"Itu karena kedua orang tua mas Leo, tidak merestui hubungan kami. Dan alasan kenapa mas Leo menerima perjodohan yang konyol itu, serta tidak menolaknya, itu karena papahnya mas Leo mengancam, bahwa semua harta warisan yang dimiliki oleh papahnya tidak akan diberikan pada mas Leo! Itu sebabnya mas Leo menerima perjodohan sialan ini!" ucap wanita itu, yang secara tidak langsung membongkar alasan mengapa selama ini Leo mau menikah dengan Maryam, sementara Leo sendiri tidak pernah menganggap keberadaan Maryam menjadi istrinya.
"Kamu bilang hubungan kalian tidak direstui oleh orang tuanya mas Leo? Tapi kenapa kalian masih menjalin hubungan?" tanya Maryam tidak mengerti.
"Itu karena kami saling mencintai," jawabnya dengan bangga, bahkan ia memeluk lengan Leo dengan mesra, yang sedari tadi hanya diam.
"Cih, cinta." Maryam pun berdecih dengan pelan, sehingga kedua orang yang ada dihadapannya tidak bisa mendengar.
"Sudah bermesraan nya?" tanya Maryam dengan dingin.
"Jika sudah, maka kamu bisa pergi dari rumahku," lanjutnya.
"Apa rumah lu? Asal lu tau, ini adalah rumah mas Leo. Yang mana nantinya, rumah ini akan ditempati dengan istrinya dan ... "
"Dan aku adalah istrinya. Jadi rumah ini adalah rumahku juga," sela Maryam, yang menyela ucapan dari wanita itu.
"Jadi pergi dari rumahku sekarang juga!" Maryam pun mengusir wanita itu dengan tegas.
"Atau kamu ingin aku paksa untuk pergi dari sini?" lanjutnya.
Lantaran wanita itu diam saja, Maryam pun melangkah untuk mendekat ke arahnya.
Maryam pun langsung menarik lengan wanita itu, dengan sedikit kasar, kemudian Maryam pun membawa wanita itu untuk keluar dari rumahnya.
"Akhhhh sakit! Lepaskan tanganku sialan!" pekik wanita yang bernama Monic.
"Maryam apa yang kamu lakukan?!" ucap Leo yang sedari tadi hanya diam saja.
Namun Maryam tidak perduli, ia pun terus menarik Monic hingga wanita itu keluar dari rumahnya.
Saat sudah di depan pintu, Maryam pun langsung menghempaskan tangan Monic dengan kasar, hingga Monic hampir saja terjatuh ke atas lantai.
Setelah itu Maryam pun menutup dan mengunci pintu rumahnya, ia pun beristighfar.
Maryam pun berbalik, dan pada saat ia membalikan badannya, ia melihat suaminya itu tengah menatapnya dengan tatapan yang tajam.
Maryam pun menghela napasnya untuk meredakan emosinya.
Ia pun melangkahkan kakinya tanpa perduli dengan suaminya yang menatap dirinya dengan tatapan tajam.
Namun baru saja ia melangkah, tiba-tiba lengannya dicekal oleh suaminya.
"Mau kemana kamu?" tanya Leo dengan dingin. "Jawab aku, kenapa kamu melakukan itu padanya, hah!" lanjutnya dengan membentak Maryam.
Maryam pun hanya bisa memejamkan matanya, sungguh sakit rasanya mendengar bentakan dari suaminya itu.
Maryam pun membuka matanya. "Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kamu melakukan itu? Kenapa kamu berciuman dengan wanita lain, di rumah yang aku tempati?" tanya Maryam dengan dingin, seraya menatap mata suaminya.
"Kamu ingin tau jawabannya? Baiklah, akan aku beri tau." Leo pun menjeda ucapnya. "Asal kamu tau, terserah aku mau melakukan apapun bersama dengan kekasih ku di rumah ini! Karena rumah ini adalah rumah ku, jadi aku berhak melakukan apapun yang aku mau," lanjutnya dengan nada dingin pula, bahkan Leo pun meremas lengan istrinya itu dengan kencang, sehingga membuat Maryam kesakitan.
"Dan aku tidak akan tinggal diam, melihat kalian melakukan hal yang menjijikan di rumah yang aku tinggali dan tempati bersama putraku! Itu sebabnya, aku mengusir wanita itu!" Maryam pun membalas ucapan suaminya, dengan menatap mata suaminya dengan tajam, mereka pun saling tatap-tatapan.
Deg.
Entah siapa yang berdetak jantungnya, tapi yang jelas Leo langsung mengalihkan pandangannya.
Leo pun melepaskan cengkraman nya.
"Jika begitu, keluarlah dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi," ucap Leo tanpa melihat ke arah istrinya itu.
"Baik. Tapi jangan salahkan aku, jika papah tau akan hal ini," ujar Maryam. "Dan aku yakin, lambat laun papah akan tau hal ini, tanpa aku memberitahukan nya sekalipun," lanjutnya.
Setelah itu, Maryam pun pergi ke kamarnya yang ada dilantai dua, meninggalkan suaminya yang kini hanya diam.
...°°°...
Maryam POV.
Setelah mengatakan itu, aku pun pergi ke kamarku dengan suamiku. Ya, aku dan mas Leo memang tidur satu kamar, dan mas Leo pun masih memberikan nafkah lahir maupun batin, meski sikapnya masih dingin padaku, dan tidak pernah menganggap keberadaan diriku.
Jika kalian bertanya, mengapa suamiku itu masih memberikan aku nafkah, baik nafkah lahir maupun batin, maka jawabnya hanya mas Leo lah yang tau.
Aku pun masuk kedalam kamar dan mengunci pintu kamarku, aku tidak perduli jika nantinya mas Leo akan tidur dimana.
Yang jelas aku ingin menangis sejadi-jadinya, meski aku tau air mataku terlalu berharga untuk menangisi pria seperti suamiku itu.
Tapi yang jelas, aku tidak bisa menahan air mataku, air mataku sendirilah yang tiba-tiba mengalir di kedua pipiku.
Dan aku tidak tau apa yang dilakukan oleh suamiku, apakah suamiku pergi ke rumah wanita yang bernama Monic itu atau menghubunginya, aku tidak perduli.
Setelah puas menangis, aku pun pergi ke kamar mandi guna membersihkan badanku ini.
Setelah mandi dan berganti pakaian dengan pakaian tidur, aku pun merebahkan tubuhku di atas ranjang, dan tak lama aku pun mulai memejamkan mataku.
Aku berharap ini semua hanyalah mimpi, dan aku berharap besok kembali seperti sebelumnya.
Yang dimana, aku masih belum mengetahui pengkhianatan suamiku padaku, sejujurnya lebih baik suamiku bersikap dingin padaku dengan alasan perjodohan.
Dibanding dengan mengetahui bahwa ia bersikap dingin padaku lantaran dia mempunyai wanita lain. Dan sejujurnya, aku pun merasakan sakit hati, dan cemburu ketika mengetahui suamiku berselingkuh.
Meski aku tau sejak awal bahwa suamiku tidak pernah mencintai ku.
Namun tetap aja, aku sebagai seorang istri merasa cemburu akan hal itu.
Tak lama, aku pun mulai memasuki dunia mimpi.
...°°°...
Author POV.
Sementara itu disisi lain, Leo yang tengah menghubungi kekasihnya itu untuk menanyakan kabar kekasihnya itu.
"Yasudah, aku tutup teleponnya, selamat malam, mimpi indah."
"Selamat malam juga honey, jangan lupa mimpi-in aku ya."
"Iya, jika bisa, hahaha."
"Isss kamu."
"Hahaha bercanda sayang, maaf ya."
"Hm, love you."
"Love you too, muachhh."
Leo pun mematikan sambungan telepon itu, dan ia pun naik ke lantai dua, yang dimana kamarnya berada.
Namun pada saat ia sampai di depan kamarnya, pintunya dikunci dari dalam, Leo yakin ini pasti ulah Maryam, istrinya.
Leo pun mengetuk pintu itu, namun tetap saja pintu itu tidak di buka.
"Sialan, sedang apa dia sebenarnya? Apa dia sudah tidur?" monolognya.
"Ck, menyebalkan." Leo pun pergi dari sana, ia memutuskan untuk tidur di kamar putranya, yang letaknya masih berada di lantai dua.
...°°°...
Happy New year 2024 🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Iif Rubae'ah Teh Iif
kalo. suami udah menyuruh untuk pergi.. itu termasuk talak. kinayah
tanya apakah ketika mengucapkan kata itu berniat menalak nya atau engga
2024-03-07
1