Hembusan angin pagi ini menyejukan hati
Udara pagi menenangkan jiwa ini
Seakan hidup ini terasa indah menjalani hari-hari
Ku hentakkan kaki ini melangkah menikmati udara pagi hari
Lantunan musik dipagi hari menemani hari-hari
Menyejukan jiwa yang sedang dilanda sepi
Disini aku terdiam diri melamun tentang hampa hati
Menunggu sang pujaan hati yang tak hadir dalam hidup ini
*****
Suara jam alarm pun sudah mulai berbunyi, pagi ini rutinitas Harika seperti perempuan lainnya, dimana bangun tidur, kemudian bersih-bersih tempat tidur, nyuci, masak dan mandi.
Semua itu sudah biasa Harika lakukan waktu masih tinggal bersama kedua orang tuanya di kampung karena kedua orang tuanya Harika mengajarinya agar jika menjadi perempuan itu harus bisa mandiri dimanapun kita berada jadi tidak perlu manja, jangan terlalu lemah dengan keadaan dan jangan menjadi ketergantungan dengan orang lain.
Dari situ Harika sadar berarti hidup mandiri itu sangatlah perlu meskipun perempuan juga harus mandiri.
Saat Harika akan sarapan pagi, tiba-tiba notif whatsappnya berbunyi, dilihat ternyata ada chat dari bapak Indra Manager Perusahaan yang dia tempati kerja. Dalam fikiran Harika, ada apa ini tumben bapak Indra chat WA.
“Selamat pagi ibu Harika, nanti kalau ibu sudah sampai di kantor tolong menghadap ke saya pukul 09.00 WIB ya.” Chat dari bapak Indra yang merupakan Manager di Perusahaannya bekerja. Harika merasa bingung, kenapa tiba-tiba bapak Indra menyuruhnya untuk menghadap ke ruangan beliau? Ada masalah apa dikantor? Harika jadi tambah khawatir dan merasa cemas.
Selesai sarapan pagi, Harika langsung bergegas berangkat kerja, sesampainya di tempat kerja dia masih kepikiran tentang chat yang dikirim oleh bapak Indra tadi pagi.
“Waduh! Ada apa ya kok aku disuruh menghadap ke ruangan bapak Indra?” Harika merasa cemas dan gelisah sampai kebawa fikiran.
Akhirnya Harika memberanikan diri melangkahkan kakinya ke ruangan Management tempat bapak Indra memanggilnya, saat di dalam ruangan, Harika di berikan teguran keras karena dia kerja ceroboh sampai-sampai CEO Perusahaan hampir celaka, saat meeting denhan client dia juga di tegur karena bengong dan tidak menghiraukan perintah dari CEO Perusahaan. Akhirnya Harika di beri surat cinta (Surat Peringatan 1) dari bapak Indra.
Setelah itu, Harika disuruh keluar dari ruangan bapak Indra, dan dia mengakui semua kesalahannya itu dan dia berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya kembali. Di dalam hati sebenarnya Harika merasa dongkol dan tidak terima karena cuma masalah seperti itu sampai-sampai kena SP1.
“Ah! CEO Brengsek! Masak cuma masalah seperti itu saja semena-mena ngasih teguran Surat Peringatan 1 kepadaku! Awas nanti kamu ya!” Harika berteriak di taman belakang kantor karena masih kesal telah diperlakukan seperti itu.
Akhirnya dari kejauhan terlihat Vika menghampiriku dan mengagetkanku.
“Dor! Hai Harika ternyata kamu disini, dicari-cari fikirku kemana nih anak ternyata lagi duduk di taman belalang kantor!”
“Iya habis di kantor bosen, masalah terus enggak ada habis-habisnya!” Jawabku kesal sambil mengepalkan genggaman tanganku!.
“Loh tunggu dulu, emang ada masalah apa lagi Perasaan kamu santai-santai saja tuh aku perhatiin?” Tanya Vika sambil duduk di sampingku
“Alah kamu mah pura-pura enggak tahu bikin tambah jengkel saja deh kamu mah! Ow iya kamu tau enggak sih hari ini tuh aku jengkel banget sama bapak Bayu, masak cuma masalah yang waktu itu aku tabrak, dia sekarang ngasih aku SP1!” Tanyaku kesal
“Apa! kamu dapet surat cina dari bapak Bayu?” Jawab Vika sambil menghiburku
“Apaan sih, aku serius lo Vika, kamu mah enggak pernah serius kalu diajak ngobrol!”
“Udah santai aja, baru juga SP1, kan belum SP3” Sahut Vika.
“Idih amit-amit jangan sampai deh aku kena Surat Cinta 3 dari CEO yang super jengkelin itu!”
“Ciye… surat cinta? Ehem.. surat cinta apa surat peringatan itu?” Jawab Vika sambil tersenyum menggodaku
“Ah… kamu mah sama saja! Sudahlah jangan bahas masalah ini bikin badmoot aja” Pintaku sambil minum air mineral.
“Oke Harika?, Ow iya Harika besok kan kita libur kerja tuh hari sabtu minggu, gimana kalau kita jalan-jalan saja ke puncak biar fikiran tenang dan enggak jenuh”
“Em… boleh juga tuh, oke nanti kabari ya, aku juga pengen jalan-jalan juga nih” Jawabku sambil memegang tangan Vika
“Oke deh tenang aja, bisa diatur itu mah?” Vika menjawab dengan senyuman.
Akhirnya Harika sudah merasa tenang karena sudah dihibur oleh Vika, sejak kedatangan Vika di kehidupan Harika, dia seperti saudaranya sendiri selalu ada saat di butuhkan.
*****
Akhirnya kita bisa jalan-jalan, menenangkan fikiran dari penatnya pekerjaan. Harika dan Vika sudah berkumpul menunggu teman-teman yang lain untuk berangkat camping bersama di puncak.
Rasa senang, bahagia terlihat di wajah Vika dan teman-teman, Harika juga ikut merasakan kebahagiaan ini yang mungkin dia sendiri belum pernah ikut camping di luar Kota, semoga camping kali ini bisa lancar dan membuat fikiran jadi rilex.
Suara mobil dari arah selatan mulai mendekat, terlihat ternyata mobil yang kita pesan untuk acara camping bersama sudah datang, kita pun menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa camping dan memasukan ke dalam bagasi mobil.
“Harika! Tolong masukin koper ku itu dong?” Pinta Vika menyuruhku sambil menunjuk koper warna pink.
“Yang warna pink ini ya Vika? Buset! Berat banget, kamu mau pindahan apa mau camping, banyak banget barang bawaan kamu?”
“Ah! enggak apa-apalah, itu mah masih sedikit barang bawaanku, untung yang sebagiannya tadi aku tinggal di rumah enggak aku bawa semua” Jawab Vika
Setelah barang-barang sudah di masukan ke dalam bagasi mobil, kita akhirnya mulai berangkat ke lokasi camping.
Beberapa jam akhirnya kita sampai di lokasi, Harika dan Vika mendirikan tenda bersama. Selesai mendirikan tenda, Harika mencoba jalan keluar melihat pemandangan di sekitar tempat campingnya, kulihat ciptaan Tuhan luar biasa indahnya. Udara yang sejuk, pemandangan yang masih asri dan alami membuat tubuh ini segar dan merasa happy.
“Harika! nih minum?” Vika memberiku sebotol air mineral kepadaku.
“Akhirnya kita bisa healing ya Vika, akhirnya masalah di kantor sudah hilang dan disini kita bisa happy-happy!” Aku berteriak kencang sambil minum air mineral yang dikasih oleh Vika.
“Akhirnya aku tidak di omelin oleh bapak Bayu CEO yang super jengkelin!” Aku kembali berteriak dan melemparkan botol air mineral itu ke bawah.
Terdengar suara lemparan air mineral Harika mengenai sesuatu dibawah semak-semak dan ada jeritan seorang pria dari bawah semak-semak.
“Sial! Siapa ini yang berani-beraninya membuang botol minuman di kepalaku!” Suara teriakan pria tersebut sepertinya tidak asing, Harika kemudian menengok ke dalam semak-semak tersebut dan ternyata ada 1 pria sedang marah-marah, saat Harika pegang pundaknya dia menoleh dan marah-marah kepada Harika.
“Heh! Kamu ya kurang ajar buang sampah sembarangan, emang kamu enggak bisa lihat dibawah sini ada orang!” Teriak pria itu. Astaga ternyata yang Harika lempar adalah bapak Bayu. Mati aku! Harika menututupi wajahnya, tetapi pak Bayu masih bisa mengenalinya kalau yang melempar botol itu adalah Harika.
“Oh.! Kamu lagi kamu lagi, senang benar ya kamu membuat aku celaka!” Pak Bayu menunjuku sambil marah-marah. Aku disini sudah kehilangan kesabaran karena selalu dimarah-marahin pak Bayu dan selalu salah di mata dia.
“Emang kenapa kalau aku mau bikin kamu celaka! Salah sendiri ngapain kamu ngumpet di semak-semak! Oh apa mungkin kamu mau ngintip kita disini ya! Dasar cowok cabul!” Aku berteriak meminta tolong. Akhirnya aku dan pak Bayu mulai cekcok mulut, untung ada Vika yang melerai amarahku, dia meminta maaf ke pak Bayu dan mengajaku meninggalkan pak Bayu.
“Harika! Sudah Harika, tenangkan fikiranmu, jangan mengikuti amarahmu!” Pinta Vika sambil memeluk Harika untuk menenangkan dirinya karena sudah terbawa emosi.
“Astaghfirullah..”
“Astaghfirullah..”
“Astagfirullah..”
“Sabar Harika, sabar?” Aku mengelus dada dan minum air untuk menenangkan emosiku yang sudah tidak bisa terkontrol
Disini Vika selalu memberiku semangat dan mengajariku untuk selalu sabar, karena emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Akhirnya aku diajak Vika untuk makan bersama.
Di malam hari, Harika sudah bisa melupakan kejadian tadi siang, Harika dan Vika dibantu oleh teman-teman yang lain membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka yang diterpa angin malam hari yang sangat dingin yang menusuk tulang.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ibnu Muhammad
bagus menarik ini novel
2024-01-07
1