, tapi Arjuna berhasil menahannya.

Bella menatap suaminya, entah kenapa suasana hati gadis itu berbeda. Suhu badannya juga tiba-tiba saja meningkat tapi tidak seperti orang demam. Bella menatap wajah suaminya, lalu pandangannya turun menuju bibir Arjuna pikirannya langsung penasaran dengan rasa bibir itu. Gadis itu memalingkan wajahnya dan mencoba untuk fokus.

Arjuna juga menatap wajah istrinya, tiba-tiba saja semua badannya terasa panas dan dia berkeringat padahal pendingin di kamar Bella sudah menyala. Tapi anehnya, hembusan angin dingin itu malah membuatnya semakin bergairah.

Arjuna langsung melangkah cepat menuju istrinya sembari melepas kacamatanya dan menciumnya. Bella tidak melawannya, gadis itu menikmati setiap sentuhan tangan suaminya yang menjalari tubuh gadis itu. Arjuna mendorong tubuh istrinya hingga dia jatuh ke tempat tidur. Mereka melanjutkan permainan panas yang di pimpin oleh Arjuna entah sampai jam berapa, rasa emosi dari Bella maupun Arjuna berubah menjadi perasaan adrenalin, Bella dan Arjuna saling menatap dengan tatapan kasih sayang yang selama ini mereka sembunyikan.

Keesokan harinya, Bella membuka matanya perlahan. Dia meregangkan otot tubuhnya yang terasa sangat pegal. Gadis itu terkejut saat melihat Arjuna yang tidur di samping dirinya dan lelaki itu telanjang dada! Mata gadis itu membola, dia tersadar bahwa dirinya juga sedang tidak memakai bajunya, dengan cepat Bella menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya. Gadis itu merasa panik dan membangunkan Arjuna.

"Mas! Bangun! Mas Arjuna bangun!" ucap Bella dengan menggoyangkan tubuh suaminya.

Perlahan Arjuna membuka matanya, lelaki itu juga bereaksi yang sama dengan Bella. Arjuna juga terkejut karena sedang telanjang dada dan melihat istrinya yang sedang menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Apa? Kenapa? Kenapa begini? Hah? Apa yang terjadi?" ucap Arjuna kebingungan dengan apa yang terjadi. Lelaki itu mencoba untuk mengingat kejadian semalam tapi tidak berhasil. Yang dia ingin dia sedang merasa cemburu dengan istrinya yang pergi dengan kakak tingkatnya.

"Sana keluar dulu! Aku mau pakai baju Mas!" Bella mengusir suaminya yang tampak linglung itu

"I-iya, tu-tunggu sebentar," sahut Arjuna sembari memeriksa bagian bawahnya sedang menggunakan celana boxernya atau tidak.

Sekiranya aman, lelaki itu bangkit dari tempat tidur Bella dan memungut celana dan juga kemejanya yang berserakan di lantai kamar istrinya. Lelaki itu langsung keluar dari kamar Bella dan pergi menuju kamarnya sendiri.

"Aahhh! Sial! Apa yang terjadi?!" gerutu gadis itu sendiri.

Bella juga mencoba untuk mengingat kejadian semalam, tapi nihil. Dia tidak mengingat apapun. Dia memukul pelan kepalanya agar otaknya bisa bekerja lebih keras lagi mengingat apa yang terjadi, tapi hasilnya tetap saja. Gadis itu lari terbirit-birit menuju kamar mandi karena jak sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi, sedangkan dia ada kelas pljam delapan pagi.

Bella keluar kamar bersamaan dengan suaminya yang juga keluar dari kamarnya. Mereka saling melirik, tapi Bella langsung memalingkan wajahnya dan melangkah cepat keluar rumah. Gadis itu langsung masuk ke dalam mobilnya tapi Arjuna mengetuk pintu jendelanya saat Bella sedang memakai sabuk pengaman. Dia menurunkan kaca jendalanya.

"Ban mobil kamu kempes," ucap Arjuna sembari jemarinya menunjuk ke arah ban mobil Bella yang kempes.

Bella melepas kembali sabuk pengamannya dan keluar dari mobil dan memeriksa ban mobilnya yang sudah kempes.

"Ikut mobil aku saja, ayo kita hampir terlambat!" ajak Arjuna sembari melangkah masuk ke dalam mobil.

Mau tidak mau Bella mengambil tasnya dan masuk ke mobil Arjuna.

Arjuna menginjak dalam pedal gasnya karena waktu yang di miliki mereka tidak banyak lagi. Lelaki itu membutuhkan konsentrasi yang penuh agar selamat sampai di kampus.

"Kamu kelas apa pagi ini?" tanya Arjuna memecahkan keheningan di antara mereka berdua sembari menatap lurus ke depan.

"Akuntansi," sahut Bella dengan suara pelan sekali, bahkan Arjuna tidak bisa mendengarnya.

"Hah? Apa?" tanya Arjuna sekali lagi karena tidak mendengar suara istrinya yang terlalu pelan.

"Kelasmu!"sahut Bella sekali lagi dengan nada agak tinggi.

Bella turun di depan gedung fakultasnya, sedangkan Arjuna masih harus mencari parkiran yang sudah mulai penuh. Bella berlari sekencang mungkin agar cepat sampai di ruang kelas. Napasnya sudah tidak beraturan saat dia masuk ke ruang kelas. Kedua sahabatnya langsung melambaikan tangannya, Bella mengangguk pelan dan langsung duduk di samping Anggi. Tidak lama kemudian, Arjuna yang sudah terlambat sepuluh menit masuk dan mulai membahas pelajaran.

"Kenapa nih pasangan suami istri kompak terlambat?" bisik Anggi kepada Bella.

Gadis itu menyuruh sahabatnya untuk diam dengan jari telunjuk menempel di bibirnya. Anggi yang sudah bisa menebak sahabatnya sudah tidur dengan suaminya itu langsung menahan tawa. Semalam, ibu Bella meminta bantuan Anggi membelikan obat perangsang untuk pasangan muda itu. Mereka berdua meneteskan obat perangsang di minuman ataupun makanan yang sudah di bawa oleh Nita.

"Oke minggu depan kita kuis ya anak-anak," ucap Arjuna sebelum meninggalkan kelas. Lelaki itu merapikan bukunya lalu melangkah keluar.

Mahasiswa yang lain mulai berhamburan keluar dari ruangan, sedangkan Bella dan kedua, sahabatnya masih tinggal di dalam kelas. Gadis itu mulai menceritakan kejadiaan saat dia menonton bioskop dengan Yudha.

"Jadi kau pilih Yudha atau Arjuna, Bella? Tentukan pilihanmu," timpal Gita memotong pembicaraan Bella.

"Entahlah, aku sendiri bingung dengan perasaanku yang sebenarnya," sahut Bella, gadis itu menundukkan kepalanya.

Anggi menepuk pelan punggung gadis itu. "Lebih baik kita ke kantin saja, kita punya waktu kosong dia jam, atau mau tidur di perpustakaan?" tanya Anggi kepada kedua sahabatnya itu.

"Kantin!" ucap Bella dan Gita bersamaan dan membuat ketiga gadis itu tertawa.

***

Arjuna baru saja duduk di ruangannya. Lelaki itu melepas kacamatanya dan memijit keningnya, dia masih berusaha mengingat kejadian semalam. Yang dia ingat hanya sewaktu mereka berantam membahas Yudha lalu semuanya terjadi begitu cepat, dia menghela napas berat lalu memakai kacamatanya kembali. Tiba-tiba ponselnya berdering saat lelaki itu menyalakan laptopnya. Nama Ganesh muncul di layar ponselnya, lelaki itu merasa ragu untuk mengangkatnya hingga telepon itu berakhir.

"Katakan padaku kalau kamu mencintai dia?!" tanya Ganesh sembari tangannya memegang pisau tajam yang di tempelkan di pergelangan tangan kirinya.

"Ganesh, tolong jangan lakukan ini kepadaku!" pinta Arjuna sembari melangkah pelan mendekati wanita itu. "Kamu boleh membenciku, tapi jangan tinggalkan aku seperti ini!" sambung Arjuna. Lelaki itu menampik pisau tajam itu hingga terjatuh. Lelaki itu langsung memeluk wanita yang masih dia cintai itu.

Seorang mahasiswa mengetuk pintu ruangan Arjuna, membuat pria itu tersadar dari lamunan pendeknya. Lelaki itu mengerjapkan matanya. "Ya? Ada apa?"

"Maaf Pak, mau mengumpulkan tugas anak-anak," sahut salah satu mahasiswa itu sembari meletakkan tumpukkan kertas di meja kerja Arjuna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!