Kedua kalinya

Dua hari Bella dirawat di rumah sakit. Keadaan gadis itu sudah membaik, hanya saja tangan kanan untuk sementara di gips untuk mencegah kontraksi otot di area tangannya yang patah. Pagi itu, Bella menyuruh Arjuna yang masih setia menjaganya untuk membelikan bubur ayam yang di jual di depan rumah sakit itu.

Arjuna yang saat itu hanya memakai kaos biasa dan celana pendek melangkah keluar ruangan,, baru beberapa langkah dia berhenti, dengan cepat lelaki itu kembali lagi ke dalam kamar ruang inap Bella.

"Kenapa Mas? Seperti lihat hantu saja," ujar Bella terkejut karena suaminya kembali dengan wajah panik.

Arjuna menutup pintu ruangan itu dengan rapat. "Yudha dan temanmu datang!" sahut Arjuna yang masih berdiri di belakang pintu.

"Benarkah? Aku sangat merindukan Anggi dan Gita!" ucap Bella yang berantusias akan bertemu dengan kedua sahabatnya.

"Aduh kamu bodoh sekali! Bagaimana jika mereka melihatku di sini?!" timpal Arjuna kesal dengan istrinya yang lambat berpikir.

Mata Bella membesar, dia baru sadar akan hal itu. Sekarang gadis itu juga ikut panik seperti Arjuna. Gadis itu menyuruh suaminya untuk keluar dari jendela, tapi tubuh kekar Arjuna membuatnya tidak cukup untuk melewati jendela.

"Kamar mandi! Sembunyi Mas di sana, cepat!" bisik Bella panik.

Arjuna masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Bella menoleh ke arah kanan karena pintu ruangannya terbuka dan melihat Yudha dan yang lainnya datang untuk menjenguknya. Bella pura-pura terkejut dengan kedatangan mereka dan menyambutnya dengan senyuman.

"Bagaimana keadaan kamu, Bella?" tanya Yudha dengan raut wajah yang merasa bersalah karena tidak bisa menjaga wanita yang dia sukai.

"Sudah lebih baik kok, Mas," sahut Bella yang terus saja memperhatikan ke arah kamar mandi.

"Aku bawain bubur ayam kesukaan kamu, Bel," ucap Anggi seraya meletakkan sebuah bingkisan plastik di meja.

"Terima kasih," sahut Bella senang akhirnya dia bisa sarapan dengan bubur ayam.

Mereka mengobrol hampir satu jam, Anggi menceritakan tentang kegiatan naik gunung kemarin yang kurang seru karena tidak ada Bella. Gadis itu juga merasa kesal karena mengalami musibah jatuh ke jurang yang untungnya tidak terlalu dalam. Jam besuk sudah hampir selesai dan mereka sudah siap untuk berpulang.

"Kamu siapa yang jaga, Bel?" tanya Yudha karena sedari tadi tidak melihat orang tua Bella.

"Eh? Ada kok, nanti Mama datang. Mungkin habis ini," sahut gadis itu berbohong. Dalam hati Bella sangat merasa bersalah karena telah membohongi orang terdekatnya.

Teman-teman Bella berpamitan untuk pulang, setelah mereka keluar dari kamar Bella mendengar suara pintu yang terbuka dari kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Gadis itu bernapas lega karena kali ini berhasil menyembunyikan statusnya. Arjuna yang keluar dari kamar mandi terlihat kesal, Bella tertawa puas melihatnya.

"Sudah? Puas ketawanya?" sindir Arjuna kesal.

Lelaki itu langsung bersiap untuk berangkat ke kampus karena harus mengajar. Arjuna meninggalkan sangat istri sendirian di rumah sakit. %

"Nanti kalau ada apa-apa telepon saya," ucap Arjuna.

"Siap, bos!" sahut Bella.

Gadisi itu melihat suaminya yang baru saja keluar dan melangkah pergi. Kini, dia sendirian di dalam kamar. Ibunya tidak bisa datang menemani karena sedang mengurus pekerjaannya. Gadis itu memilih untuk tidur saja. Namun, saat gadis itu hendak tidur, seorang dokter spesialis tulang datang untuk memeriksa keadaan Bella.

"Bagaimana dokter? Apakah saya sudah boleh pulang?" tanya Bella yang sudah bosan berada di rumah sakit.

Dokter laki-laki itu mengangguk. "Tapi harus datang untuk kontrol ya!" ucap dokter mengingatkan Bella agar rajin datang untuk kontrol kondisi tangannya.

"Siap dokter, berarti sore sudah bisa pulang ya dok?" tanya Bella memastikan.

Dokter yang sudah berumur itu mengangguk mengiyakan pertanyaan Bella dan gadis itu sangat senang sekali bisa beristirahat di rumah. Begitu dokter dan perawat meninggalkan Bella sendirian, gadis itu langsung menelepon suaminya untuk meminta jemput, tapi suaminya tidak mengangkatnya.

"Lebih baik aku naik tadi saja," guman Bella.

***

Arjuna masuk ke mobil yang berada di parkiran rumah sakit. Lelaki itu menginjak pedal gasnya menuju kampus tempat dia mengajar. Lelaki itu menempuh perjalanan tiga puluh menit saja untuk mencapai tempat kerjanya dari rumah sakit, dia memarkirkan mobilnya di parkiran khusus dosen. Banyak mahasiswa menyapa lelaki itu saat dia berjalan menuju gedung ekonomi.

Hari itu jadwal mengajar Arjuna tidak terlalu padat karena hampir akhir pekan, lelaki itu sudah selesai mengajar jam tiga sore. Dia hendak langsung menuju rumah sakit, tapi ponselnya berdering dan lelaki itu langsung mengangkat teleponnya begitu tahu Ganesh yang memanggilnya.

"Halo? Ada apa Ganesh? ... Oke, tunggu di situ, iya tunggu!" ucap Arjuna di telepon lalu lelaki itu melangkahkan kakinya cepat dan langsung menuju rumah wanita itu.

Lelaki itu menginjak pedal gasnya dalam agar cepat sampai ke rumah Ganesh, wanita itu menangis saat menelepon Arjuna dan membuat lelaki itu sangat khawatir. Sesampainya di rumah Ganesh, lelaki itu langsung menerobos masuk ke dalam rumah yang sudah sangat berantakan.

"Arjuna?!" panggil wanita itu bangkit berdiri saat melihat kedatangan Arjuna.

Arjuna langsung memeluk Ganesh dan menenangkan wanita yang sedang menangis ketakutan itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Arjuna khawatir, pandangannya menyapu setiap sudut rumah itu.

Ganesh menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu, aku baru saja pulang dari rumah saudaraku dan ... Dan begitu aku masuk semuanya sudah berantakan," ucap Ganesh menjelaskan kepada Arjuna sembari bercucuran air mata.

Arjuna menenangkan wanita itu dan setelah tenang dia melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib. Mereka datang tidak lama setelah Arjuna memanggilkan, para pihak berwajib meminta keterangan dari Ganesh dan beberapa lagi mengolah kejadian perkara.

"Sepertinya ada yang memiliki dendam kepada Ibu Ganesha mungkin karena Anda seorang auditor, mungkin ada yang tidak suka dengan Anda," ucap salah satu penyidik yang bernama Teddy. "Mungkin sebaiknya Anda tidak tinggal di sini untuk sementara," sambung penyidik Teddy lagi khawatir seorang penjahat akan datang lagi.

Wanita itu mengangguk. "Baik, terima kasih," sahut Ganesh.

Para pihak berwajib meninggalkan Ganesh dan Arjuna karena kepentingan penyelidikan sudah selesai.

"Lebih baik kamu tinggal bersama kami," ucap Arjuna menawarkan.

"Bersama Bella? Apa dia tidak marah jika aku menumpang di rumah kalian?" tanya Ganesh ragu-ragu menerima tawaran Arjuna.

"Dia tidak mungkin marah," ucap Arjuna.

Lelaki itu membantu Ganesh untuk mengemas barang wanita itu lalu Arjuna mengantar mantan kekasihnya itu ke rumah mereka, tapi Arjuna harus kembali ke rumah sakit.

"Kamu istirahat saja di sini," ucap Arjuna sembari membuka pintu kamar tamu yang biasa dia pakai untuk tidur.

Ganesh mengangguk, wanita itu memeluk Arjuna dan sekali lagi mengucapkan rasa terima kasihnya karena dia masih sangat perhatian kepada dirinya. Arjuna juga membalas pelukan mantan kekasihnya itu. Tanpa mereka sadari, mobil berhenti di depan rumah. Seorang gadis cantik dengan tangan kanan di gips berjalan pincang masuk ke pekarangan rumahnya.

"Mas Arjuna?" lirih Bella, gadis itu terkejut suaminya berpelukan dengan mantan kekasihnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!