Ganesh menyadari kehadiran Bella, dia langsung melepas pelukannya. Arjuna sempat bingung dengan Ganesh yang tiba-tiba saja melepaskan pelukannya, bahkan sedikit mendorong tubuhnya. Lelaki itu terlambat menyadari kehadiran istrinya yang sudah berdiri di depan pintu.
"Bella?" ucap Arjuna tidak percaya istrinya berdiam diri di depan pintu rumah.
Arjuna melangkah mendekati istrinya, begitu juga dengan Ganesh yang mengikuti langkah kaki di belakang Arjuna.
"Eh, ini Ganesh akan menginap malam ini di sini, kamu tidak keberatan bukan?" tanya Arjuna. Lelaki itu juga menjelaskan alasan Ganesh tingg sementara di sini.
"Oke, terus Mbak Ganesh tidur dimana? Kamar tamu? Berdua dengan Mas Arjuna?" tanya Bella dengan polosnya.
"Ngga, nanti saya tidur sama kamu," sahut Arjuna.
Bella melirik tajam ke arah Ganesh. "Jangan lama-lama, ngga enak sama tetangga," ucap Bella datar.
Ganesh mengucapkan terima kasih, tapi Bella tidak berkomentar apapun, raut wajah gadis itu sudah sangat kesal. Kedua kakinya perlahan melangkah ke kamar. Sebelum gadis itu sampai ke kamar, dia menoleh ke belakang menatap suaminya.
"Koperku di depan," ucap Bella singkat lalu melanjutkan langkah kakinya. Bella menahan tangisnya, hatinya jauh lebih sakit daripada kakinya yang retak berjalan menahan berat badannya. Tanpa sadar, gadis itu membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.
Air matanya terjun bebas saat dia berada di kamar. Dia sangat kesal dengan Arjuna yang mengajak mantan kekasihnya datang dan menginap ke rumah. Bella berjalan pincang lalu duduk di tepi tempat tidurnya.
"Jadi aku tidur di lantai lagi dong?" tanya gadis itu sembari mengusap air matanya.
Arjuna masuk ke dalam kamar untuk mengantarkan koper dan tas milik istrinya. Lelaki itu melihat sangat istri duduk termenung di tepi tempat tidur. Lelaki yang masih memakai kemeja kerjanya itu melangkah mendekati Bella.
"Jadi apa kata dokter?" tanya Arjuna sembari duduk di samping Bella.
Gadis itu menundukkan kepalanya. "Dua hari lagi kontrol," sahut Bella yang masih kesal.
Arjuna menghembuskan napasnya, dia menyadari istrinya kesal karena membawa mantan kekasihnya untuk tinggal bersama. "Sementara aja Bella, saya kasihan dengannya. Tempat tinggal saudaranya terlalu jauh," ungkap Arjuna.
Kali ini Bella menatap suaminya, sorotan tajam matanya memancar membuat Arjuna memalingkan pandangannya.
"Terus Mas Arjuna seenaknya membawa dia tanpa memberitahuku terlebih dahulu?" gadis itu sudah tidak tahan lagi. "Aku sudah telepon Mas Arjuna puluhan kali, aku pikir Mas sibuk makanya aku pulang sendiri naik taxi," sambung Bella, mata gadis itu berkaca-kaca. Bella gadis yang gampang sekali menangis.
Arjuna merogoh ponselnya yang ada di saku celana panjangnya. Dia melihat dan memang benar apa yang sudah di katakan Bella. Ada enam puluh tujuh panggilan tidak terjawab dan sepuluh pesan singkat dari Bella. Lelaki itu merasa bersalah, melihat kondisi istrinya yang kesulitan berjalan. Gadis itu bangkit berdiri lalu mengambil selimut di atas tempat tidurnya.
"Kamu mau ngapain?" tanya Arjuna bingung.
"Ngapain lagi? Ya mau tidur," ketus Bella tanpa melihat wajah suaminya.
Erol meraih selimut yang ada di tangan istrinya dan menarik selimut itu. Lelaki itu meletakkan selimut yang di pegangnya di atas tempat tidur.
"Di atas saja," kata Arjuna. Lelaki itu berdehem karena malu.
***
Bella tidak keluar kamar dari sore hingga malam, sebenarnya dia sudah sangat lapar tapi dia takut keluar kamar dan melihat adegan yang seharusnya tidak dia lihat. Sesekali gadis itu mendengar suara mereka berdua yang sedang tertawa. Akhirnya Bella menahan lapar sampai gadis itu tertidur.
Arjuna dan Ganesh sedang mengobrol di ruang keluarga, mereka bernostalgia membahas jaman dimana mereka masih berseragam abu-abu.
"Tidur saja duluan, Nesh," ucap Arjuna saat melihat wanita itu menguap dan matanya sedikit berair.
"Kamu tidur satu ranjang dengan Bella?" tanya Ganesh dengan nada pelan.
Arjuna mengangguk. "Ada apa?" Arjuna balik bertanya.
Ganesh tersenyum manis. "Pernikahan kalian hanya sandiwara, malam ini tidur denganku saja," bisik Ganesh.
Arjuna hampir saja menyetujui permintaan Ganesh, tapi dia ingat bahwa istrinya itu sedang tidak bisa bergerak dengan leluasa. "Kasihan Ganesh nanti kalau butuh apa-apa bagaimana?" sahut Arjuna.
Ganesh tersenyum masam. "Oke kalau begitu aku duluan ya? Kamu jangan begadang. Good night!" pamit Ganesh. Wanita itu bangkit berdiri lalu masuk ke kamar.
Lelaki yang sebenarnya sudah mengantuk ini ragu-ragu untuk masuk ke dalam kamar. Dia harus satu ranjang dengan wanita yang dia tidak cintai. Arjuna bangkit berdiri lalu melangkah pelan masuk ke kamar. Dia melihat Bella yang sudah jatuh ke alam mimpinya. Lelaki itu membaringkan tubuhnya di samping Bella, dia mengisi guling sebagai batas jarak antara mereka berdua.
Keesokan paginya, Bella keluar dari kamarnya. Gadis itu sudah benar-benar kelaparan. Di meja makan, Ganesh tersenyum menatap Bella. Wanita itu sudah membuatkan sarapan, termasuk untuk Bella. Gadis itu duduk dan menyantap sarapannya, sedangkan Ganesh dan Arjuna saling mengobrol.
"Gila! Ini berasa kaya keluarga dan aku adalah anak mereka," batin Bella.
Arjuna yang menyadari Bella hanya diam saja langsung menuangkan segelas air hangat untuk sang istri. Lelaki itu meletakkan gelas di hadapannya istrinya. Bella terpaku melihat gelas itu lalu memandangi piring yang juga ada di hadapannya. Gadis itu sangat kelaparan sehingga lupa untuk meminum segelas air hangat. Hati Bella langsung luluh karena perhatian kecil yang di lakukan oleh Arjuna, tanpa Bella sadari dirinya tersenyum salah tingkah.
"Bella hari ini ke kampus?" tanya Ganesh sembari memakan sarapannya.
"Ngga, Mbak. Mulai besok Bella berangkat kuliah," sahut Bella.
Gadis itu tahu Ganesh hanya berbasa basi saja kepadanya, buktinya wanita itu sekarang malah mengobrol dengan suaminya saja dan mengabaikan Bella di situ. Setelah selesai sarapan, Arjuna pamit kepada Bella begitu juga dengan Ganesh yang akan berangkat menumpang mobil Arjuna.
"Dasar wanita ular!" maki Bella yang melihat mereka berdua masuk ke mobil bersama dengan tersenyum lebar.
Ponsel Bella berdering, gadis itu mengangkat panggilan video dari Yudha. Lelaki itu menanyakan kabar Bella dan kapan gadis itu pergi ke kampus.
"Kenapa Mas?" tanya Bella.
"Aku ingin mengembalikan tas gunungmu," sahut Yudha di seberang sana.
"Oh, Bella di rumah kok, nanti Bella kirim alamat rumah ya, terima kasih Mas Yudha," ucap Bella.
Bella mengirim pesan singkat kepada Yudha yang berisikan alamat rumahnya. Siapa sangka, tiga puluh menit kemudian datang sebuah mobil di depan rumah Bella. Ternyata Yudha langsung datang ke rumah gadis itu untuk mengembalikan tas gunungnya.
"Maaf ya, Mas. Maaf ngerepotin," lirih Bella malu karena kondisinya sekarang.
"Tidak apa-apa, Bella," sahut Yudha.
Bella mempersilahkan Yudha untuk duduk. Karena Bella kesusahan untuk membuat minum, Bella hanya menyuguhkan minuman kopi kaleng untuk kakak tingkatnya itu. Mereka berdua duduk mengobrol saling menanyakan kabar dan Yudha juga bercerita tentang muncak di kala itu dia tidak bisa ikut.
"Bella, aku mau ngomong sesuatu. Apakah boleh?" tanya Yudha.
Bella menatap bingung kakak tingkatnya, kenapa dia harus meminta izin darinya? "Silakan saja, Mas. Ada apa?" tanya Bella.
"Bella, aku boleh ngga deketin kamu?" tanya Yudha langsung ke intinya. Lelaki itu takut jika Bella ternyata mempunyai seorang kekasih.
Bella terkejut dengan pertanyaan dari Yudha, gadis itu menjadi salah tingkah. Memang dulu Bella juga menyukai kakak tingkatnya itu karena Yudha benar-benar sesuai tipe yang di inginkan Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments