Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas menuju ke kantin untuk menuntaskan rasa lapar mereka. "Mbak ke kantin yuk" Ajak Fita pada Ananta.
Sebenarnya Ananta tidak punya uang hari ini, Ia berangkat sekolah hanya dengan niatnya untuk belajar. Tidak dipikirkannya uang saku, karena Ia terlalu senang bisa sekolah lagi,
"Kalian duluan aja deh nanti aku belakangan" Jawab Ananta, "Ayo mbak sekalian, nanti aku bayarin deh, kebetulan tadi dapet uang dobel dari mbahku" Ajak Eva.
Akhirnya Ananta pun ikut pergi ke kantin, karena jarak kantin dan kelas mereka dekat jadi tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai.
Mereka ingin makan gado-gado tapi antrian masih panjang, akhirnya mereka beralih pesan bakso. Baru saja hendak memesan, sebuah tepukan dipundak mengejutkan Ananta.
"Bisa ikut saya keperpus sebentar? Ada yang penting" Ternyata orang itu pak Pram, tanpa banyak bicara Ananta mengikuti laki-laki itu.
Jika berlama-lama disana nanti malah menarik perhatian murid lain. Di perpustakaan ternyata sudah ada orang yang menunggu, sepertinya orang itu juga seorang guru.
"Permisi bu.. " Ucap pak Pram sambil duduk dihadapan guru perempuan itu "Sini.. " Katanya lagi sambil menepuk kursi disebelahnya meminta Ananta untuk duduk.
"Ini anaknya pak?" Tanya guru itu
"Iya bu, ini namanya Ananta, dia yang saya rekomendasikan kemarin" Ananta menatap keduanya bingung, apa yang mereka bicarakan?.
Pram melihat kebingungan Ananta, Ia tersenyum kemudian mengarahkan tubuhnya menghadap Ananta sepenuhnya agar bisa menjelaskan apa yang terjadi,
"Jadi gini ta, ini namanya bu yunita, dia koordinator kantin sekolah. Kemarin mbak Indra bilang buat cariin kamu kerjaan yang bisa sambil sekolah, kebetulan dikantin sekolah kita ada"
Mendengar penjelasan Pram, dalam hati Ananta sangat senang. Inilah yang dia inginkan, sekolah sambil bekerja. Kemudian bu yunita menjelaskan seluk-beluk pekerjaan yang akan dia lakukan, berapa gajinya dan apa saja toleransi yang diberikan sekolah selama dia bekerja.
"Nanti kamu kerjanya dikantin minuman dan harus ada dikantin 15 menit sebelum istirahat, bantu bu yayuk yang ada disana. Gaji kamu sebulan setara sama besarnya spp satu bulan, nah sekarang karena kamu termasuk siswa yang bebas spp jadi gajinya bisa kamu Terima sendiri. Seandainya kamu ngga bebas spp berarti gaji kamu buat bayar spp"
Ananta hanya mengangguk-anggukan kepalanya, jadi selama sekolah dia harus bisa terus berprestasi supaya spp nya terus digratiskan.
"Terus nanti setelah jam istirahat selesai kamu juga masih dapat dispensasi waktu buat istirahat sendiri selama 15 menit. Jadi kamu telat 15 menit dimata pelajaran setelah istirahat."
Ananta sudah mengerti semua job desc nya, dia boleh bekerja mulai besok. Setelah menjelaskan perihal pekerjaan kantin, bu yunita pamit pergi. Tinggallah Ananta bersama pak Pram.
"Kamu nggak papa kan kerja dikantin? maksud saya kamu nggak malu kan sama temen kamu?" Tanya Pram.
"Enggak kok pak, terimakasih udah bantu saya. Saya emang berencana nyari kerjaan yang bisa sambil sekolah, sekarang malah udah bapak bantu. Jadi terimakasih ya pak" Jawab Ananta sopan.
"Yasudah kamu boleh balik lagi" Baru beberapa langkah Ananta menjauh.
"Eh tunggu ta.. " Pram merogoh sakunya, mengeluarkan selembar uang 50 ribu, "Ini titipan dari mbak Indra" Uang itu Ia berikan kepada Ananta, sebenarnya bukan titipan dari Bu indra tapi itu karena niatnya sendiri ingin memberi kepada Ananta
"Kok banyak banget pak, buat apa? " Tanya Ananta "Udah ambil aja buat pegangan" Ananta mengambil uang itu dan berterima kasih untuk kesekian kalinya, setelahnya Ia pamit pergi ke kantin. Perutnya sudah keroncongan minta diisi, Ananta tidak pernah sarapan tiap pagi. Beruntung kali ini Ia mendapat rezeki, jadi tidak meminjam kepada Eva.
___
Dikantin, Eva dan juga Fita sudah menunggu Ananta, mereka bahkan sudah hampir menyelesaikan makanya. "Dari mana sih mbak, kok aku cari nggak ada" Tanya Eva "Iya katanya mau cerita, kan enak kalo sambil makan, eh orangnya malah ilang tiba-tiba" Fita ikut protes.
"Iya maaf ya tadi aku dipanggil sama guru, rencananya aku mau kerja dikantin ini, dibagian minuman itu tuh" Tunjuk Ananta ke salah satu kantin yang menjual khusus hanya minuman saja. "Gimana ceritanya?" Tanya Fita yang bingung dengan penjelasan Ananta.
"Jadi gini...... " Ananta lalu menceritakan awal mula kenapa Ia bisa sekolah lagi, siapa yang membantunya dan kenapa bisa Ia sampai akan bekerja dikantin sekolah. "Jadi tadi pagi mbak berangkat sama pak guru? Ganteng nggak mbak" Tanya Eva antusias.
"Ya nanti deh kalo ketemu orangnya kamu nilai sendiri ganteng apa enggak" Jawab Ananta. Kemudian dia memesan bakso karena dia sudah merasa sangat lapar. Meskipun kedua temannya sudah selesai lebih dulu, tapi mereka masih menunggu hingga Ananta selesai makan.
Singkat cerita jam pelajaran hari ini sudah selesai seluruhnya, waktu menunjukkan pukul 14.30, artinya jam pulang tiba. Eva yang sangat penasaran dengan guru yang dimaksud Ananta berniat mengikuti Ananta yang hendak pulang bersama dengan Pram. Tapi Eva dan Fita hanya memantau dari jauh, takut kalau nanti malah ketahuan.
"Waaah ganteng lo mbak ndul gurunya" Kata Eva dengan kagum, 'ndul' adalah panggilannya untuk Fita dari kecil, karena mereka bersaudara, jadi mereka sedekat itu.
"Iya, ganteng"
Dua orang yang mereka lihat sudah pergi menggunakan sepeda motor, tapi mereka masih terpaku ditempat mereka mengintip. Mereka masih membicarakan ketampanan seorang Alvian Pramartama.
___
"Tadi pelajaran apa aja dikelas" Tanya Pram disela-sela mereka menikmati es cincau dipinggir sawah. Ya, sekarang mereka sedang mampir ke penjual es cincau pinggir jalan yang lokasinya dekat dengan sawah.
Pram mengajak Ananta minum es cincau dalam rangka merayakan kembalinya Ananta kesekolah katanya. Padahal Ananta sudah bilang tidak tapi laki-laki itu memaksa.
"Jam pertama tadi bahasa Indonesia, lama banget pak sampek istirahat, terus setelah istirahat pelajaran bahasa Inggris terakhir desain grafis" Tutur Ananta.
"Desain grafis? Oh iya kamu ambil komputer ya jurusannya saya lupa" Ucap Pram sambil sedikit tertawa. Melihat lagi senyuman lelaki itu membuat jantung Ananta berdebar lebih kencang, entah apa Ia juga tidak paham.
"Ngomong-ngomong guru bahasa Indonesia kamu laki-laki apa perempuan?" Tanya Pram kemudian, "Perempuan pak orangnya cantik, keliatannya juga baik"
"Jangan panggil pak dong, tua banget" Jika tadi pagi Ia diam saja waktu Ananta memanggilnya pak diluar jam sekolah, maka kali ini Ia protes. "Hehe iya mas maaf" Kata Ananta sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Oh iya mas, tadi kenapa waktu dipiket bilang kalo saya saudaranya mas? kenapa bohong"
"Saya nggak bohong, kamu emang saudara saya, saudara dari nabi adam sama saudara setanah air, haha" jawab Pram diakhiri tawa, Ananta yang mendengar itu dibuat tersenyum.
Orbrolan selanjutnya hanya obrolan-obrolan biasa mengenai sekolah, sesekali Ananta bertanya tentang peraturan-peraturan disekolah yang belum Ia tahu.
Dari obrolan itu juga Ananta jadi bisa tahu bahwa Pram bukan guru tetap, hanya seorang staff keuangan biasa, ditambah lagi Ia jadi tahu kalau Pram sekarang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi fakultas pendidikan Bahasa Inggris.
Melanjutkan ke perguruan tinggi juga merupakan impian Ananta, setidaknya meskipun Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu tapi Ia bukan orang bodoh.
Meskipun banyak yang bilang kuliah untuk seorang perempuan itu tidak begitu penting, karena pada akhirnya nanti perempuan hanya akan berada dirumah mengurus anak dan dapur.
Tapi bagi Ananta meski pada akhirnya nanti Ia hanya akan menjadi ibu rumah tangga dirinya ingin menjadi ibu rumah tangga yang berpendidikan.
Ia ingin anak-anaknya bangga pada dirinya nanti, karena ibunya punya kualitas, ibunya berpendidikan.
Karenanya, kesempatan yang Ia dapat untuk bisa sekolah lagi ini dia akan pergunakan sebaik mungkin, Ia akan pertahankan prestasinya sampai nanti ke jenjang perguruan tinggi.
Tanpa terasa sore menjelang, "Udah jam 4 rupanya lama juga kita disini" kata Pram sembari melihat jam dipergelangan tangannya. "Ayo kita pulang" terlebih dulu Pram membayar es cincau yang Ia makan dan juga milik Ananta. Setelah itu mereka pulang.
Sesampainya dirumah, Pram tidak ikut mampir karena hari sudah cukup sore. Pram berpamitan pulang, dan Ananta mengucapkan terimakasih atas kebaikan Pram hari ini. Ananta baru akan masuk rumah setelah Pram benar-benar pergi dari halaman rumahnya.
"Loh ta sekolah lagi?"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments