Sore ini aku lagi menyendiri di taman belakang rumah sakit. Aku bersyukur walaupun seperti ini aku tidak pernah sakit, aku merasa bahagia sekali bisa melihat Vika dan Ibu Irene yang sudah mulai bercengkrama bersama, melihat Vika sudah mau makan dan ketawa bersama membuat hati ini merasa tenang dan kulihat pacar Vika sabar menanti dia sembuh. Sebenarnya aku iri dan rindu melihat pemandangan seperti ini karena sudah lama aku tidak merasakan canda tawa dari kedua orang tuaku.
“Mama, papa sebenarnya Harika kangen suasana seperti ini bersama?” lirih dalam hatiku, aku sedih dan kangen karena sudah lama jauh dari orang tua
Aku mencoba menelfon kedua orang tuaku di kampung untuk mengobati rasa kangenku kepada mereka.
Tut..!
Tut..!
Tut..!
Aku berkali-kali menelfon kedua orang tuaku, tetapi tidak ada yang mengangkat telfonku, mungkin kedua orang tuaku lagi sibuk bekerja sehingga aku menelfon mereka tidak diangkat. Aku mulai sabar dan menenangkan perasaan ini.
Ku coba menghampiri Vika kembali dan kita bercanda bersama sampai akhirnya kita lupa waktu kalau sekarang sudah pukul 17.00 WIB terlihat pacarnya Vika izin pulang, dan Vika mengizinkan. Akhirnya sekarang di kamar ini tinggal aku, ibu irene dan vika.
Aku dan ibu Irene mencoba menghibur Vika agar segera lekas sembuh dan ceria kembali. Untungnya Vika itu tipe orang yang bawel jadi walaupun dia lagi sakit gampang juga sembuhnya.
Untuk malam ini aku menemani Vika dan Ibu Irene jagain Vika sampai sembuh karena aku juga sudah izin ke pak indra untuk besok pagi tidak masuk kerja dulu karena masih jagain Vika dan alhamdulillah dapat izin dari beliau.
*****
Malam tiba…
Malam ini angin terasa sejuk sekali, aku kembali duduk di taman belakang rumah sakit ini. Entah kenapa malam ini udara terasa sunyi dan sejuk sekali mengingatkanku waktu aku di Puncak kemarin. Sambil ku melamun, tiba-tiba handphone ku berbunyi. Ternyata yang menelponku bapak Bayu, aku merasa salah tingkah, dalam benak ku kenapa pak Bayu menelponku, tumben pak Bayu menelfonku, ada apa ini? Pikirku lirih.
Aku mencoba berprasangka baik ke pak Bayu, kemudian aku angkat telfon dari dia.
“Hallo Harika, kamu lagi apa? Ow iya bapak ganggu kamu enggak?” tanya pak Bayu.
Aku cuma bengong saja, kenapa pak Bayu menjadi lembut seperti ini, biasanya saja jutek dan nyebelin kepadaku.
“Ehm iya pak selamat malam, ini aku masih di rumah sakit jagain Vika pak, ada apa ya pak tumben Bapak Bayu nelfon? Apa mau bicara dengan Vika ya pak?” pintaku
“Oh… jangan, bapak lagi tidak ingin bicara sama Vika, bapak lagi pengen ngobrol sama kamu saja Harika?” jawab bapak Bayu sambil merayu di dalam telfon
Aku merasa salting dan baper, pipiku langsung merah karena malu, tidak biasanya pak Bayu seperti ini. Aku masih memikirkannya tumben pak Bayu mau ngobrol sama aku. Aku senyum-senyum sendiri mendengarkan suara pak Bayu yang menelfonku
“Harika…?”
“Harika…?”
“Harika…?”
“Ehm….ehm…! Kamu kemana saja sih di telfon selalu ngilang enggak ada suaranya!” bentak pak Bayu dengan nada agak tinggi.
Aku pun langsung kaget dan sadar kalau aku ternyata terlalu lama ke GRan dan baper di telfon sama bapak Bayu.
“Oh.. iya pak Bayu maaf disini sinyalnya jelek?” aku sambil berbohong agar tidak di marahin sama pak Bayu lagi.
“Ow iya pak Bayu, tumben pak Bayu nelfon saya, ada perlu apa ya pak Bayu?” tanyaku sambil penasaran karena tidak biasanya seorang CEO Perusahaan ini nelfon bawahannya hanya sekedar basa-basi saja, biasanya CEO Perusahaan itu kalau nelfon bawahannya pasti yang dibahas masalah kerjaan.
“Hmm… gimana ya ngomongnya?” jawab pak Bayu sambil gugup.
“Udah ngomong saja pak Bayu?” pintaku karena penasaran juga apa yang mau diomongin oleh bapak Bayu
“Oh iya oke! Tapi kamu jangan marah ya. Pinta pak Bayu kepadaku.
“Jadi gini, bapak kan kemarin sering bikin kamu marah dan jengkel, bapak ingin minta maaf ke kamu karena bapak sadar yang bapak lakukan kemarin-kemarin itu salah, menegurmu ditempat umum, memarahimu di tempat umum dan lainnya, jadi kamu mau kan maafin bapak?” pintanya
Aku pun merasa kaget, astaga akhirnya pak Bayu menyadari kalau dia salah, hati ini merasa senang sekali dadan merasa tentram. Akhirnya aku mau memaafkan pak Bayu dan aku juga meminta maaf karena sudah menabrak pak Bayu waktu pertama kali aku masuk kerja. Disaat itu aku sudah mulai nyaman lagi sama pak Bayu karena sifat baik hati dan lemah lembutnya pak bayu keluar lagi.
Dia pun juga menawariku sebagai permintaan maafnya, dia mau mengajakku makan malam bersama. Aku tambah senang sekali dan bahagia, tetapi aku nggak langsung jawab ajakannya karena takut dia cuma ngerjain saja. Ku kasih waktu beberapa menit dan akhirnya aku iyain kalau aku mau makan malam bareng sama pak Bayu.
Aku takut jika langsung menjawab iya, dikira aku cewek gampangan dan aku juga pengen mencoba apakah pak Bayu benar-benar mau mengajak ku makan malam atau cuma iseng doang dan ternyata dia beneran mau mengajak ku makan malam berdua
Setelah pak Bayu mau mengajak ku makan malam bersama, akhirnya kita mengobrol banyak sekali, disini aku dan pak Bayu mulai rilex dan tidak terlalu kaku karena sudah bisa ngobrol bersama. Akhirnya pak Bayu pamitan untuk beristirahat dan kita sudahi dulu telfonan ini. Saat pak Bayu sudah mematikan telfonnya, aku masih terbayang-bayang wajah pak Bayu yang ganteng itu, tutur katanya yang sopan santun, baik hatinya, aku melamun sendirian dan membayangkan tentang pak Bayu.
Saat aku sedang asyik membayangkan pak Bayu, tiba-tiba Vika dari belakang mengagetkanku dengan cara mengendap-ngendap.
“Hayoo….! Senyum-senyum sendiri awas kesambet!” teriak Vika sambil mengagetkanku
“Ah… kamu lagi kamu lagi Vika, hilang deh angan-anganku, udah sana tidur sudah malam malah keliaran kamu tuh?” jawabku ketus
“Hahaha sudah, jangan sedih gitu saja ngambek kamu Harika, ow iya emang tadi yang nelpon kamu siapa?” tanya Vika curiga
“Si Bayu?” jawabku cuek sambil mengayunkan kedua kakiku
“Hah pak Bayu maksud kamu yang barusan nelfon ya Harika?” tanya Vika
“Iya dia, siapa lagi”
“Akhirnya si cewek polos ini di telfon pujaan hatinya, oh Bayu aku sayang kamu, aku sangat mencintaimu Bayu, kemarilah Bayu temani malam yang sunyi ini berdua hanya bersamaku?” jawab Vika sambil meledek dan ketawa bahagia
“Udahlah Harika, sana kalian pacaran, kalian cocok kok berdua, kamu aja sok-sok an jaim segala. Padahal dalam hati pengen kan dipacari sama pak Bayu?” Goda Vika
“Apa sih kamu Vika!” teriakku, aku merasa malu dan senyum-senyum sendiri apakah benar ini yang dinamakan jatuh cinta
Vika memang sering kayak gini, jengkelin banget tapi ngangenin juga, aku akhirnya bahagia juga bisa lihat Vika mulai ada perubahan dan sudah bisa ketawa lepas seperti ini.
Tak lama setelah Vika memojokkan ku, dia langsung kembali ke kamarnya dan beristirahat karena waktu sudah mulai malam. Aku kejar Vika dan ku peluk dari belakang, lalu ku gandeng tangannya kita menuju kamar bersama.
“Akhirnya kamu sudah lebih baik ya Vika, cepet sembuh ya?” Pintaku ke Vika
“Oke! Siap bos! yang penting kamu juga baik-baik ya sama pak Bayu?” Goda Vika ke padaku.
Aku dan Vika akhirnya sudah merasa ngantuk yang luar biasa, kita tidur bersama di dalam kamar rumah sakit.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments