Pernikahan antara Bella dan Arjuna diakan secara sederhana sekali. Pernikahan ini bukanlah pernikahan impian bagi seluruh wanita di muka bumi ini, pernikahan dengan dekorasi seadanya dan juga takut yang sangat sedikit sekali. Bella menggunakan kebaya berwarna putih dengan riasan wajah yang natural, tapi membuatnya semakin cantik. Nita masuk ke sebuah kamar, tempat dimana putrinya sedang merias.
"Cantik sekali anak Mama," ucap Nita dengan mata yang berkaca-kaca. Bella juga terharu melihat ibunya yang menangis bahagia. "Sebentar lagi anak Mama sudah sah menjadi istri orang," bisik Nita. Wanita itu mencium kening putri semata wayangnya itu.
Penghulu yang akan menikahkan Arjuna dan Bella sudah datang, saksi dari kedua belah pihak juga sudah siap. Arjuna dan Bella melangkahkan kaki mereka ke sebuah meja dan duduk di hadapan penghulu. Bella melirik Arjuna yang seakan tenang dengan perjodohan ini, sedangkan perasaan Bella sangat gelisah, sebentar lagi dia akan menjadi nyonya Darmendra.
Arjuna menjabat tangan Anton, dengan suara lantang dia mengucapkan janji suci di hadapan para saksi dan para tamu yang datang.
"Sah!" ucap para saksi. Semua langsung bersorak gembira. Mulai saat itu, Arjuna dan Bella sah menjadi pasangan suami istri.
Bella mencium punggung tangan Arjuna dengan canggung. Lelaki itu juga mencium kening Bella yang sekarang menjadi istri sahnya. Mereka saling menatap dan tersenyum manis yang penuh kepalsuan demi kebahagiaan keluarga mereka masing-masing.
"Selamat ya, Arjuna dan Bella. Semoga langgeng," ucap keluarga mereka saat menyalami memberi ucapan selamat.
"Terima kasih," ucap Bella dan Arjuna secara bersamaan.
Didik dan Usi memberikan selamat kepada putra putrinya. Mereka membawa kotak hadiah, Didik memberikan hadiah itu kepada Bella. Gadis itu menerima dengan senang hati sekaligus penasaran apa isi dari kotak yang berukuran kecil itu.
"Papa sama Mama hanya bisa memberikan kado ini, selain doa kami tentunya," ucap Didik.
"Terima kasih banyak Om, eh, Papa" sahut Bella malu-malu.
Bella dan Arjuna juga menerima hadiah dari keluarga besar mereka, setelah mengucapkan janji suci, mereka melanjutkan acara makan siang bersama di rumah orang tua Arjuna. Hari semakin sore, Bella baru sempat membuka ponselnya. Dia mendapatkan banyak pemberitahuan pesan singkat dan beberapa panggilan tidak terjawab dari kedua sahabatnya.
"Bella? Ayo kita harus mengantarkan para tamu undangan," ajak Arjuna.
Bella menghembuskan napas panjangnya. "Tidak bisakah aku tidak ikut? Aku lelah sekali," bisik istri Arjuna sembari menoleh ke kanan dan ke kiri takut seseorang akan mendengar ucapannya.
"Jangan konyol, hari ini kita menjadi pusat perhatian! Apa kata orang jika hanya aku yang mengantar mereka pergi?" sahut Arjuna kesal. "Cepat! Tidak hanya kamu yang lelah, aku juga!" sambung Arjuna.
Bella memasang wajah cemberut. Dia melangkah dengan malas mengimbangi langkah kaki Arjuna yang bergabung dengan kerumunan lagi.
"Senyum!" bisik Arjuna kepada Bella, lelaki itu juga tersenyum terpaksa saat bergabung dengan para tamunya.
"Berisik!" timpal Bella, walaupun kesal Bella juga ikut tersenyum lebar.
Bella menggandeng lengan Arjuna dengan terpaksa agar terlihat seperti pasangan yang berbahagia pada umumnya.
Hari semakin gelap, langit juga sudah berubah warna, Bella dan Arjuna bisa bernapas lega karena para tamu sudah banyak yang pulang. Hanya keluarga inti saja yang masih tinggal di rumah Didik.
Bella masuk ke dalam kamar Arjuna di lantai dua. Gadis itu melihat kamar yang sangat tapi untuk ukuran seorang laki-laki. Banyak rak buku yanng penuh dengan buku-buku seperti jurnal dan filsafat.
"Ah, membosankan sekali," guman Bella saat mengambil salah satu buku tebal dari rak buku di sudut kamar suaminya.
Mata Bella sedang memandang setiap sudut di kamar itu saat dia dikejutkan oleh suara ketukan pintu. Gadis itu melangkah dan membuka pintu, dia melihat wajah ibu mertuanya yang selalu tersenyum kepadanya.
"Mama? Ada yang bisa Bella bantu?" tanya Bella dengan sopan, tidak lupa dia juga tersenyum lebar kepada ibu mertuanya itu.
"Apa kamu sudah membuka hadiah dari kami?" tanya Usi.
Bella menggelengkan kepalanya. Gadis itu sudah kelelahan karena dari jam empat pagi sudah bersiap untuk merias wajahnya, bahkan dia melupakan tentang hadiah pernikahannya dan hanya ingin berbaring. Usi langsung menyuruhnya untuk membuka hadiah kotak kecil dari mertuanya.
"Tidak apa-apa Bella buka tanpa suami Bella?" tanya Bella takut di kira kurang ajar kepada suaminya.
"Tidak apa-apa nak, itu khusus dari kami untuk kamu," sahut Usi.
Mendengar jawaban ibu mertua, Bella langsung membuka kotak kecil itu. Gadis itu kaget setelah membuka kotak yang berisikan sebuah kunci yang seperti sebuah kunci rumah.
"Ma? Apa ini?" tanya Bella memastikan apakah kunci itu kunci rumah atau bahkan mereka salah memasukkan hadiahnya.
Usi tersenyum sembari membelai rambut Bella. "Itu hadiah dari kami, rumah. Di dekat sini kok,, besok pagi saja kalian pindah ke sana ya, malam ini menginaplah di sini," sahut Usi dengan nada bicara yang lembut.
"Terima kasih banyak, Mama," kata Bella sembari memeluk erat ibu mertuanya.
Arjuna masuk saat Bella dan ibunya sedang berpelukan. Setelah melihat kedatangan Arjuna, Usi memilih untuk keluar dan tidak ingin menganggu pengantin baru. Bella melihat sekeliling ruangan, hanya terdapat satu tempat tidur saja.
"Bapak tidur di bawah ya, saya di atas," ucap Bella yakin kalau Arjuna bakal mengalah untuknya.
"Enak saja! Ini kan kamar saya," sahut Arjuna tidak mau kalah.
Bella menatap dengki suaminya yang pelit itu. Gadis itu baru tahu jika seorang Bapak Arjuna dosen akuntansi itu sangat pelit dan tidak mau mengalah dengan seorang gadis.
"Awas!" usir Arjuna saat Bella masih duduk di tepi tempat tidur.
Bella tidak bisa berkata-kata. Dia mengambil selimut untuk alas tidurnya. Tiba-tiba semuanya gelap karena Arjuna mematikan lampu kamarnya. Bella yang ketakutan langsung memukul Arjuna dengan bantal.
"Pak! Nyalakan!" teriak Bella, gadis itu memukuli Arjuna tanpa ampun.
Arjuna berusaha menangkis pukulan dari Bella yang membabi buta. Dia menyalakan lampu tidur di samping tempat tidurnya. Bella bernapas lega saat lampu tidur menyala. Gadis itu sangat takut dengan kegelapan.
"Apa sih?!" tanya Arjuna kesal karena Bella tanpa ampun memukulinya dengan bantal.
"Saya takut gelap!" cetus Bella yang tidak kalah kesalnya dengan Arjuna.
"Saya tidak bisa tidur kalau terang!" sahut Arjuna.
"Ya itu urusan bapak! Saya tidak bisa kalau gelap, atau saya tidur di luar saja biar semua orang tahu kalau kita hanya pura-pura saja?!" ancam Bella dengan wajah cemberut.
Mereka berdua langsung diam saat seseorang mengetuk pintu kamarnya. Arjuna menyuruh Bea untuk membukanya. Bella langsung mengambil selimut yang berada di bawah dan langsung melemparkannya kepada Arjuna. Bella merapikan rambutnya sembari melangkah dan membuka pintu kamarnya.
"Aku dengar ada suara ribut? Apa kalian baik-baik saja?" tanya Didik.
"Ada kecoa tadi Pa, Bella takut. Tapi sudah di usir kok sama Mas Arjuna," sahut Bella berbohong.
"Baiklah kalau begitu selamat beristirahat," ucap Didik.
Lelaki paruh baya itu mengintip ke dalam kamar anaknya dan melihat Arjuna yang sudah bersiap untuk tidur. Bella tersenyum menunggu ayah mertuanya untuk pergi setelah memastikan ayah mertuanya sudah pergi dia langsung menutup pintu dan mengunci pintu kamarnya.
Arjuna kembali melemparkan selimut kepada Bella. "Kasar banget sih!" maki Bella, gadis itu menyiapkan tempat tidurnya dan langsung tertidur karena sudah sangat kelelahan, bahkan dia tidak membalas pesan singkat dari sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Afrion Siallagan
kenapa sih ini bella
2024-01-24
0