Diary Maryam

Diary Maryam

Chapter 1

Bismillahirrahmanirrahim ...

Assalamu'alaikum guys, hari ini aku mempublikasikan karya baru aku yang berjudul "Diary Maryam."

Cerita ini lebih sering menggunakan POV Maryam yang guys, jadi nanti ada dua POV, diantaranya POV Maryam, sama POV author.

Semoga kalian suka dengan cerita baru aku ini🤗

Selamat membaca😘

...°°°...

Namaku Maryam putri Atmaja, aku berusia 24thn. Aku lulusan di salah satu universitas Kairo, Mesir.

Pada saat hari kelulusan ku, dan pada saat aku pulang ke tanah air, Abi mengatakan padaku bahwasanya aku akan dijodohkan dengan anak dari teman Abi ku, semasa kuliah.

Aku tak punya pilihan untuk menolak, karena aku sangat menyayangi Abi ku, aku tidak ingin mengecewakan dia atau membuatnya sedih.

Meski begitu, Abi tetap memberikan keputusannya padaku, dia memberikan keputusan semua padaku. Bahkan jika aku menolak, Abi ku tidak masalah akan hal itu.

Namun lagi dan lagi, aku tidak ingin membuatnya kecewa dan bersedih, maka aku pun menerima perjodohan itu.

Dan aku pun menikah dengan anak dari teman Abi ku semasa kuliahnya dulu, kami menikah setelah pertemuan keluarga. Baik keluargaku ataupun keluarga suamiku, sebulan yang lalu.

Pada saat itu, aku pun berdo'a pada Allah SWT. Agar pernikahan ku ini menjadi pernikahan yang sakinah mawadah warahmah, dan aku berdo'a agar rasa cinta ini segera hadir di hati kami masing-masing.

Pada saat awal pernikahan ku dan suamiku yang bernama Leonard Baskoro. Suamiku mas Leo masih bersikap dingin padaku, dan aku pun memakluminya, lantaran kami menikah dikarenakan dijodohkan.

Meski mas Leo bersikap dingin padaku, mas Leo tetap memberikan aku nafkah, baik nafkah lahir maupun batin.

Meski setiap kali mas Leo melakukan hak nya sebagai suami, ia sering mengeluarkannya di luar, setiap kami berhubungan, dengan alasan ia masih belum siap memiliki seorang anak.

Lagi dan lagi, aku pun memakluminya, meski aku ingin sekali diberikan momongan, dan karena itulah aku tidak pernah meminum pil KB.

Dan jika begini, aku hanya bisa berdo'a pada Tuhan ku, agar hati mas Leo dibuka.

Nasib baik sepertinya berpihak padaku, dan do'a ku dikabulkan oleh Allah SWT. Lantaran tepat pada empat bulan aku menikah, akhirnya Allah menitipkan seorang bayi di dalam rahim ku.

Ya, akhirnya mas Leo mengeluarkan benihnya di dalam, sehingga benihnya bisa menyirami rahim ku. Meski pada saat itu, mas Leo melakukannya karena pengaruh minuman beralkohol yang ia minum.

Sungguh, sudah aku peringatkan pada suamiku itu, agar suamiku itu tidak lagi minum minuman yang mengandung alkohol.

Tapi suamiku tidak pernah mendengarkan perkataan ku, aku pun hanya bisa pasrah, dan hanya bisa berdo'a.

Kejadian itu tepat pada sebulan lalu. Tepatnya, pada saat mas Leo baru pulang dari acara berkumpul dengan teman-temannya.

Kala itu mas Leo, pulang dalam keadaan kacau, dan bau alkohol begitu menyengat dari mulutnya.

Dan pada malam itu pula, mas Leo mendatangi ku, sampai akhirnya aku pun dinyatakan hamil.

Saat mendengar kehamilan ku, aku pun bahagia, kedua orang tua kami pun bahagia mendengar aku hamil. Namun tidak dengan suamiku, dia hanya bersikap biasa saja, saat aku memberitahu bahwa aku mengandung anaknya.

Semasa kehamilan ku, mas Leo tidak perduli padaku, bahkan ia hanya mengantarkan aku untuk memeriksa kandungan hanya satu kali saja, selebihnya aku sendiri yang memeriksa kandungan ku, tanpa ditemani oleh siapapun.

Hingga usia kandunganku menginjak usia sembilan bulan, sikap mas Leo padaku sama sekali tidak berubah.

Sikapnya sama saja seperti awal kami menikah, dingin. Dan pada saat aku akan melahirkan, suamiku itu mau menemani diriku. Meski aku tau, suamiku melakukan hal itu, lantaran ada kedua orang tua kami.

Meski begitu, aku tetap merasa senang, setidaknya suamiku itu menemani aku dikala aku tengah berjuang untuk melahirkan anak kami.

Aku pun melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Brian Leonard Baskoro. Nama itu diambil dari nama mas Leo sendiri dan juga nama dari keluarganya yaitu Baskoro, dan untuk Brian sendiri, mas Leo lah yang memberikannya.

Brian sendiri wajahnya begitu mirip dengan mas Leo, bak pinang dibelah dua.

Saat Brian dilahirkan, suamiku itu tidak pernah mau menggendong putra kami, jika ia menggendongnya itu pun pada saat kedua orang tuanya, maupun kedua orang tua ku datang untuk menemui Brian, putra ku dan juga mas Leo, selebihnya mas Leo tidak pernah.

Bahkan pada saat Brian berusia tiga tahun, sikap mas Leo tidak sama sekali berubah, ia masih saja bersikap dingin padaku dan juga Brian.

Bukan hanya dingin saja, mas Leo pun bersikap acuh pada putranya sendiri, seperti saat mas Leo tengah libur kerja, dan saat itu Brian tengah bermain dengan mainannya.

Saat itu suamiku tengah duduk santai di sofa, Brian pun menghampirinya dengan membawa mainan bola berbahan karet.

Kala itu Brian meminta mas Leo selaku ayah kandungnya untuk bermain bola bersama dengannya.

"Yah, yah. Ayo main ola, yah," ucapnya dengan suara cadel.

Sementara mas Leo ia hanya menatap Brian dengan sekilas, mas Leo pun kembali melihat ponselnya.

Kala itu aku melihat Brian yang terus merengek, dan terus menggoyangkan kaki ayahnya agar mau bermain bersama dengannya.

Namun apa yang aku lihat, aku pikir suamiku itu mau bermain dengan putranya, namun aku salah, mas Leo berdiri bukan untuk bermain dengan Brian, melainkan ia berdiri untuk menghindari putranya sendiri.

Sungguh aku sedih melihatnya, ditambah aku melihat wajah murung putraku, aku pun langsung menghampirinya.

"Bu, ayah ndak mau main ola ama Ayen," adunya saat aku menghampiri putraku itu.

Aku pun langsung memeluk tubuh putraku, ku kecup pucuk kepalanya berkali-kali, dan ku kecup pipi gembul nya.

Setelah itu aku pun melonggarkan pelukan ku, ku tatap mata putraku, mata serta wajah yang sangat mirip mas Leo waktu kecil.

Ku pegang kedua bahu putraku itu.

Dan ku katakan padanya. "Brian sayang, dengerin ibu. Ayah bukannya tidak ingin bermain sama kamu, tapi saat ini ayah sedang ada pekerjaan yang harus ayah kerjakan. Pekerjaan itu sangat penting, itu sebabnya, ayah tidak bisa main sama kamu."

"Mainnya sama ibu aja ya? Brian mau kan main sama ibu?" tanya ku, dan Brian pun mengangguk.

Aku pun membawa Brian ke taman yang ada dihalaman depan, aku dan Brian pun mulai bermain bersama.

Saat aku bermain dengan Brian, aku melihat mas Leo yang sudah rapi dengan pakaian santainya, entah kemana mas Leo akan pergi, aku tidak tau.

Aku sempat berpikir untuk mengakhiri pernikahan ku dengan mas Leo, lantaran sikap mas Leo yang tidak pernah berubah sama sekali.

Okelah jika dia bersikap dingin dan acuh padaku, aku tidak masalah sama sekali. Tapi ini, mas Leo bersikap dingin dan acuh pada putranya sendiri, dan hal itu berhasil membuatku sedih, marah, kecewa.

Namun setelah berpikir ulang, aku mengurungkan niatku untuk meminta cerai pada mas Leo, lantaran banyak sekali yang harus aku pertimbangkan.

...°°°...

How long do i have to wait for love from you? - Maryam.

Jangan lupa like, komen, vote, beri hadiah berupa bunga mawar (🌹) dan juga kopi (☕) hehehe.

Beri ulasan bintang lima, jika kalian suka dengan cerita diary Maryam ini.

Terima kasih 🫶

Terpopuler

Comments

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

di awal sudah sedih ceritanya thor

2024-01-10

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!