Tapi rasanya aku pun tidak sanggup, jika harus melihat putraku terus saja mengharapkan kasih sayang dari ayahnya, yang bisa saat ini aku lakukan ialah terus berdo'a pada sang pencipta.
Agar suamiku itu dilembutkan hatinya, untuk menyayangiku dan juga Brian, putra kami.
Namun sepertinya Allah SWT ingin aku terus berdo'a padanya, hingga Brian sudah bisa bicara dengan lancar, bahkan usia Brian sudah menginjak usia enam tahun.
Dan sudah masuk ke sekolah dasar, sikap suamiku itu masih saja seperti dulu, tidak sama sekali berubah.
Sampai-sampai putraku itu meminta aku untuk menyekolahkan dia di sebuah pesantren, yang mana di pesantren itu terdapat sekolah dasar, dan di sana memang terdapat asrama khusus anak seusia Brian, jika ingin sekolah dan mondok.
Entah apa alasan Brian sehingga ingin sekolah sekaligus mondok, tapi yang jelas Brian pernah mengatakan bahwa dia ingin membuat diriku dan juga mas Leo bangga padanya.
Meski berat, aku pun mengijinkan putra ku itu sekolah sekaligus mondok di salah satu pesantren yang ada di Jawa Barat.
Kedua orang tua ku dan juga kedua orang tua mas Leo pun tidak keberatan, justru mereka malah senang, diusia Brian yang masih kecil sudah ingin mandiri sekaligus ingin mempelajari ilmu agama dengan baik.
Sementara mas Leo, sepertinya dia tidak perduli mau Brian sekolah dimana pun ia tidak perduli, dan bersikap bodo amat.
Terbukti sampai usia Brian menginjak usia sembilan tahun pun mas Leo tidak perduli sama sekali pun dengan Brian.
Meskipun saat Brian pulang ke rumah lantaran libur sekolah, mas Leo masih asik dengan dunianya sendiri.
Bahkan aku pernah menegur dan meminta mas Leo agar mau menyayangi Brian putranya, namun mas Leo tidak pernah sama sekali mendengarkan permintaan ku.
Hingga lambat laun, aku pun tau apa yang membuat mas Leo masih bersikap dingin padaku dan tidak pernah menganggap keberadaan ku dan juga Brian.
...°°°...
Author POV.
Suatu hari, seorang wanita berhijab kini tengah mengendarai mobilnya menuju ke kediamannya.
Wanita itu baru saja mengunjungi putra nya yang tengah menimba ilmu di sebuah pondok pesantren.
Tak lama, mobil yang ia kendarai pun sampai di rumahnya, ia pun turun dari mobilnya dengan wajah berseri.
Namun seketika wajahnya yang berseri pun digantikan dengan wajah marah, kecewa, dan sedih.
Bagaimana tidak, saat ia membuka pintu rumahnya, ia melihat pemandangan yang menyakitkan hatinya.
Yang mana ia melihat suaminya itu tengah berciuman dengan wanita lain.
"Assalamu'alaikum ... Astagfirullah! Mas, apa yang kamu lakukan!" pekik wanita itu saat ia membuka pintu rumahnya, dan masuk kedalam rumahnya.
Mendengar pekikan dari wanita itu, kedua orang yang tengah berciuman pun menghentikan ciuman mereka.
"Maryam," gumam seorang pria, yang tak lain ialah suami dari wanita hijab itu.
Ya, wanita hijab itu bernama Maryam, lebih tepatnya adalah Maryam putri Atmaja. Maryam yang selama ini mengira bahwa suaminya itu masih bersikap dingin padanya, lantaran ia mengira bahwa suaminya itu masih belum terbiasa, dengan keberadaannya.
Apalagi mereka menikah dikarenakan atas dasar perjodohan. Itu sebabnya selama ini Maryam memakluminya dan tidak pernah marah atas sikap yang ditujukan oleh suaminya.
Namun hari ini, ia mengetahui alasan sebenarnya, alasan mengapa suaminya itu masih belum bisa menerima pernikahan mereka, meski kini usia pernikahan mereka sudah hampir sepuluh tahun, dan meski mereka sudah dikaruniai seorang anak.
Ternyata selama ini suaminya itu memiliki wanita lain.
Maryam pun melangkah ke arah dua orang itu, dan ...
Plak.
Maryam pun menampar pipi wanita selingkuhan suaminya itu, hingga membuat wajah wanita itu menoleh ke samping, saking kuatnya tamparan yang dilayangkan oleh Maryam.
Maryam pun tidak tau apa yang telah ia lakukan, ia menatap tangannya yang sudah menampar pipi wanita yang diduga selingkuhan suaminya.
Sejujurnya Maryam bukan seperti dirinya, walaupun marah sekalipun dirinya tidak pernah mengotori tangannya.
Tapi sekarang, seakan-akan ia bukan seperti dirinya sendiri, hingga Maryam pun sadar dari lamunannya setelah mendengar bentakan dari suaminya.
"Maryam, apa yang kamu lakukan!!" bentak Leo yang menggema, ia pun membawa selingkuhannya kedalam pelukannya.
Melihat hal itu membuat Maryam sedih, lantaran suaminya itu lebih membela wanita itu dibandingkan dirinya, yang notabenenya adalah istrinya.
"Mas, kamu bela dia?" tanyanya, dengan tidak menyangka, bahkan kini matanya sudah berkaca-kaca.
"Ya, aku membela dirinya, kenapa? Apa aku salah membela kekasih ku?" jawabnya sekaligus bertanya.
Jedarrr.
Mendengar pengakuan dari suaminya yang jujur, membaut Maryam seperti tersambar petir di siang bolong.
"Mas kamu bohong kan, dan tentu saja kamu salah, kamu membela dia yang bukan siapa-siapa, dibanding aku istrimu," ucap Maryam dengan air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya.
"Tidak, aku tidak bohong. Dan dengar kan aku baik-baik, dia adalah kekasihku, jauh sebelum aku dijodohkan dengan kamu!" ujar Leo dengan penuh tekanan.
"Tapi tetap saja, tidak seharusnya kamu membela pelakor ini!" ucapnya seraya menghapus air matanya, dan menunjuk kearah wanita yang masih berada di dekapan suaminya itu.
"Apa! Pelakor? Lu nyebut gua pelakor? Heh, asal lu atau ya, gua dan mas Leo itu sudah menjalin hubungan sejak lama. Tapi gara-gara kedua orang tuanya menjodohkannya dengan lu! Hubungan kita sedikit merenggang, dan kita berdua tidak bisa leluasa untuk bertemu. Jadi pelakor yang sebenarnya itu lu! Andai saja lu gak terima perjodohan ini, gua dan mas Leo gak harus sembunyi-sembunyi," ucap wanita itu, seraya mendorong Maryam dengan jari telunjuknya.
Maryam pun hanya diam seraya menatap ke arah dua orang itu dengan tatapan dingin.
Ya, kali ini Maryam tidak lagi mengeluarkan air matanya, ia baru sadar, bahwa air matanya itu berharga, dibanding menangisi pria seperti suaminya itu.
"Tapi tetap saja kamu itu seorang pelakor! Kamu hanya berstatus kekasihnya, sedangkan aku ... Aku adalah istrinya, kamu tau bukan kedudukan seorang istri itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan seorang pacar!" ujar Maryam dingin, dengan penuh tekanan di kata istri.
"Apa lu bilang!" Wanita itu pun hendak menampar Maryam, namun Maryam lebih dulu menangkap pergelangan tangan wanita itu, sehingga wanita itu tidak bisa menamparnya.
"Jangan pernah tanganmu yang kotor itu menyentuh pipiku," ucap Maryam masih dengan nada dingin, setelah itu Maryam pun menghempaskan lengan wanita itu dengan sedikit kasar.
"Oh ya, kamu bilang apa tadi? Gara-gara aku kalian harus bersembunyi jika ingin bertemu, dan gara-gara aku kalian tidak bisa menikah, lantaran aku menerima perjodohan ini?! Lalu bagaimana dengan dia?" Tunjuk Maryam pada suaminya itu. "Kenapa dia tidak menolak perjodohan nya? Dan kenapa dia tidak bilang pada kedua orang tuanya, bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih?" lanjutnya.
...°°°...
LIKE! LIKE! LIKE!
VOTE! VOTE! VOTE!
KOMEN! KOMEN! KOMEN!
Jangan lupa beri hadiah jika ada, serta SUBSCRIBE untuk mendapatkan notifikasi update 🙏🤗
Follow ig : pri_vasyjigeum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Daulat Pasaribu
seru thor
2024-01-10
1