Bella melangkah mundur, gadis itu kembali ke dapur dan duduk di salah satu kursi di meja makan. Dia termenung lalu menghembuskan napasnya. Kepala gadis itu menoleh menatap lurus ke ruang tamu walapun tidak kelihatan karena terhalang oleh dinding. Dia menunggu untuk beberapa saat lalu Bella memutuskan untuk kembali lagi.
Sebelum kakinya melangkah, dia menghirup oksigen untuk memenuhi setiap sudut jantungnya. Tidak lupa dia juga tersenyum di depan kedua orang itu.
"Maaf lama, lupa naruh gula dimana tadi," ucap Bella mencari alasan. "Jadi Mbak ..." Bella ragu untuk meneruskan kalimatnya karena belum sempat berkenalan.
"Ganesha, panggil saja Ganesh," timpal Arjuna sembari berdehem setelah menutup mulutnya.
"Oh Mbak Ganesh temannya Mas Arjuna?" tanya Bella yang penasaran siapa wanita yang dengan beraninya berciuman dengan suaminya, bahkan di rumah ini.
"Saya teman sejak sekolah menengah atas," jawab Ganesh sembari tersenyum lebar.
"Oh iya, Mbak Ganesh sudah makan?" tanya Bella karena mereka berdua memiliki stok makanan yang banyak, sayang sekali jika terbuang sia-sia.
Bella tahu wanita itu melirik suaminya sebelum menjawab pertanyaannya. "Sudah, terima kasih banyak Bella," sahut Bella.
"Kalau begitu silakan mengobrol. Maaf ya Mbak, Bella permisi dulu mau ke kamar," pamit Bella dengan sopan.
Bella melangkah meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya, dia tidak bisa berlama-lama di sana, entah kenapa dadanya semakin sesak jika berada di sana. Bella menenggelamkan tubuhnya di atas ranjangnya yang empuk, pikirannya melayang entah kemana. Gadis itu sudah tidak lagi tertarik untuk menonton series komedi yang biasa dia tonton.
Setiap Bella memejamkan mata, bayangan suami dan wanita itu yang sedang berciuman kembali muncul. "Ih! Kenapa sih aku ini?" ucap Bella kesal dengan dirinya sendiri. Gadis itu memutuskan untuk membaca buku tentang ekonomi hingga kantuk datang dan hinggap di dirinya.
***
"Apa perasaanmu kepadaku sudah berubah?" tanya Ganesh kepada Arjuna saat memastikan Bella sudah masuk ke kamarnya.
Arjuna mendekatkan dirinya ke Ganesh. "Kita sudah bersama selama bertahun-tahun Ganesh, tidak mudah bagiku untuk melupakanmu," jawab Arjuna dengan kedua tangannya memegangi bahu wanita itu.
"Lalu kenapa kamu menyetujui perjodohan itu, Arjuna?" tanya Ganesh, matanya kembali meneteskan air mata.
Alasan mengapa Arjuna setuju dengan perjodohan ini adalah karena sangat ayah yang sudah sekarat dan keinginan terakhirnya adalah melihat Arjuna menikah dengan Bella. Itu menjadi keinginan terakhir ayahnya yang sudah sakit kanker ginjal stadium tiga. Arjuna sendiri sudah melihat ayahnya yang sering jatuh sakit, dan setelah menikahi Bella Arjuna melihat senyum sumringah Ayahnya kembali seperti semula. Lelaki itu melakukan perjodohan ini karena ingin melihat Ayahnya sembuh dan kembali ceria seperti dulu kala, tanpa memikirkan perasaannya sendiri.
"Maafkan aku Ganesh, aku menyesali itu sekarang," lirih Arjuna. Kini, Arjuna sendiri bingung dengan keputusan yang telah dia buat.
Ganesh menggelengkan kepalanya. "Tahu kamu masih mencintaiku saja sudah membuatku tenang, Juna," ucap Ganesh, wanita itu memeluk erat mantan kekasihnya yang kini sudah menjadi suami wanita lain.
Mereka mengobrol seperti biasa hingga jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Ganesh berpamitan kepada Arjuna. Wanita itu mencium pipi kanan dan kiri lelaki itu seperti kebiasaan mereka. Arjuna melambaikan tangannya saat Ganesh masuk ke mobilnya. Setelah melihat mobil Ganesh hilang dari pandangannya, Arjuna masuk ke rumah.
Lelaki itu mengetuk pintu kamar Bella, tapi tidak ada jawaban dari gadis itu. Arjuna membuka pintu kamar Bella yang ternyata tidak dia kunci. Lelaki itu melihat Bella yang sudah tertidur dengan buku ekonomi di tangannya. Arjuna mengambil buku itu lalu menyelimuti Bella.
Arjuna kembali ke kamar tamu, dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Lelaki itu menutup matanya dan tenggelam di alam mimpi.
***
Bella membuka matanya saat jam alarm di ponselnya berbunyi dengan sangat kuat sekali. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Dengan malasnya gadis itu beranjak dari tempat tidur dan bersiap untuk ke kampus karena mereka akan melakukan kegiatan naik gunung dan berkumpul di kampus jam delapan pagi.
Bella memeriksa barang bawaannya sekali lagi sebelum gadis itu keluar kamar. Setelah semuanya sudah diperiksa dengan teliti, Bella mengangkat tas gunungnya keluar. Bella melihat Arjuna yang sudah menyiapkan roti bakar untuk sarapan mereka berdua.
"Jadi aku gimana, Mas?" tanya Bella bingung bagaimana dia berangkat ke kampus. "Apa naik tadi online saja?" tanya Bella sekali lagi.
"Terserah kamu," jawab Arjuna singkat.
Bella mengambil roti bakar dan mengolesinya dengan selain cokelat. Bella menghabiskan segelas air hangat sebelum gadis itu meneguk susu yang telah Arjuna siapkan. Setelah selesai sarapan, sekali lagi Arjuna memeriksa keadaan rumah karena akan di tinggal beberapa hari kedepan.
Taxi online Bella datang menjemput gadis itu, lalu Arjuna berangkat di belakang taxi yang membawa istrinya itu. Telat pukul setengah delapan pagi mereka sudah sampai di kampus. Mobil Arjuna masuk ke dalam parkiran mobil yang ada di dalam kampus, sedangkan taxi online Bella berhenti di gerbang masuk.
"Bella!" panggil Anggi setelah melihat sahabatnya yang sedang jalan masuk ke dalam kampus.
Bella tersenyum lebar saat melihat sahabatnya melambaikan tangan ke arahnya. Gadis itu berlari ke tempat sahabatnya. Setelah jam menunjukkan pukul delapan tepat, Arjuna selalu penanggung jawab acara penyambutan mahasiswa baru memberikan pengarahan sebentar. Sebanyak hampir seratus anak mahasiswa baru sangat antusias dengan acara ini karena sebagian mahasiwa melakukan naik gunung untuk pertama kalinya.
Dengan menggunakan empat buah bus, mahasiwa baru jurusan ekonomi berangkat menuju tempat pendakian awal yang bernama mawar. Mawar adalah nama start untuk mendaki gunung. Untuk sampai ke mawar ini, memerlukan waktu satu jam dari kampus Bella.
"Baiklah, semuanya! Silakan masuk ke dalam bus yang sudah di sediakan," ucap Arjuna di ujung pengarahannya.
Bella duduk di bus nomor dua, gadis itu duduk di dekat jendela. Dari situ, dia melihat Arjuna yang sedang mengarahkan anggota badan eksekutif mahasiswa. Lelaki itu tidak ikut dalam rombongan bus. Dia dan beberapa dosen lainnya menggunakan mobil pribadi untuk menuju mawar.
Setelah melakukan perjalanan selama satu jam, akhirnya rombongan universitas ekonomi sampai dengan selamat. Bella sudah tidak sabar ingin melakukan naik gunung, karena orang tuanya yang selalu melarangnya untuk ikut. Kali ini dia di berikan izin karena Arjuna, suaminya ikut serta dalam kegiatan ini.
"Iya Ma, Arjuna akan pantau terus Bella," bisik Arjuna di telepon. Ini telepon ketiga pagi ini yang di terima oleh Arjuna. Ibu mertuanya selalu mengingatkan Arjuna untuk terus memantau Bella.
Arjuna menghembuskan napasnya saat sudah mengakhiri telepon dari ibu mertuanya. Matanya menangkap gadis periang yang sedang tertawa dengan temannya. Bella telihat sangat cantik hari itu, gadis itu mengikat satu seluruh rambutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments