Perhatian Berlebih

"Oh tuhaannn!!!! cewek gila! yang bener aja muntah sembarangan, shit!" Arya langsung berlari ke kamar mandi terdekat.

Singkat cerita, akhirnya kondisi Ananta bisa sedikit membaik setelah diberikan obat pereda mual dan pusing.

Perihal Arya, dia mengganti bajunya dengan baju olahraga yang Ia pinjam dari temannya di kelas lain. Bagaimana dengan pram?

Laki-laki itu belum beranjak dari UKS sejak tadi, berkas yang tadi Ia bawa, Ia suruh salah satu murid ke ruang tata usaha untuk mengantar berkas itu kesana.

Dia bahkan berulang kali menawarkan kepada petugas UKS untuk membawa Ananta ke klinik atau rumah sakit terdekat. "Kondisinya sudah lebih baik Pak, jadi tidak perlu penanganan rumah sakit.

Ini namanya intoleransi makanan, bisa terjadi karena lambung tidak mencerna makanan dengan baik. Tadi kamu bilang nggak terbiasa sarapan kan?" tanya petugas itu pada Ananta, "Iya mbak" jawab Ananta.

"Nah itu, lambung kamu tidak terbiasa mencerna makanan diwaktu pagi hari, jadi tadi sewaktu kamu kasih makan dia kesulitan mencernanya" jelas petugas UKS.

"Terus gimana? masak iya ngga sarapan selamanya?" kali ini Pram yang bertanya.

"Enggak pak, bisa dilatih pelan-pelan untuk sarapan pagi setiap hari. Tapi jangan langsung makanan berat, bisa misalnya minum oatmeal, atau sereal dengan susu hangat untuk awal-awal".

"Nanti pelan-pelan dicoba makanan yang lebih berat tekstur dan Kandungannya" jelas petugas UKS itu.

"Bisa tinggalin saya sama dia, saya perlu ngomong berdua sama dia" ucapan Pram sukses membuat Ananta terkejut, tapi petugas UKS itu malah menyetujuinya.

Hal penting apa memang yang mau dibicarakan Pram, sampai harus mengusir orang yang bertugas diruangan ini?.

"Masih sakit nggak?" tanya Pram, Ananta hanya menggelengkan kepalanya.

"Maafin saya tadi usah paksa kamu buat makan, kamu ngga bilang kalo akibatnya akan seburuk ini. Tahu gitu tadi kamu jangan makan apa-apa" Pram menyesali perbuatannya yang sudah memaksa Ananta untuk sarapan tadi pagi.

Ananta hanya diam mendengarkan, dia tidak merespon. "Sekarang mau apa? makan? minum? atau mau pulang aja? saya anterin kalo mau pulang" tawar Pram.

Ananta kembali menggelengkan kepala sebagai jawaban, "Ngomong dong, kamu marah sama saya gara-gara saya suruh sarapan, kamu jadi sakit gini? iya saya sadar saya salah, saya minta maaf, tapi jangan diem aja"

Ananta mengerutkan dahinya heran, kenapa dengan Pram. Apa yang dipikirkan laki-laki ini? kenapa Ananta harus marah.

Padahal tadi pagi Pram bilang kalau dia merepotkan, sekarang Ananta hanya mengikuti apa yang Pram mau, agar tidak merepotkan. Tapi kenapa dia berpikir Ananta marah.

"Saya mau istirahat pak, bapak bisa tolong keluar?" Pinta Ananta lemah.

"Oke saya keluar, tapi nanti kalo kamu mau pulang kamu suruh petugas UKS buat panggil saya di ruang TU ya"

"Iya" Ananta menjawab sambil menganggukan kepalanya.

Setelah Pram keluar, Ananta baru bisa menghembuskan nafas lega. Kenapa Pram berlebihan seperti itu, bagaimana nanti pandangan murid lain dengan sifat Pram yang seperti itu.

___

Jam pulang sekolah tiba, hari ini Ananta absen mengikuti pelajaran di kelas dan juga kerja di kantin. Ia benar-benar lemas tidak bertenaga.

Kristina, Fita dan Eva menyambangi Ananta di UKS ketika jam pulang. Kristina membawakan tas milik Ananta,

"Mbak mau pulang bareng aku aja apa gimana? nanti eva biar telpon ibunya minta jemput" tawar Fita.

"Jangan lah kasihan eva kalo harus nunggu jemputan" jawab Ananta, sekarang dia sudah bisa berdiri dan berjalan dengan baik. Kepalanya sudah tidak pusing separah tadi.

"Nggak papa mbak, biar bisa cepet pulang terus istirahat" kata eva.

"Eh rumah kalian itu dimana sih, deketan gitu ya rumahnya?" tanya Kristina, "Iya kris rumah kita deketan, di ini lo jatibendo tau nggak?" jawab eva.

"Nggak tahu aku, dimana sih?" Fita dan eva kemudian menjelaskan dimana tepatnya rumah mereka.

"Oalah itu, aku tiap hari juga lewat situ kalo berangkat sekolah, aku lewat di perempatan yang ada patung burung garuda itu. Rumahku Balesinggah soalnya" kata Kristina kemudian.

"Kalo gitu kamu bareng aku aja ta, wong searah, dari pada ribet kan ya" tawar Kristina kemudian. Tapi belum sempat Ananta menjawab, Pram sudah lebih dulu datang dan memotong pembicaraan.

"Nggak usah kalian pulang aja. Ananta biar sama saya, aman kok" ketiganya lalu memandang ke arah Ananta meminta pendapatnya.

Sebenarnya Ananta ingin pulang dengan Kristina, tapi Ananta bingung bagaimana menolak Pram. Ia takut nanti Pram malah tantrum dan uring-uringan lagi.

Pada akhirnya Ananta menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Pram. Ketiga temannya paham dengan itu, dan mereka berlalu pamit pulang.

"Yaudah ayo pulang" Ananta mngikuti Pram dari belakang, "Mau makan dulu nggak kamu?" tanya Pram.

"Engga mas langsung pulang aja" Jawab Ananta, Ia teringat dengan anak-anak yang beberapa hari ini sering datang ke rumahnya untuk belajar bersama, mungkin sekarang mereka sedang menunggunya pulang.

___

Sampai dirumah ternyata benar, anak-anak itu sudah menunggu Ananta didalam rumah. Namun bukan hanya anak-anak, tapi ada 2 ibu-ibu yang juga menunggunya, mereka adalah ibu dari beberapa anak disana.

"Assalamu'alaikum.. "

"waalaikumsalam salam" jawab semua orang didalam rumah serentak, Nenek Imah yang melihat Ananta pulang buru-buru mendekat.

"Kamu punya hutang berapa sama mereka, kenapa mereka sampai samperin kesini? kalo kamu punya hutang cepetan bayar biar nggak ditagih terus" kata Nenek Imah berbicara seolah berbisik-bisik, padahal semua orang bisa mendengar suaranya.

Pram yang ada dibelakang Ananta pun bingung, hutang? apa Ananta benar punya hutang? Ia pikir apa yang diucapkan Nenek Imah itu benar.

"Mbok, aku nggak punya hutang. Sekarang mbok kerumah Mas Bagus dulu ya, biar aku ngajarin anak-anak ini belajar. Ibu-ibu ini cuma anter anaknya bukan nagih hutang" kata Ananta dengan volume suara sedikit keras dan dekat dengan telinga neneknya.

"Beneran kamu, nenek itu takut kamu punya hutang" kata neneknya dengan raut wajah khawatir, Ananta kemudian menuntun neneknya untuk pergi kerumah bagus, agar tidak semakin rumit urusannya.

Setelahnya Ananta kembali lagi kerumah, ternyata Ibu-ibu itu masih ada disana. "Mbak Ananta ini ada sedikit rejeki buat tambah uang saku sekolah, terimakasih udah mau ajarin Gandi belajar disini".

Salah satu ibu itu mendekat dan memasukkan amplop ke dalam saku tas yang masih menempel di tubuh Ananta.

"Mbak Tina, nggak usah mbak, lagian disini cuma belajar bareng bukan les privat. Belajarnya juga seadanya aja, bahkan tempatnya juga kaya gini. Saya cuma pingin berbagi ilmu saya aja, saya nggak minta imbalan apapun" Tolak Ananta halus, Ia mengembalikan amplop tadi kedalam genggaman ibu tadi.

"Nggak papa mbak ini buat ganti waktu istirahat mbak Ananta, sekedar buat beli vitamin atau kebutuhan kecil yang lainnya. Tolong diterima ya mbak, tolong" Ibu itu kembali memasukkan amplop ke dalam tas Ananta.

"Iya ta, ini juga ada titipan dari ayahnya Rehan buat kamu. Makasih udah mau bimbing Rehan belajar, Oh iya ta, kenapa kamu ngga buka les aja buat anak-anak SD sama SMP. Kan lumayan bisa buat tambah uang saku sekolah" Saran ibu yang lainnya.

"Saya ngga bisa mbak, ini aja waktunya kadang kesorean. Karena saya pulangnya nggak pasti, terus juga saya ngga sepintar itu. Apalagi tempatnya nggak memadai" kata Ananta.

"Tapi anak-anak banyak yang nyaman belajar sama kamu. Katanya kamu nggak galak, belajarnya juga seru banyak game-game gitu kata Rehan. Mereka lebih nyaman sama kamu ta, Kalo masalah tempat yang penting gurunya bisa ambil hati muridnya pasti mereka nyaman di manapun tempat belajarnya, kamu pasti bisa kok"

Ibu itu mencoba meyakinkan Ananta agar mau membuka jasa les di rumahnya, tapi Ananta tetap tidak mau karena dia merasa sangat tidak pantas dan tidak memiliki kompetensi untuk itu.

"Yaudah ya ta, kita pamit dulu, titip anak-anak. Kamu jewer aja kupingnya kalo Rehan nakal, mari mas" Ibu dari anak bernama Rehan itu menganggukan kepala pada Pram.

"Ayo mbak belajar, ada game apa lagi hari ini?" tanya salah satu anak bernama Rehan.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!