Udara malam hari di puncak ini memanglah sangat sejuk dan segar sekali. Harika menatap langit malam ini serasa tenang sekali. Harika melihat jam sudah menunjukan pukul 23.40 WIB tetapi entah kenapa mata ini belum juga bisa untuk tidur. Dia mencoba untuk melihat teman-temannya sudah tertidur lelap di dalam tenda masing-masing, hanya Harika saja yang belum tertidur, dia masih terjaga dan duduk di depan tenda sendirian menikmati suasana udara malam hari.
Harika masih terjaga di malam ini. Suasana di sekeliling tenda kami terlihat sunyi sekali, kumpulan nyamuk terlihat sedang menari-nari di telinga Harika. Rasanya hati ini sudah mulai menyatu dengan suasana yang sepi dan nyaman seperti ini.
Tiba-tiba Harika teringat kedua orang tuanya di kampung, Hatika kangen sama mereka, bagaimana keadaan mereka sekarang.
Harika menunduk memikirkan keadaan orang tuanya di kampung. Tiba-tiba dari belakang Harika ada yang mengagetkannya siapa lagi kalau bukan si cewek reseh, centil yaitu si Vika. Dia sering sekali mengagetkan Harika dimanapun dia berada, tetapi walaupun begitu dia adalah bestie Harika yang selalu ada untuk dibutuhkan.
“Dor! Hei jam segini belum tidur, masih saja ngelamum di luar tenda, awas nanti kesambet loh sama mbak kunti!” Teriak Vika sambil mengagetkanku dari belakang.
“Ah! Kamu Vika kebiasaan lo sukanya ngagetin orang, datang tiba-tiba kemudian ngilang kayak mbak kunti” Jawabku sambil menepuk bahu Vika.
*****
Pagi hari
“Selamat pagi ibu Harika, bangun ibu sudah pagi ini.” Terdengar suara cempreng si Vika di telingaku sambil menepuk punggungku
Em? Mataku rasanya lengket banget dan susah untuk dibuka. Tapi karena hari ini aku masih ada acara akhirnya ku paksakan bangun dan kulihat di luar ternyata udaranya sejuk sekali, kulihat pemandangan di pagi ini sungguh indah sekali, sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang maha kuasa ini.
Kita semua akhirnya sudah bangun dan melakukan aktivitas olahraga bersama. Selesai olahraga bersama aku langsung mandi. Untuk air disini jernih sekali dan dingin banget. Selesai mandi aku dan Vika menyeduh air kopi yang masih hangat untuk menghangatkan tubuh ini.
“Hai Vika, hari ini rencana kita mau kemana sama teman-teman yang lain?” Tanyaku ke Vika karena biasanya dia yang paling tahu
“Ya don't ask me, i don’t no! Nggak tahu, jangan tanya saya dong Harika?” Jawab Vika sambil menurunkan secangkir kopi yang masih berada di mulutnya
“Hmm… ya udah nanti selesai kita makan, kamu temani aku saja ya keliling di sekitaran sini, aku senang lo tempat ini masih asri dan sejuk udaranya.” Pintaku ke Vika
“Oke!” Jawab Vika sambil senyum.
Selesai makan, Harika dan Vika segera bergegas membawa perlengkapan untuk jalan-jalan pagi di sekitaran camping. Mereka melangkahkan kaki dari satu langkah ke langkah berikutnya. Tak jauh dari camping sekitar 10 menit Harika dan Vika menemukan sesuatu. Sepertinya di depan kita menemukan sebuah danau yang besar yang warna airnya masih jernih.
Terlihat raut wajah Vika juga senang sekali melihat danau yang kita temui ini, akhirnya Harika dan Vika lari menuju danau itu untuk sekedar foto-foto dan main air disana. Sesampainya di danau itu, memang benar-benar ini danau masih asli belum terjamah oleh orang.
Harika dan Vika mengeluarkan tripod dan kamera dalam tas yang mereka bawa, mereka di danau ini selfie-selfie bersama sambil menikmati suasana udara di pinggir danau, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di bawah pohon cemara yang berada di dekat danau itu karena dibawah pohon itu terlihat rimbun dan enak untuk santai.
Mereka berdua bersantai bersama sambil mengeluarkan perlengkapannya, yah apalagi kalau bukan cemilan dan minuman ringan, namanya juga perempuan kemana-mana enggak lengkap kalau tidak membawa cemilan.
Akhirnya Harika dan Vika kembali ke tempat camping, lalu mereka menyiapkan barang-barang untuk di bawa pulang. Satu-persatu barang-barang mereka kemasi dan memasukan ke dalam koper agar gampang dipindahkan ke bagasi mobil.
Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 WIB, saatnya kita siap-siap kembali ke Jakarta untuk beristirahat karena besok hari senin sudah melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu bekerja mencari cuan kembali.
*****
Di perjalanan…
Diperjalanan Harika sengaja tidak tidur karena masih ingin melihat pemandangan puncak ini dari dalam mobil. Walaupun dari dalam mobil terlihat bukit-bukit yang terselimuti kabut, tetapi suasana puncak dan pedesaan ini membuat hati menjadi nyaman dan tenang untuk berlama-lamaan disini.
Sekitar satu jam perjalanan ini, kita akhirnya berhenti di tempat rumah makan untuk sekedar beristirahat makan dan melihat pemandangan dari bukit puncak yang indah ini.
“Akhirnya! kita sampai di tempat istirahat untuk makan-makan dulu sebelum melanjutkan pulang ke Jakarta.” Ucap bapak sopir.
Akhirnya kita semua turun dari mobil dan memesan makanan. Saat kita selesai makan, kita langsung naik ke dalam mobil, sebelum naik mobil aku dan Vika membeli oleh-oleh khas puncak di rumah makan ini. Saat aku mau mengambil oleh-oleh pilihanku ternyata ada seorang pria yang menabrak ku. Ternyata dia adalah bapak Bayu CEO Perusahaan kami.
Akhirnya oleh-oleh yang aku pilih jatuh dan berserakan di lantai, aku pun tersulut emosi, amarahku naik seketika.
“Loh, Bapak Bayu? Bapak ngapain disini! Oh… jangan-jangan bapak masih mengikutiku dan teman-temanku ya, dasar ya kamu ini pimpinan sukanya mata-matain karyawannya?” Teriak ku ke pak Bayu karena aku sudah muak melihat bapak Bayu, entah perasaan ini mulai benci dengan kehadiran pak Bayu
“Tenang harika, kamu enggak boleh kayak gitu, dia itu pimpinan kita lo?” Vika meredam amarahku agar tidak menjadi panjang masalah ini.
Saat vika belum selesai menenangkan amarahku, tiba-tiba pak Bayu langsung memarahiku
“Halah! Siapa juga yang memata-matai kalian, kalian juga ngapain di sini kayak enggak ada tempat lain saja, dimana-mana perasaan ada kalian! Awas saya mau lewat!” Pak Bayu langsung meninggalkan kita berdua, terlihat dia sibuk menelpon dengan orang lain.
“Ih! Jengkelin banget sih itu cowok, kalau bukan pimpinan ku, sudah ku hajar!” Aku masih emosi dan melihat ke pak Bayu yang langsung meninggalkan aku dan Vika tanpa merasa bersalah dan tanpa membantu membereskan oleh-oleh yang ditabrak dia.
“Udah.. Harika, jangan diperbesar masalahnya.”
“Bukan begitu Vika, tapi ya seenggaknya minta maaf lah atau bantuin dulu kita beresin oleh-oleh ini yang jatuh berserakan di tanah, bukan langsung main pergi saja?” Jawabku jengkel.
“Ehm.. tapi aku heran deh, kenapa dia bisa disini tiba-tiba, dan kemarin juga kita ketemu dia di dekat camping kita ya kan, aneh?” Aku merasa bingung kenapa selalu ketemu pak Bayu
“Ehmm… iya itu mungkin jodoh kali harika, makanya dimanapun ada harika disitu pasti ada pak Bayu?” Jawab Vika sambil ngeledek ku sambil mencubit hidungku ini.
“Lagian kamu juga sih jadi cewek itu jangan terlalu benci gitu sama dia, kalau kayak gitu kan nanti lama-lama bisa benci jadi cinta lo ke pak Bayu?”
“Alah, musyrik percaya kayak gitu Vika!” Jawabku sambil memasukan oleh-oleh yang aku beli tadi kedalam tas.
Akhirnya Harika bisa melanjutkan perjalanan pulangnya dengan tenang. Sekitar pukul 21.00 WIB Harika dan teman-temannya sudah sampai di Jakarta, badan Harika terasa capek dan lemas sekali, dia ingin merebahkan badannya di kasur.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments