Satu Minggu kemudian.
Sudah satu Minggu saat Maryam mengetahui pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya itu.
Dan selama satu Minggu itu pula Leo dan Monic terang-terangan memperlihatkan kemesraan meraka pada Maryam.
Sama seperti hari ini, Maryam yang baru saja kembali dari supermarket, harus melihat pemandangan yang menjijikan.
Bagaimana tidak, ia melihat suaminya itu tengah berciuman dengan Monic di kursi meja makan, dengan Monic yang berada di pangkuan suaminya.
Monic yang kala itu melihat Maryam yang tengah berdiri, Monic pun langsung memperdalam ciumannya pada Leo kekasihnya.
Sementara Maryam, meski hatinya sakit, namun ia tidak menunjukkannya pada Monic, Maryam sekuat tenaga menahan rasa sakit itu.
Maryam pun melangkah ke dapur, lantaran letak dapur dan meja makan memang menyatu.
Leo yang melihat istrinya itu pun hendak mengakhiri ciumannya dengan kekasihnya itu, tapi yang membuatnya heran, istrinya itu bersikap biasa saja.
Malahan istrinya itu dengan santai memasukkan beberapa makanan ringan ke rak, dan memasukkan beberapa buah dan sayur kedalam kulkas.
"Apa kalian sudah selesai?" tanya Maryam dengan datar, setelah ia menutup kulkas.
"Mas! Sudah berapa kali aku katakan padamu, jika kamu ingin bermesraan dengan kekasih mu ini, maka bermesraan lah di luar! Karena aku tidak ingin rumahku menjadi kotor gara-gara perbuatan tak senonoh kalian!" ucapnya.
"Hey! Memangnya kamu siapa? Suka-suka kita dong mau bermesraan dimana saja, apalagi rumah ini bukan rumahmu, tapi rumah mas Leo!" ujar Monic.
"Astaga, sudah berapa kali aku katakan padamu, dan aku ingatkan padamu, bahwa aku ini adalah istrinya! Istri sah dari kekasihmu itu, yang dimana kedudukan istri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan seorang pacar!"
"Dan sudah aku katakan, terserah kalian mau bermesraan atau apapun itu, aku tidak perduli! Karena aku sudah muak memberitahukan pada suamiku bahwa seekor lalat tidak akan perduli bahwa mawar lebih wangi dibandingkan dengan sampah! Karena mau aku larang sekeras apapun, suamiku sepertinya lebih memilih sampah dibandingkan dengan bunga," ucap Maryam lagi dengan penuh penekanan.
"Maksud lu, lu nyamain gua dengan sampah! Begitu?" pekik Monic.
"Seharusnya kamu tau akan hal itu. Seorang wanita yang baik dan berpendidikan tidak akan mungkin menjalani hubungan dengan seorang pria yang beristri, terlepas mereka mempunyai hubungan di masa lalu atau tidak," jawab Maryam dengan tenang.
"Kau!!" pekik Monic, ia berdiri dan melangkah ke arah Maryam, Monic pun hendak menampar pipi Maryam, namun Leo menahan lengan Monic.
"Honey, kamu membelanya?" tanyanya seraya menatap ke arah Leo dengan raut wajah yang kesal.
"Tidak, aku tidak membelanya," jawabnya.
"Lalu, ini apa?"
"Huh, aku tidak ingin ada keributan. Sebaiknya kamu pulang ke apartemen," jawabnya.
"Kamu mengusirku?"
"Tidak, aku tidak mengusir mu. Jadi, sebaiknya kamu pulang, nanti aku akan datang ke sana."
"Benarkah?"
"Hm."
"Baiklah, kalau gitu aku pulang, dah, muachh." Monic pun mencium pipi Leo, ia pun menatap Maryam dengan senyum sinis.
Setelah Monic pergi, Leo pun menatap Maryam dengan nyalang, ia pun memegang pergelangan tangan Maryam dengan kuat.
"Dan kamu, ikut aku," ucapnya seraya menyeret Maryam dengan kasar.
Leo pun terus menyeret Maryam dengan kasar, hingga mereka tiba di kamar mereka, Leo pun langsung menghempaskan lengan istrinya itu dengan kuat, sehingga membuat Maryam tersungkur, beruntung Maryam tidak sampai terjatuh ke lantai, lantaran dia berpegangan pada sisi ranjang.
"Astagfirullah," gumam Maryam.
"Apa maksud mu? Apa maksud mu bicara seperti itu, tadi!" bentak Leo pada Maryam, ia pun bahkan mencengkeram kembali pergelangan tangan istrinya itu dengan kuat, sehingga membuat Maryam meringis kesakitan.
Namun, Maryam sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan air matanya.
"Jawab!" bentak Leo lagi.
Maryam pun sampai memejamkan matanya. "Apa ada yang salah dengan apa yang aku bicarakan? Aku hanya bicara sesuai fakta, lagi pula tidak baik, jika kekasihmu itu terlalu sering datang kemari, lantaran besok Brian pulang ke rumah. Dan tidak menutup kemungkinan, kedua orang tua ku, bahkan kedua orang tua mu pasti akan ke sini. Dan apa kamu ingin papa kamu mengetahui bahwa kamu masih menjalin hubungan dengan wanita itu? Padahal yang papa mu tau, kalau kalian sudah mengakhiri hubungan kalian," jelas Maryam.
Leo yang mendengar hal itu, seketika melepaskan cengkeramannya pada lengan istrinya itu.
"Akhhhh!!" teriak Leo mengeluarkan emosinya dengan meninju tembok.
Sementara Maryam, ia hanya diam saja melihat suaminya itu, seraya mengusap lengannya yang dicengkeram oleh suaminya tadi.
Maryam yakin, lengannya itu pasti terdapat memar, lantaran suaminya itu mencengkeramnya dengan sangat kuat.
Setelah puas mengeluarkan emosinya, Leo pun keluar dari kamar itu dengan membanting pintu dengan kuat, sehingga membuat Maryam memejamkan matanya lantaran terkejut.
"Astagfirullah," gumam Maryam.
Sementara itu, Leo pun terus mengendarai mobilnya, entah kemana.
Tak lama ia pun samapi di suatu tempat, ia pun turun dari mobil dan masuk kedalam sebuah bangunan yang lumayan besar.
"Weh liat, siapa yang datang? Tuan Leo yang terhormat," ucap seorang pria yang seumuran dengan Leo.
Leo pun duduk di sofa dan ikut bergabung dengan sahabat nya.
Ya, tempat yang Leo datangi adalah basecamp tempat mereka bertemu.
Yaps, meski mereka sudah menikah dan memiliki anak, tapi tidak membuat pertemanan mereka menjadi renggang.
"Ada apa lu, tumben datang ke sini?" tanya seorang pria yang bernama Jhon.
"Gua lagi pusing," jawabnya.
"Ada apa, apa ada masalah?" tanya Jhon lagi, dan diangguki oleh Leo.
"Masalah sama siapa? Cewek lu, atau istri lu?" tanya Teo.
"Istri gua," jawabnya.
"Kenapa memangnya?"
Leo pun mulai menceritakan tentang kejadian tadi, waktu Maryam melarang dia dan Monic untuk berhubungan dengan kekasihnya itu di rumahnya.
"Astaga Leo!! Lu t*l*l apa be*o? Ya jelas istri lu marah, istri mana yang tega melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain, apalagi kalian bermesraan di rumah yang dimana di sana lu tinggal bersama dengan istri lu," ucap Jhon seraya menoyor kepala Leo.
"Gila lu Leo, lu masih berhubungan dengan si Monic? Ckckck, gua aja cuman liat cewek cantik nan seksi gak sengaja lewat di beranda t*kt*k, bini gua langsung ngamuk dan ngereog, tapi istri lu, dia hanya melarang kalian bermesraan di rumah, dan malah memberikan saran untuk bermesraan diluar? Ckckck sungguh beruntung lu bro," celetuk Haikal.
"Iya Leo emang beruntung dapetin Maryam, tapi Maryam yang gak beruntung dapetin dia. Dan kalau pun Maryam memberikan saran padanya untuk bermesraan dengan kekasihnya itu, si Monic. Percayalah bahwa kini Maryam sudah tidak ada lagi rasa cinta terhadap Leo, dan untuk lu Leo ... Gua yakin, lu bakal nyesel kalau nanti istri lu dimiliki oleh orang lain," ucap Teo.
"Ck, kalau lu mau, lu bisa ambil dia, gua gak perduli," ucap Leo acuh.
"Kalau gua yang bertemu dengan istri lu lebih awal, dan kalau gua belum menikah, mungkin udah gua jadiin Maryam sebagai istri gua."
"Lu gak boleh kaya gitu, Leo. Seandainya ada pria yang terang-terangan menyukai istri lu, dan tau kalau lu gak pernah memperdulikan istri lu, gua yakin, orang itu pasti bakal rebut istri lu dari tangan lu, dan lu akan menyesal," ujar Jhon.
Leo tak menggubris ucapan dari temannya itu, ia malah beranjak dan pergi dari sana.
"Mau kemana lu?" tanya salah satu diantara mereka.
"Gua mau ke cewek gua!!" teriaknya.
"Ck, dia memang gila," gumam Teo tak habis pikir dengan temannya itu.
"Sudahlah, suatu saat nanti, dia juga pasti akan menyesal," saut Haikal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments