Bella duduk di meja makan, pandangannya terus menatap sapu tangan yang berada di depannya. Kedua tangannya menopang kepalanya, gadis itu menghembuskan napasnya dengan kasar. Gadis itu melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.
Entah apa yang ada di benak gadis itu, dia sudah berdiam diri di situ selama dua jam. Lamunan Bella buyar setelah mendengar suara mobil terparkir di garasi mobilnya. Jantungnya berdebar saat mendengar suara kaki melangkah masuk ke rumah. Arjuna menyalakan lampu di area ruang makannya, lelaki itu terkejut saat melihat Bella yang tengah duduk terdiam.
"Kamu ... Buat jantungan saja! Apa yang kamu lakukan di situ?" tanya Arjuna, lelaki itu melangkah mendekati Bella yang tanpa ekspresi.
Bella tidak menjawab pertanyaan suaminya. Dia menyentuh sapu tangan yang berada di hadapannya yang mendorong sapu tangan itu hanya dengan menggunakan dua jari saja ke arah Arjuna. Bella mendongakkan kepalanya.
"Bisa Mas jelaskan ini?" tanya Bella menatap tajam suaminya.
Arjuna mengambil sapu tangan itu, dahi lelaki itu berkerut seperti sedang berpikir. "Kenapa sapu tangan ini bisa ada di kamu?" tanya Arjuna dengan santainya.
Bella bangkit berdiri, dada gadis itu sudah naik turun menahan emosinya. Tiba-tiba saja terdengar hujan turun di luar rumah, semakin lama hujan itu semakin lebat. Bella melangkah dan kini berada tepat di hadapan suaminya.
"Hubungan Mas Arjuna dengan Ganesh itu sebenarnya bagaimana sih? Kalian masih saling mencintai atau bagaimana?!" bentak Bella. Gadis itu sudah tidak tahan lagi.
"Hubungan kami sudah selesai, Bella," sahut Arjuna juga dengan nada tinggi.
"Hubungan kalian memang selesai, tapi bagaimana dengan perasaanmu Mas?! Belum selesai?!" bentak Bella dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tahu sekarang, selama ini Mas Arjuna bersikap baik kepadaku hanya karena ingin menutupi hubungan terlarang kalian bukan?! Aku bakal bilang sama Mama Usi dan Papa Didik!" ancam Bella.
Gadis itu melangkah melewati lelaki yang membuatnya marah. Arjuna mencoba untuk menahan Bella, tapi gadis itu langsung menepis tangan Arjuna. Gadis yang sedang berapi-api itu membuka pintu rumahnya dan terus melangkah walaupun sedang turun hujan lebat. Arjuna berusaha mengejar istrinya, dia menarik lengan istrinya.
"Bella?! Tidak bisakah kita menyelesaikan masalah kita tanpa adanya campur tangan dari orang tua kita?!" tanya Arjuna.
Bella bersyukur hari itu turun hujan karena lelaki di depannya tidak akan mengetahui bahwa dia sedang menangis. Pasangan suami istri itu sudah basah kuyup. Sekali lagi Bella menepis tangan Arjuna yang sedari tadi memegang tangannya.
"Ayo kita masuk ke dalam!" ajak Arjuna. Lelaki itu tetap menarik lengan kiri istrinya walaupun dia tahu istrinya pasti akan menampiknya lagi.
Merek berdua berdiri di ruang tamu, tetesan air dari baju mereka membuat lantai rumah tergenang air. Arjuna masuk ke dalam dan mengambil dua handuk, satu untuk dirinya dan yang satu lagi dia selimutkan pada tubuh istrinya. Bella mengusap wajahnya dengan handuk yang di berikan oleh suaminya.
"Kenapa Mas Arjuna tidak menikahi Ganesh saja?" tanya Bella membuka pembicaraan sembari menatap sayu suaminya.
"Hubungan kami terpaksa selesai Bella, tapi untuk menghapus rasa sayangku kepadanya tidak semudah itu. Di satu sisi aku ingin memenuhi permintaan orang tua dengan mengorbankan perasaanku dan di sisi lain ku tidak bisa melupakan wanita itu," sahut Arjuna. Lelaki itu menundukkan kepalanya karena tahu ucapan yang baru saja dia keluarkan dari mulutnya akan melukai hati sang istri.
Tanpa di komando, butiran air terjun bebas membasahi kedua pipi Bella. Gadis itu menangis karena rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia memang sudah menduga hal ini, tapi saat mendengarnya langsung hatinya terasa hancur. Dia mengusap air matanya lalu bangkit berdiri meninggalkan Arjuna sendiri.
"Bella? Bella! Maafkan aku!" teriak Arjuna.
Bella menghiraukan semua panggilan Arjuna, gadis itu masuk ke kamarnya lalu mengunci pintunya. Mendadak kakinya terasa lemas, membuatnya jatuh ke lantai. Air matanya kembali mengalir, entah apa yang di rasakan gadis itu. Baginya semua campur aduk.
"Bella? Ayo keluar, kamu tidak lapar?"
Bella terdiam saat suara Arjuna dari balik pintu terdengar. Gadis itu hanya duduk di atas tempat tidur dengan kakinya yang tertutup selimut. Ponselnya bergetar sedari tadi, sudah banyak pesan masuk dari kedua sahabatnya yang mencemaskan keadaan Bella. Jemarinya mulai membalas pesan sahabatnya, bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak perlu khawatir dengannya.
"Apakah aku baik-baik saja?" tanya Bella pada dirinya sendiri diakhiri dengan hembusan napasnya yang panjang.
***
Pagi yang cerah menjelang setelah semalaman turun hujan lebat. Bella bersiap untuk kelas pagi, hari ini adalah hari pertama gadis itu berangkat ke kampus dengan tangannya yang terbebas dari semen berwarna putih itu. Gadis itu keluar dari kamarnya dan melihat Arjuna yang juga sudah siap dengan kemejanya. Lelaki itu menatap Bella yang selalu mengalihkan pandangannya.
"Bella, ayo sarapan dulu," Arjuna tetap mengajak istrinya untuk sarapan bersama.
Namun, Bella tidak menjawab ajakan Arjuna dan malah pergi berangkat ke kampus dengan taxi online. Selama perjalanan menuju kampus, Bella hanya terdiam memandangi pemangannya dari dalam kaca jendela hingga dia sampai di kampusnya. Dari kejauhan dia melihat Yudha yang melambaikan tangan ke arahnya. Bella yang baru saja menyelesaikan transaksinya dengan supir taxi langsung melangkah mendekati Yudha yang hendak masuk ke dalam gedung.
"Selamat pagi Bella cantik," sapa Yudha yang membuat Bella tersenyum malu, mereka berdua melangkah bersama-sama.
"Nanti selesai kuliah jam berapa Bella?" tanya Yudha.
Bella memeriksa jadwal di ponselnya. "Jam empat Mas Yudha, kenapa?" tanya Bella.
"Mau nonton ngga? Ada film bagus sih kata anak-anak," sahut Yudha, wajah lelaki itu tampak sangat berharap sekali.
Bella berpikir sebentar lalu mengiyakan ajakan Yudha. Lelaki itu langsung senang sekali setelah mengetahui Bella mau diajak pergi nonton berdua. Bella juga tersenyum melihat kakak tingkatnya yang senang sekali.
"Oke nanti aku tunggu jam empat ya! See you," ucap Yudha tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang putih.
Bella menganggukkan kepalanya. "See you, Mas Yudha," sahut Bella sembari melambaikan tangannya.
Bella melirik jam tangannya, dia hampir saja terlambat untuk masuk ke kelasnya. Dia berjalan cepat untuk segera masuk ke ruangan nomor 101, di sana Bella sudah melihat kedua sahabatnya yang sudah menyediakan tempat duduk untuk Bella.
Hingga sore menjelang, pikiran Bella sudah teralihkan dari Arjuna. Sekarang dia menunggu Yudha yang kebetulan hari ini mengendarai mobil ke kampus. Yudha sudah memesan tiket bioskop, sekarang mereka langsung menuju salah satu mall di pusat kota karena bioskop itu terletak di dalam mall.
"Aku yang beli makanan sama minuman ya Mas?" ucap Bella karena Yudha sudah membelikan dia tiket nonton bioskop. Yudha mengangguk setuju.
Bella membeli dua gelas soda dan popcorn karamel. Mereka sudah terlambat beberapa menit setelah pintu bioskop di buka. Dengan bantuan senter kecil dari staff bioskop membantu mencarikan kursi mereka berdua. Langkah Bella perlahan terhenti saat melihat sosok yang dia kenal duduk di kursi depannya. Mata kedua orang itu bertemu dan saling terkejut. .
"Bella di sini," bisik Yudha memanggil Bella yang terdiam di anak tangga bioskop.
Gadis itu melangkahkan kembali kakinya dan duduk di sebelah Yudha. Wajah Bella tiba-tiba berubah pucat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Herman Lim
apa Juna sama mantan nya juga
2024-01-21
0