Bella memaki dirinya sendiri, Arjuna yang sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan istrinya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Gadis itu berlari menuju kamarnya, dia memaksa otaknya untuk segera berpikir mencari sebuah alasan.
"Eh ... Eh ... Eh, maaf aku lupa ngasih tahu, maksudnya aku itu di rumah saudara aku! Iya di rumah saudara aku!" ucap Bella berbohong. Dalam hati gadis itu meminta maaf kepada sahabatnya dan kepada semesta karena Bella sudah berbohong.
"Bella ih kamu ya benar-benar buat kesal!" ucap Gita yang kesal kepada sahabatnya itu.
"Maaf Gita, sampaikan maafku juga ke Anggi. Habis naik gunung aku traktir deh, terserah kalian maunya dimana," Bella berusaha membuat sahabatnya tidak marah dan mengajaknya untuk makan bersama.
"Bener nih? Aku pilih restoran yang mahal ya?" sahut Gita luluh karena di sogok dengan ajakan makan bersama.
Bella bernapas lega setelah bisa menyelesaikan masalah dengan kedua sahabatnya. Gadis itu lalu keluar kamar dan menghampiri suaminya yang sedang bekerja memeriksa tugas-tugas dari mahasiswa.
"Mas, anterin aku dong ke supermarket," ajak Bella, sebenarnya gadis itu bisa naik mobil tapi yang automatik, sedangkan mobil Arjuna mobil manual. Dia sudah melihatnya tadi sewaktu jalan ke rumah baru.
Arjuna menghentikan aktivitasnya. "Bella, kamu tidak lihat saya sedang bekerja, kamu naik ojek online saja," jawab Arjuna yang sedikit kesal karena Bella di anggap menganggu pekerjaannya.
Bella mendengus kesal dan wajahnya langsung cemberut. Gadis itu langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan suaminya. Bella pergi ke supermarket terdekat, dia berbelanja kebutuhan sehari-hari.
"Bella?" panggil seseorang.
Bella yang merasa seseorang memanggil namanya langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat seorang lelaki yang sedang memegang troli belanjaan.
"Eh halo Mas Yudha. Lagi belanja ya?" sapa Bella kepada lelaki yang ia kenal di kampusnya. "Sama siapa Mas Yudha? tanya Bella berbasi-basi. Lelaki itu tersenyum lebar saat tidak sengaja bertemu dengan gadis cantik dan ramah itu.
Lelaki yang bernama Yudha itu sedang menemani ibunya berbelanja. Bella juga menyapa ibu kakak tingkatnya itu dengan mencium punggung tangan wanita yang sudah nampak keriput di daerah matanya itu.
"Wah, Bella sudah menikah ya?" tanya Ibu Yudha saat melihat cincin emas yang melingkar di jari manis gadis itu.
Jantung Bella rasanya ingin copot saat ibu dari temannya itu memperhatikan letak cincin di jari manisnya. "Ah, ini?" tanya Bella sembari memamerkan cincin itu di hadapan Yudha beserta ibunya. "Mama baru belikan dan aku hanya asal saja memakainya," ucap Bella beralasan, gadis itu memaksakan senyumnya dengan rasa canggung yang lebih besar.
"Kalau begitu saya duluan," pamit Bella, gadis itu mempercepat langkah kakinya dan dengan cepat mengambil barang yang sekiranya di perlukan.
Sesampainya di rumah, Bella langsung membereskan semua barang belanjaannya, sedangkan Arjuna masih berkutik di depan laptopnya.
Hingga malam menjelang, mereka tidak mengobrol. Bella sibuk menyiapkan keperluannya untuk naik gunung besok di kamar, setelah itu dia menonton di kamarnya. Bella sedang tertawa terbahak-bahak menonton serial komedi di kamar saat terdengar suara ketukan dari luar kamarnya.
"Saya pesan online makanan, kalau mau itu di meja makan," ucap Arjuna saat Bella membuka pintu kamarnya.
Bella mengangguk lalu melangkah menuju dapurnya, di sana Bella melihat banyak sekali bingkisan plastik yang belum di buka.
"Banyak sekali, Mas Arjuna kelaparan?" tanya Bella sembari melihat isi satu per satu plastik itu.
"Saya tidak tahu makanan kesukaan kamu apa, jadi saya beli aja semuanya," sahut Arjuna yang sembari mengambil piring untuk mereka berdua.
Bella membantu Arjuna mengeluarkan makanan itu dari plastik. "Aku bisa makan semunya, kecuali seafood," sahut Bella.
Suara bel rumah tiba-tiba berbunyi, Arjuna dan Bella saling menatap. Mereka takut yang datang adalah keluarga entah dari Arjuna maupun Bella. Mereka berdua berjalan ke arah pintu dan Bella mengintip dari balik tirai jendela. Gadis itu melihat sosok perempuan yang sedang berdiri di depan pintu dengan memegang buket bunga di tangannya.
"Ya?" ucap Bella saat membuka pintu.
Arjuna yang berada di belakang Bella langsung terdiam saat melihat Ganesh yang mengunjungi mereka di malam hari itu. Bagaimana Ganesh bisa mengetahui rumah baru mereka?
"Ganesh?" ucap Arjuna.
Ganesh tersenyum kepada Arjuna lalu pandangannya menatap Bella yang bingung, Ganesh dan Bella saling melemparkan senyum.
"Silakan masuk," ajak Bella kepada Ganesh. Gadis itu mengira wanita itu adalah teman dari suaminya.
"Ini, maaf saya tidak membawakan kado pernikahan kalian, jadi saya membawakan ini," Ganesh menjelaskan kepada pengantin baru itu lalu memberikan buket bunga kepada Bella.
"Terima kasih banyak, seharusnya tidak perlu repot-repot," sahut Bella.
Bella melangkahkan kakinya ke dapur untuk membuat minuman, sedangkan Arjuna dan Ganesh duduk di ruang tamu. Tatapan mereka bertemu, Ganesh mencoba untuk tersenyum walaupun hatinya hancur berkeping-keping.
"Bagaimana kamu tahu rumah ini?" tanya Arjuna basa-basi.
"Dari siska," sahut Ganesh datar.
Jantung wanita itu sebenarnya berdetak kencang sekali, apalagi saat melihat orang yang sangat dia cintai tinggal bersama dengan wanita lain. Apalagi sekarang, lelaki yang dia cintai berada di hadapannya, ingin rasanya Ganesh menyentuh lelaki itu seperti biasanya, tapi kali ini berbeda, seperti ada jarak yang memisahkan mereka berdua.
"Aku datang di acara pernikahanmu kemarin," lirih Ganesh dengan mata berkaca-kaca.
"Aku tahu, aku melihat mobilmu tadi pagi," ucap Arjuna. "Ganesh, aku ... Aku minta maaf," bisik Arjuna. Lelaki itu melihat wanita yang masih dia cintai meneteskan air matanya. "Aku sudah menghancurkan semua rencana kita berdua," lirih Arjuna. Lelaki itu menatap sayu wanita yang tengah menundukkan kepalanya.
Arjuna sangat ingin memeluk wanita yang berada di hadapannya itu, tapi dia tidak bisa bergerak. Dia takut menyakiti hati Bella yang kini menjadi istri sahnya, dia ingin menghargai Bella sebagai istrinya walaupun di hatinya hanya mencintai wanita yang kini sedang berada di depannya.
Ganesh menggelengkan kepalanya, dia mengusap air mata yang jatuh membasahi kedua pipinya. "Aku tidak tahu apakah sanggup hidup tanpamu atau tidak, Juna, aku ... Aku," belum sempat Ganesh menyelesaikan ucapannya lelaki itu langsung menarik wanita itu ke dalam pelukannya.
Lelaki itu sudah tidak tahan lagi, dia merasa bersalah karena telah menyakiti perasaan Ganesh. Seharusnya sebagai seorang laki-laki, dia bisa melawan perjodohan ini. Sekarang semuanya telah terjadi dan Arjuna menyesal telah menerima perjodohannya dengan Bella.
Bella yang hendak mengantarkan minuman ke ruang tamu, mematung saat melihat pemandangan di depannya. Kedua tangan suaminya merengkuh leher jenjang wanita itu dan mereka mulai berciuman. Bella menahan napasnya, kakinya sangat berat untuk diangkat pergi.
"Kenapa, sakit sekali disini?" pikir Bella, tangan kirinya mengusap dadanya yang terasa sesak sekali, bahkan gadis itu tidak bisa bernapas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments