Hari pertama sebagai pasutri

Seorang wanita menatap nanar pemandangan yang ada di hadapannya sekarang. Hatinya bagaikan di sayat melihat lelaki yang dia cintai mengucapkan janji suci, pemandangan ini adalah impiannya sejak tujuh tahun yang lalu. Menikah dengan Arjuna. Air mata tidak bisa lagi di bendungnya, butiran air terjun bebas membasahi pipinya.

Semua orang berteriak kata sah, napasnya tercekat. Dia tidak sanggup lagi berada di sana, wanita itu pergi setelah melihat lelaki yang sangat dia cintai sudah menjadi milik orang lain. Ganesh masuk ke mobilnya. Wanita itu menangis seperti anak kecil yang di rebut permennya.

"Sakit ... Sakit banget Juna, kenapa seperti ini? Kenapa?!" tanya Ganesh pada semesta yang memisahkan mereka berdua. Wanita itu masih menangis tersedu-sedu di mobilnya, dia tidak sanggup melihat jalanan karena air mata yag terus menerus keluar. Dia menyesali keputusannya untuk datang ke pernikahan Arjuna, ternyata dia tidak sekuat itu.

Setiap Ganesh memejamkan matanya, kenangan bersama Arjuna terus muncul dan itu membuatnya semakin gila. Wanita itu memesan taxi online dan meninggalkan mobilnya begitu saja di sana.

***

Bella membuka matanya perlahan, dia berharap kejadian kemarin hanyalah mimpi buruk. Namun, saat melihat keadaan sekitarnya dia sadar. Menikah dengan Arjuna adalah kenyataan pahit baginya. Dia bangun dari tidurnya dan masih melihat Arjuna yang masih terlelap. Bella menghela napasnya saat mendengar suara nyaring yang keluar dari mulut suaminya.

Gadis itu merapikan selimutnya lalu pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamar itu. Di dalam, Bella mencuci mukanya dan menggosok giginya. Ini aktivitas rutin yang di lakukan gadis itu untuk menjaga penampilan dirinya. Arjuna masih tidur saat Bella keluar dari kamar.

"Selamat pagi pengantin baru,"

Semua orang yang berkumpul di dapur langsung menatap Bella, gadis itu hanya tersenyum malu. Bella mengambil segelas air hangat untuk di minum sebelum dia melakukan kegiatan hari ini.

"Mas Arjuna belum bangun ya, Kak Bel?" tanya Siska yang juga mengambil minuman di dapur.

Bella yang masih meneguk minumannya hanya menganggukkan kepalanya saja. Bella menghabiskan minumannya tanpa tersisa.

"Nanti Kak Bella pindah ke rumah baru ya?" tanya Siska menggoda kakak iparnya.

Bella mengangkat kedua bahunya. Sejujurnya, dia juga tidak tahu dan Arjuna tidak mengatakan apapun kepadanya. "Nanti aku tanya Kakakmu dulu, kenapa? Mau ikut?" tanya Bella berbasa basi dengan adik iparnya agar semakin dekat.

"Berarti Kak Bel besok naik gunung juga dong sama Mas Arjuna?" tanya Siska yang teringat akan jadwal kakaknya. "Ciye naik gunung sama suami," goda adik ipar Bella yang membuat gadis itu bertanya-tanya dalam hati. Apa enaknya naik gunung bersama suami?

Bella bergabung dengan yang lain di ruang makan, masih banyak makanan yang tersisa dari acara semalam. Asisten rumah tangga yang bernama Bi Rini sudah menyiapkan semuanya untuk sarapan bersama.

"Bella, bangunkan dong suaminya," perintah lembut Usi.

Bella yang sudah duduk di meja makan tersadar, suaminya masih belum bergabung dengan mereka. "Iya Ma, Bella bangunin sekarang," jawab Bella, gadis itu bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju kamar tempat suaminya masih terlelap.

Bella membuka pintu tanpa mengetuknya dan melihat Arjuna yang sudah membuka matanya dan sibuk dengan ponselnya.

"Disuruh gabung, makan," kata Bella singkat.

"Hmm," sahut Arjuna datar, lelaki itu masih menatap ponselnya.

Gadis itu menutup pintu kamarnya dengan kesal. Dia melangkah pergi, baru lima langkah gadis itu terhenti lalu menoleh ke arah pintu kamar Arjuna.

"Hmm? Hmm? Jawaban apa itu?!" ucap Bella mengulangi ucapan suaminya.

***

Siang hari, Bella dan Arjuna bersiap untuk pindah ke rumah hadiah pernikahan dari orang tua Arjuna. Lelaki itu membuka gerbang rumahnya agar mobilnya bisa keluar dengan leluasa. Saat dia membuka gerbang, dia melihat sebuah mobil yang dia kenal. Tiba-tiba saja hatinya terasa perih, dia melangkah pelan ke mobil itu dan memeriksa ke dalam mobil itu yang terlihat kosong.

"Mas! Ayo!" teriak Bella dari depan rumah. "Panas nih!" gerutu Bella yang tidak suka dengan suhu panas.

Arjuna melangkah mendekati istrinya, sesekali dia melihat ke kanan dan ke kiri mencari-cari dimana sang pemilik mobil.

"Wah, indah sekali taman di rumah ini," guman Bella saat tiba di rumah barunya.

Rumah baru mereka tidak jauh dari rumah lama Arjuna karena masih satu perumahan. Bella keluar dari mobil lalu melangkah membuka pintu. Gadis itu dibuat takjub lagi setelah melihat interior di dalam rumah itu, semuanya sudah lengkap tersedia.

"Eh eh! Mau kemana?!" tanya Bella saat gadis itu melihat Arjuna hendak masuk ke kamar utama.

"Ya mau masuk ke kamarku dong," sahut Arjuna yang kebingungan.

"Kamarku?! No, no. Ini kamar aku. Kamu cari kamar yang lain saja!" ucap Bella sembari melangkahkan kakinya. "Awas, minggir," sambung Bella lagi saat Arjuna menghalangi langkahnya.

"Dasar gadis culas!" gerutu Arjuna saat Bella menutup pintu kamarnya dengan kasar. Arjuna terpaksa tidur di kamar tamu.

Dari awal pernikahan mereka sudah sepakat untuk tidak tidur bersama. Bella sendiri juga takut Arjuna akan melewati batas jika mereka berada di kamar yang sama. Gadis itu sedang merapikan lemarinya saat ponselnya berdering.

"Halo?" ucap Bella menjepit ponselnya di antara telinga dan bahunya karena masih merapikan lemarinya.

"Kamu dimana Bel? Dari kemarin sudah banget di hubungin," ucap Gita dengan kesal di ujung telepon.

Bella terkekeh, tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya terjadi. "Maaf ya aku sibuk sekali kemarin, aku di rumah sih ini, kenapa?" jawab Bella.

"Oke aku ke rumah kamu sekarang ya, sama Anggi," ucap Gita.

"Oke, aku tunggu ya," ucap Bella lalu gadis itu mengakhiri teleponnya.

Bella melanjutkan aktivitasnya. Dia meletakkan barang yang dia bawa dari rumahnya dan di dekor di kamarnya yang baru, termasuk foto dirinya dengan kedua orang tuanya. Setelah semuanya beres, Bella keluar dari sarangnya dan pergi ke dapur. Dia melihat dapur yang masih bersih dan terlihat estetika.

Gadis itu membuka lemari es dua pintu dan terlihat kosong. Bella mendengar Arjuna yang keluar dari kamarnya, Bella menghampiri Arjuna yang sedang duduk di ruang tamu, lelaki itu menyalakan laptopnya.

"Mas, sibuk ya?" tanya Bella, gadis itu berdiri di hadapan Arjuna.

"Kamu ga lihat ini saya lagi ngapain," jawab Arjuna kesal Bella tidak paham dengan pekerjaannya.

Bella memang melihat Arjuna dengan laptop dan juga lembaran kertas yang menumpuk, mungkin tugas dari mahasiswa. Bella ingin meminta uang dari Arjuna untuk mengisi kebutuhan rumah tangganya.

"Mas?" panggil Bella lagi, kali ini Arjuna menoleh dan menatap gadis itu yang sepertinya ragu-ragu untuk berbicara.

"Apa? Apa? Kenapa lagi? Aku mau konsentrasi nih!" sahut Arjuna kesal.

"Minta uang!" bentak Bella dengan wajah cemberutnya tapi terlihat lucu.

Arjuna menghela napasnya, lelaki itu sadar kini Bella sudah menjadi bagian dari tanggung jawabnya. Lelaki itu meraih ponselnya. "Berapa nomor rekeningmu? Biar saya transfer saja," ucap Arjuna. Setelah Bella memberitahukan nomor rekening, Arjuna langsung mengirimi istrinya sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk biaya kebutuhan mereka selama sebulan.

Bella tersenyum saat mendapatkan pemberitahuan di ponselnya bahwa sejumlah uang sudah masuk ke dalam rekeningnya. Tiba-tiba, ponsel gadis itu berdering.

"Sssst, Mas Arjuna diem ya," ucap Bella dengan mengisyaratkan jari telunjuknya berada di bibirnya. "Halo?" ucap Bella saat menerima panggilan dari sahabatnya.

"Katanya kamu di rumah? Aku sudah di depan rumahmu. Tapi, kosong!" sahut Gita di ujung telepon.

Bella menepuk jidatnya dengan keras!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!