Traktir Es Teh

"Lho ta sekolah lagi?" pertanyaan itu datang dari bu asih, yang sempat mencarikan Ananta kerja. Dia kebetulan lewat didepan rumah Ananta , "Iya buk, aku sekolah lagi" jawab Ananta tersenyum senang.

"Terus kerjanya nggak jadi? tadi Fuad kerumah cari kamu"

"Maaf ya buk, minta tolong bilangin sama mas Fuad aku nggak jadi kerja" jawab Ananta

"Ohh iya udah nggak papa, bagus deh kalo bisa sekolah lagi" bu asih kemudian berlalu, dia tipikal orang yang biasa saja. Maksudnya sikapnya pada Ananta dari dulu ya seperti ini, dia tidak pernah membenci tapi juga tidak begitu mendukung.

Setelah lelah dengan kegiatan sekolah Ananta memilih untuk merebahkan diri dikamar, sambil menatap langit-langit kamarnya perlahan air matanya menetes.

"Mbah aku udah bisa sekolah lagi" Ia seolah berbicara dengan kakeknya sambil tersenyum, "Hari ini sekolah seru banget mbah, banyak temen baru. Dapet ilmu baru juga, mbah do'ain ya semoga sekolah aku lancar terus"

Bercerita kegiatan sekolah kepada kakeknya adalah kebiasaannya dari dulu, bedanya jika dulu Ia bisa bercerita langsung dengan raut wajah antusias, kali ini Ananta hanya membayangkan bahwa kakeknya ada didepannya.

"Mbak... " terdengar suara orang dari luar, Ananta tidak langsung menyahut, Ia menunggu untuk memastikan apakah benar ada yang memanggilnya, "Mbak taa.." Ternyata benar, dan Ananta kenal suara itu, buru-buru Ia keluar dari kamar.

"Ada apa nggun" tanya Ananta, tamunya ternyata Anggun anak tetangga yang rumahnya tidak terlalu jauh.

"Mbak mau minta tolong ajarin kerjain tugas sekolah, susah aku nggak bisa" Anggun itu baru masuk sekolah SMP masih kelas satu, sama seperti Ananta hanya beda satuan pendidikan.

"Tugas apa? Mbak belum mandi nggak papa ya" jawab Ananta.

"Nggak papa mbak, ada tugas IPA sama matematika" mereka berdua pun duduk diruang tamu, Ananta mengajari Anggun soal-soal yang menurut Anggun sulit.

Karena Ananta adalah alumni disekolah Anggun jadi mudah saja Ia mengajarinya, pola pembelajaran yang digunakan juga masih sama.

Setelah semua tugasnya selesai Anggun belum mau pulang, Ia masih ingin ada disana sekedar berbincang-bincang dengan Ananta, "Mbak kata ibuk kalo aku kesulitan ngerjain tugas sekolah aku disuruh belajar sama embak, boleh nggak mbak?" tanya Anggun.

"Boleh kok tapi bisanya ya sore begini, abis pulang sekolah" jawab Ananta, Ia malah senang jika bisa membantu sesama, ilmu yang didapatnya jadi bermanfaat.

"Iya mbak kalo gitu besok aku kesini lagi, sekarang aku pulang dulu udah mau magrib, makasih ya mbak" Anggun pamit pulang, setelahnya Ananta membersihkan diri, dan melaksanakan sholat magrib karena sudah masuk waktunya.

Perihal sholat Ananta masih mencoba untuk memenuhi 5 waktu, jika disekolah bisa berjamaah, dirumah terkadang setan lebih pandai menggoda iman, jadi lebih banyak bolongnya dari pada sholatnya.

Selesai sholat Ia termenung lagi, teringat tadi dikelas. Semua temannya punya HP, hanya dia yang tidak. Sebenarnya HP itu juga penting untuk sarana belajarnya, karena dia masuk jurusan teknik komputer, jadi kemungkinan besar tugas-tugas akan dikirim secara online dan dikumpulkan online juga.

Sekarang bagaimana dia bisa membeli HP? Jika menyisihkan uang gajian dari kantin sekolah, butuh waktu yang sangat lama. Apalagi gajinya sangat kecil, setara spp sekolah berarti hanya 160 ribu rupiah.

Nantinya gaji itu Ia pergunakan untuk keperluan sehari-hari, 160 ribu untuk satu bulan. Tidak mungkin cukup, tapi Ananta harus mencukup-cukupkan, lalu kalau harus menabung untuk beli HP, uang saku sekolah Ia harus cari kemana lagi?

Hari ini Ia cukupkan sampai sini melamunnya, Ia keluar kamar menemui neneknya yang sedang duduk sendiri diruang tamu "Lagi apa?" tanya Ananta sedikit mendekat agar neneknya bisa mendengar "Apa, nggak ada apa-apa" pertanyaannya apa dijawab apa.

Tapi itu Ananta anggap sebagai jawaban yang nyambung saja, supaya tidak panjang urusannya "Kamu tadi sudah makan?" tanya neneknya "Belum" jawab Ananta sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kok nggak makan" Ananta kemudian pergi ke dapur untuk mengambil makanan yang dimasak neneknya, tidak ada lauk yang istimewa setiap harinya. Kali ini neneknya menggoreng ikan dan dicampur dengan sambal, hanya itu, tapi itu adalah menu favoritnya. Karena sambal buatan neneknya adalah yang terenak.

Ananta kembali lagi keruang tamu, Ia makan dihadapan neneknya agar neneknya tau bahwa dia makan jadi nanti tidak tanya lagi. "Tadi pakdhe yuri kesini" Ananta beralih menatap neneknya "Ngapain?" tanyanya dengan suara agak keras "Ngasih beras sama tempe"

Rupanya pakdhe nya itu masih punya usaha tempe, dulu sewaktu kakeknya masih hidup orang itu sering sekali kesini. Seminggu sekali pasti kesini, tapi sekarang kakeknya sudah tidak ada baru sekarang pakdhenya mengunjungi neneknya.

___

Esoknya sewaktu berangkat sekolah, Ananta tidak lagi hampir telat seperti kemarin, karena Pram menjemputnya tepat pukul 6 pagi. Diwaktu yang bersamaan Fita juga hendak berangkat sekolah, saat lewat depan rumah Ananta Ia berhenti "Mbak bareng aku aja gimana?" padahal disitu sudah ada Pram yang jelas-jelas menjemput Ananta.

Ananta melirik Pram meminta persetujuan, laki-laki itu paham, Ia memberi gestur tidak setuju dengan menggelengkan kepalanya sedikit. "Lain kali aja deh fit, nggak enak ini pak Pram udah nungguin" jawab Ananta.

"Ooh ya udah aku duluan ya, mari pak" Fita menganggukan kepalanya sembari menjalankan motornya "Iya, mari" jawab Pram.

Setelahnya Ananta dan Pram juga menyusul berangkat, namun tidak melewati jalan biasanya. Pram memilih jalan berbeda, tapi Ananta tidak berani protes.

Sudah diberi tumpangan saja Ia bersyukur, jadi mau lewat manapun asal sampai di sekolah Ia manut saja. "Kita lewat sini kamu tau kenapa?" tiba-tiba Pram mengajukan pertanyaan yang hanya dia sendiri yang tahu jawabannya.

"Enggak pak, eh mas" jawab Ananta "Kita lewat sini supaya muter biar lebih lama naik motornya haha" Ananta bingung, bagian mana yang lucu. Bukankah mengambil jalan yang memutar akan memakan waktu lebih banyak kenapa laki-laki ini malah kelihatan senang.

Alasan Pram sebenarnya adalah, karena Ia tahu Fita yang tadi sempat menawarkan tumpangan pada Ananta sedang mengikuti mereka. Oleh karena itu Ia ambil jalan lain supaya mereka tidak lagi mengikuti.

___

Waktu istirahat tiba, saat ini Ananta sudah berada dikantin sejak 15 menit lalu. Hari ini hari pertamanya bekerja disana, banyak mata yang menatapnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

Mungkin diantara mereka ada yang kasihan, mungkin juga ada yang mengejek. Tapi Ananta tidak peduli, yang penting Ia tidak merugikan mereka. Setelah waktu istirahat habis Ananta masih dikantin.

Dispensasi waktu 15 menit dari sekolah Ia gunakan untuk makan, uang yang kemarin diberikan oleh Pram masih ada, dan masih cukup untuk makan beberapa hari kedepan.

Saat Ia sedang makan seseorang duduk disampingnya, ternyata itu Pram, Ia memperhatikan Ananta yang sedang makan dari samping. Ananta yang merasa diperhatikanpun menjadi salah tingkah "Bapak mau makan?" tanya Ananta dengan senyum yang dipaksakan.

"Enggak saya udah makan, tadi dibuatin bekal sama bunda" Ananta hampir saja tersedak, apa orang setua Pram masih ada yang mau membawa bekal buatan ibunya? tapi Ananta mencoba menetralkan rasa terkejutnya.

"Pak guru ganteng mau makan apa pak?" Tanya ibu kantin tempat Ananta membeli nasi, "Engga buk saya nggak makan, cuma lagi nyantai sebentar"

Apa staff keuangan kerjanya sesantai itu? "Aduh neng makan ditemenin guru ganteng bisa cepet kenyang ini meskipun makannya dikit" celetuk ibu kantin tadi, Ananta hanya mengangguk sambil memaksakan senyum.

"Buatin saya es teh dong, sekalian bayarin ini kan hari pertama kamu kerja" saat Ananta hampir menyelesaikan makannya, Pram malah mengajukan permintaan konyolnya.

Dalam hati Ananta menggerutu "Kenapa baru sekarang ya Tuhan, kenapa nggak dari tadi" tapi Ia tetap beranjak ke kantin minuman, membuatkan Pram minuman yang Ia mau meskipun makanan dipiringnya masih tersisa.

"Ini pak silahkan" Ia meletakkan gelas es teh itu tepat dihadapan Pram "ini kamu yang bayar kan" tanya Pram sebelum meminum es itu "Iya Pak nanti saya bayar"

"Hayooo belum pada masuk, kamu juga mas belum masuk" suara seorang guru perempuan menarik atensi mereka.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!