Chapter 16

"Oh ... Akhhh! Maryam!" pekik Leo.

Setelah itu Leo pun bisa bernapas lega.

"Ingat ya Jalu, kamu itu gak boleh bangun kalau bukan ke tempat yang menjadi sarang kamu!" Omel Maryam pada si Jalu, seraya mengelap tangannya dengan tisu.

"Enak aja kamu bi ... "

"Apa kamu gak terima!" potong Maryam pada suaminya itu dengan mata yang tajam, seraya berdecak pinggang.

"Dasar wanita kalau lagi marah menyeramkan," gumam Leo dengan pelan, seraya memalingkan wajahnya, saking pelannya membuat Maryam tidak bisa mendengar.

"Kenapa diam aja? Ayo jawab!"

"Huh, mangkanya jangan asal main potong dulu kalau orang lain bicara! Aku tuh bilang, enak saja kamu bilang punyaku namanya Jalu. Punya ku itu namanya junior, bukan Jalu," jawab Leo.

"Sama aja, sama-sama berawalan huruf j."

"Enak aja, aku ... "

"Hussttt," ucap Maryam seraya menempelkan jari telunjuknya ke bibir suaminya agar diam.

"Daripada kamu terus ngomel, lebih baik kamu mandi sana," lanjutnya.

"Gak mau, aku mau langsung tidur aja. Nanti aja mandinya, aku ngantuk," ujar Leo, kemudian ia pun mulai merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya.

Sementara Maryam, ia pergi ke kamar mandi.

Setelah itu, Maryam pun mulai merangkak naik ke tempat tidur, dan mulai merebahkan tubuhnya di samping sang suami.

Tak lama Maryam pun menyusul suaminya yang lebih dulu masuk kedalam dunia mimpi.

Pada tengah malam, Maryam pun tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia terus saja membolak-balikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, lantaran sakit perut yang diderita, lebih tepatnya sakit pada saat ia tengah datang bulan.

Dan hal itu pun berhasil menggangu Leo yang sedang terlelap dalam tidurnya.

"Maryam, kamu bisa diam tidak sih! Ganggu orang tidur aja," tegur Leo pada istrinya itu.

Maryam pun diam, tapi tak lama, ia pun mulai memanggil suaminya itu.

"Mas," panggilnya, seraya menekan lengan suaminya menggunakan jari telunjuknya.

Maryam pun terus melakukan hal itu, hingga suaminya pun bangun.

"Apa lagi sih?" tanya Leo dengan kesal, seraya menatap istrinya itu dengan tajam.

"Aku boleh minta tolong gak? Tolong usap perutku, perutku rasanya sakit, ini efek dari datang bulan, mau ya mas, yayaya," jawab Maryam dengan penuh harap, bahkan kini ia menatap suaminya itu dengan tatapan imut.

Leo yang melihatnya, apalagi melihat istrinya itu seperti kesakitan pun mengalah.

Karena sejujurnya, selama menikah dengannya, dan selama istrinya itu mendapatkan tamu bulanan, ia sering membantu Maryam dengan mengelus perut istrinya itu.

"Huh, oke. Cepat berbalik," ujarnya.

Dan Maryam pun membalikkan badannya dengan membelakangi suaminya itu.

Leo pun perlahan mendekat ke arah istrinya, dan ia pun mulai mengelus perut rata istrinya itu.

Maryam yang mendapatkan elusan dari suaminya itu pun perlahan bisa tidur kembali, ia pun tidur dengan menikmati elusan dari Leo, suaminya, hingga perlahan rasa sakit di perutnya pun tidak terasa.

Begitu pun dengan Leo, ia pun tidur kembali, namun tangannya masih asik mengelus perutnya istrinya.

Waktu pun sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi, Maryam pun bangun dari tidurnya.

Saat ia membuka mata, ia melihat lengan suaminya itu masih asik berada di pinggangnya.

Posisi Leo saat ini tidur dengan posisi miring memeluk Maryam.

Maryam pun tersenyum melihat itu, perlahan ia pun melepaskan lengan suaminya yang tengah memeluknya.

Maryam pun duduk bersandar di kepala ranjang, ia pun melihat ponselnya, ia melihat ternyata ada pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Maryam tau, siapa yang mengirimkan nya pesan, siapa lagi kalau bukan Monic.

Ia yakin Monic membalas pesan yang ia kirim, Maryam pun membuka pesan itu, dan ia pun tersenyum sinis saat melihat balasan dari Monic.

0812xxxx

Kamu pikir, dengan mengirimkan foto itu akan membuatku cemburu? Tentu saja tidak.

Dan kamu pikir, mas Leo melakukan itu hanya padamu? Tentu saja tidak, mas Leo pun melakukan aku seperti itu, dan yang lebih penting adalah, mas Leo memperlakukan aku lebih dari apa yang dia perlakukan padamu.

Aku yakin, mas Leo melakukan itu karena kamu yang minta, sementara aku, walaupun aku tidak memintanya, dia tetap mau melakukan apapun demi diriku!

^^^Me.^^^

^^^Oh ya, kamu tidak cemburu! 😱^^^

^^^Kenapa aku tidak yakin ya 🤔 lalu bagaimana tanggapan kamu, setelah melihat tanda cinta yang ku buat di leher suamiku! Aku ingin tau apa reaksi mu, saat melihatnya 😏^^^

Itulah balasan yang dikirim oleh Maryam, setelah itu, Maryam pun kembali meletakkan ponselnya di atas meja.

Maryam pun mulai membangunkan suaminya itu.

"Mas, bangun," bisik Maryam dengan lembut, tepat di telinga suaminya.

"Hm, ada apa?"

"Bangun, ini sudah jam setengah lima, nanti kamu ketinggalan sholat subuh lagi," jawabnya masih dengan nada lembut.

"Nanti saja aku masih ngantuk," ucap Leo, ia pun membelakangi istrinya itu, dan menaikan kembali selimutnya.

"Oh, jadi kamu gak mau bangun. Baiklah, tapi jangan salahkan aku, jika aku adukan ke papah, kalau kamu gak mau sholat," ancam Maryam, yang kali ini tidak lagi menggunakan nada lembut.

Mendengar ancaman istrinya itu, seketika membuat Leo bangun, ia pun ikut duduk dan menatap tajam ke istrinya.

Sementara yang ditatap, ia malah menaik turunkan kedua alisnya.

"Apa?" tanya Maryam pura-pura tidak tau.

"Ck, mainnya aduan," ucap Leo.

"Biarin, masih untung aku adukan ke papah lantaran kamu gak mau sholat, daripada aku adukan tentang perselingkuhan mu," timpal Maryam.

"Sudah sana mandi, dan wudhu," lanjutnya, seraya mendorong suaminya itu untuk pergi ke kamar mandi.

Leo pun hanya berdecak, tapi ia pun menuruti keinginan istrinya itu, ia pun masuk kedalam kamar mandi.

Sementara Maryam, ia pun merangkak turun dari tempat tidurnya, dan mulai menyiapkan pakaian untuk suaminya sholat.

Bukan hanya itu saja, ia pun menyiapkan pakaian kerja suaminya.

Setelah selesai menyiapkan pakaian untuk suaminya, Maryam pun memakai hijab instan nya, dan keluar dari kamar, guna menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.

Sementara dilantai bawah, Leo yang baru saja masuk ke ruangan khusus untuk ibadah itu, melihat Brian putranya selesai mengaji.

"Eh, ayah mau sholat?" tanya Brian seraya menaruh kembali Al-Qur'an ke tempatnya.

"Hm."

"Yaudah kalau gitu Brian ke kamar dulu, maaf ya Brian gak ikut sholat berjamaah dengan ayah, tadi Brian sudah sholat soalnya, Brian pikir ayah sholat di kamar ayah," ucap Brian dengan panjang lebar.

"Ya tidak pa-pa."

Brian pun pergi dari sana dan kembali ke kamarnya, sementara Leo ia pun mulai menjalankan sholat.

Sementara itu di dapur, Maryam yang tengah memasak pun dikejutkan dengan keberadaan anaknya itu.

"Ibu, ada yang bisa Brian bantu?" tanyanya saat sudah berada di dapur.

"Memangnya kamu bisa masak?" tanya Maryam balik, sekaligus menggoda putranya itu.

"Hehehe tidak sih. Tapi Brian bisa kok motong-in sayuran atau motong-in cabe dan bawang," jawabnya.

"Baiklah kalau begitu."

Brian pun mulai membantu Maryam memotong sayuran, ibu dan anak itu pun memasak bersama.

...°°°...

Jangan lupa, like, komen, subscribe, beri hadiah, serta ulasan bintang lima, jika kalian suka dengan cerita diary Maryam ini😍

Terima kasih 🫶

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!