Leo pun membuka pintu kamar Brian, ia pun langsung masuk kedalam.
Di sana, kamar Brian tidak seperti kamar kebanyakan yang seusia dengan Brian.
Yang mana biasanya kamar seusia Brian di dekor dengan seusia anak-anak kebanyakan.
Namun kamar Brian tidak, kamar Biran sama seperti kamar orang dewasa kebanyakan.
Dan itu semua memang keinginan dari Brian sendiri, yang ingin mengubah kamarnya, yang tadinya memiliki wallpaper kartun mobil di dinding kamarnya, dan terdapat mainan yang diberikan oleh para kakek dan juga nenek nya.
Namun saat Brian berusia tujuh tahun, ia mengatakan pada ibunya nya untuk merubah kamarnya, jika kelak ia pulang ke rumah.
Dan Maryam pun menuruti keinginan putranya itu, tanpa menunggu persetujuan dari Leo yang notabenenya adalah suami dan ayah, darinya dan juga anaknya.
Toh sejak ia dinyatakan hamil, suaminya itu tidak pernah perduli dengan putra mereka, bahkan suaminya itu tidak pernah membelikan mainan untuk Brian.
Pernah sesekali Maryam memberikan putranya itu mainan dan Maryam mengatakan bahwa itu dari ayahnya, dan betapa senang dan bahagia nya Brian, dikala mendengar bahwa mainan itu dari sang ayah.
Meski bukan ayahnya yang langsung memberikan padanya, tapi tidak membuat Brian sedih, ia tetap bahagia lantaran ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang ayah.
Dan hal itu berhasil membuat Maryam sedih, ia sedih lantaran tidak bisa membuat suaminya itu menyayangi putra mereka, dan ia sedih harus berbohong pada Brian dengan mengatakan bahwa mainan itu hadiah dari ayahnya.
Kembali ke Leo, kini pria itu tengah melihat-lihat tiap sudut kamar putra yang tidak pernah ia anggap.
Leo pun merebahkan tubuhnya di atas kasur yang ber-seprai kan karakter sebuah mobil yang bisa berubah menjadi robot itu.
Leo pun menatap langit-langit kamar, dengan satu tangannya yang ia buat ganjal, entah apa yang dipikirkan pria itu.
Tak lama Leo pun memejamkan matanya.
Jam sudah menunjukkan pukul lima subuh, Leo pun terbangun dari tidurnya.
Jujur saja ia tidak nyenyak tidur, entah apa sebabnya, sehingga pagi-pagi sekali ia sudah bangun dari tidurnya.
Leo pun beranjak dari tempat tidur itu, kemudian ia pun keluar dari kamar putranya, dan kembali ke kamarnya dengan istrinya itu.
Leo pun perlahan memegang handle pintu, ternyata pintunya bisa di buka, mungkin istrinya itu sudah membuka kunci pintunya.
Saat ia masuk, Leo melihat istrinya itu tengah menunaikan ibadah sholat subuh.
Ia pun tak perduli, ia pun langsung melangkah ke kamar mandi.
Sementara itu Maryam, saat ia telah selesai menjalankan ibadah sholat subuh, ia pun beranjak guna menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya itu.
Meski hatinya sakit, dan meski ia tidak pernah dianggap oleh suaminya, namun tidak membuat Maryam berhenti menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.
Maryam pun menaruh pakaian suaminya itu di atas ranjang, dan ia pun kembali duduk di sajadah, serta ia mulai membuka Al-Qur'an untuk mengaji.
Tak lama pintu kamar mandi pun dibuka, muncullah Leo yang hanya memakai handuk di pinggangnya.
Leo pun melihat istrinya itu tengah mengaji, sejatinya Maryam adalah wanita baik dan juga Solehah, namun entah mengapa Leo tidak bisa mencintai istrinya itu.
Leo sudah dibutakan oleh cintanya terhadap Monic, seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang sekretaris.
Ya, Monic adalah seorang sekretaris yang bekerja di perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan milik Leo.
Jika kalian bertanya, mengapa Monic tidak bekerja sebagai sekretaris Leo? Maka jawabnya adalah papa Leo sendiri lah yang tidak mengijinkan Monic bekerja di perusahaan nya.
Jadi sebab itulah, Leo tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi Leo saat ini masih menjadi seorang CEO, sementara papahnya itu masih menjadi Presdir di perusahaan keluarga mereka.
Leo pun mengambil pakaiannya, dan masuk kembali ke kamar mandi, sebab ia akan memakai pakaian di dalam kamar mandi.
Lantaran kamar mereka tidak ada walk in closet, jadi sebab itu baik Maryam maupun dirinya akan memakai atau mengganti pakaian mereka di dalam kamar mandi.
Bukan tanpa alasan, Maryam sendiri lah yang tidak ingin memakai walk in closet di kamar mereka, ia berpikir lemari saja sudah cukup, toh bajunya tidak banyak, tidak seperti Leo yang mempunyai baju yang banyak.
Tepat saat Leo menutup pintu kamar mandi, tepat pada saat itu pula Maryam telah selesai mengaji.
Maryam pun menutup Al-Qur'an, kemudian ia pun menaruh Al-Qur'an itu ditempat semula, ia pun membereskan perlengkapan sholat nya.
Setelah itu ia pun memakai hijab instan nya, kemudian keluar dari kamarnya, dan pergi ke dapur guna memasak sarapan untuknya dan juga suaminya.
Dan untuk masalah suaminya sholat atau tidak, Maryam tidak tau, tapi yang jelas selama ia menikah dengan suaminya itu, ia selalu menyuruh suaminya itu sholat, tapi apa jawaban dari suaminya.
Suaminya itu selalu saja banyak alasan, jadi hari ini Maryam pun malas jika harus mengingatkan suaminya itu untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang umat muslim.
Apalagi Maryam masih merasakan sakit hati atas penghianat suaminya itu, meski sejak awal ia tau bahwa suaminya itu tidak mencintainya.
Tapi yang namanya seorang wanita apalagi seorang istri pasti tetap akan merasakan sakit hati jika ia tau bahwa suaminya itu memiliki wanita lain.
Apalagi Maryam sudah mencintai suaminya, ia Maryam memang sudah mencintai suaminya itu dengan sungguh-sungguh saat pertama kali suaminya itu menyentuh dirinya.
Disaat Maryam tengah menata makanan di atas meja, ia mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga.
Maryam yakin itu adalah suaminya, lantaran siapa lagi kalau bukan suaminya.
Karena hanya suaminya lah yang ada di lantai dua, sementara bibi kini tengah membawa pakaian kotor mereka ke tempat laundry.
Dan benar saja, tak lama Leo pun datang, ia pun langsung duduk di salah satu kursi.
Maryam pun langsung mengambilkan nasi goreng beserta telor mata sapi, dan juga acar mentimun untuk suaminya, setelah itu ia pun mengambil untuk dirinya sendiri.
Maryam pun duduk tepat dihadapan suaminya itu.
Mereka pun mula menikmati sarapan mereka dengan diam, hanya terdengar bunyi dari dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Dan hal itu berhasil membuat Leo sedikit merasa hampa, dan aneh.
Pasalnya istrinya itu kerap mengajaknya berbincang, namun kali ini tidak.
Bahkan saat ia hendak pergi pun istrinya itu masih diam, meski istrinya itu mengantarkannya sampai ke depan.
Namun Maryam masih diam, biasanya Maryam selalu menanyakan padanya apakah dia ingin dibawakan makan siang atau tidak.
Namun kali ini istrinya itu benar-benar diam, dan hal itu berhasil membuat seorang Leo merasa kehilangan sesuatu.
"Aku berangkat kerja dulu," ucap Leo dengan datar dan dingin, setelah lama diam.
"Hm." Maryam pun berdehem dengan nada yang tak kalah dingin dan datar.
Namu meski begitu, Maryam tetap mencium punggung tangan suaminya itu sebagai takzim.
Sama seperti sebelum-sebelumnya, Leo pun segera masuk kedalam mobilnya setelah membiarkan istrinya itu mencium punggung tangannya.
Ya, selama menikah Leo tidak pernah membalas istrinya itu, meski hanya mengusap kepala istrinya itu pun Leo tidak pernah.
Sementara Maryam, ia pun hanya bisa menghela napasnya, kemudian ia pun masuk kedalam dan bersiap-siap untuk pergi ke butiknya.
Ya, Maryam memang memiliki sebuah butik baju muslimah.
Sebenarnya butik itu milik umi nya, namun umi nya itu memberikan padanya, lantaran umi nya itu ingin bersantai di rumah dengan sang Abi.
Alhasil Maryam lah yang kini mengelola butik itu.
"Hati-hati," ucap Maryam pelan, setelah ia melihat mobil suaminya telah menghilang dibalik pagar rumahnya.
Setelah itu, ia pun masuk kedalam dan mulai bersiap-siap.
Sementara itu, Leo yang kini sudah berada di perjalanan, dan tengah menunggu di lampu merah.
Ia merasakan keheranan dengan sikap istrinya itu, Leo pun bertanya di dalam hatinya.
"Ada apa dengannya sebenarnya? Apa dia marah padaku? Atau dia cemburu?" tanyanya dalam hati.
"Astaga Leo, ada apa dengan diri lu. Kenapa lu memikirkannya, terserah dia mau marah atau cemburu, itu bukan urusan lu. Toh lagi pula bukannya bagus jika dia sudah tau hubungan lu dengan kekasih mu itu, Monic. Jadi lu dengan Monic tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi darinya, dan hanya bersembunyi dari kedua orang tua mu," ucapnya pada diri sendiri.
"Tapi kenapa gua merasa ada yang berbeda, tidak mendengar perhatiannya membuat gua merasa aneh, akhhhh!! Sial," lanjutnya seraya memukul setir.
Setelah mengontrol emosinya, barulah ia kembali menjalankan mobilnya, lantaran lampu sudah berubah menjadi hijau.
...°°°...
Dimohon untuk tidak di skip apalagi di loncat ketika baca ya guys 🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments