Chapter 11

"Ck, menyebalkan." Maryam pun berdecak.

Tak lama ia pun memikirkan sesuatu dan Maryam pun mulai mendekati suaminya itu, lalu mulai melakukan aksinya.

Maryam pun mulai menerkam suaminya itu dan mulai memberikan tanda merah di leher suaminya.

"Maryam!! Apa yang kau lakukan!!!" pekik Leo terkejut dengan aksi tiba-tiba istrinya itu, yang tiba-tiba menerkam dirinya.

...°°°...

Maryam POV.

Jam sudah menunjukkan pukul 04:27 wib. Aku pun terbangun dari tidurku, aku pun melihat mas Leo yang masih terlelap dalam tidurnya.

Melihat suamiku, aku jadi teringat apa yang kulakukan semalam, yang mana aku menerkam suamiku dan memberikan tanda cinta di lehernya, meski hanya sekali, tapi hal itu berhasil membuat ku meringis.

Aku mulai berpikir mengapa aku bisa melakukan hal segila itu, yang mana dulu aku tidak pernah melakukannya.

Aku pun menggelengkan kepalaku, agar kejadian yang kulakukan semalam lenyap dari kepalaku.

Aku pun merangkak turun dari tempat tidur, aku pun mulai masuk kedalam kamar mandi.

Saat didalam kamar mandi, aku baru mengetahui bahwa aku tengah kedapatan tamu bulanan.

Aku pun memakai handuk dan keluar dari kamar mandi guna mengambil stok pembalut ku.

Saat aku keluar, aku melihat suamiku masih terlelap dalam tidurnya, aku pun menghela napas, bagaimana caranya agar suamiku itu mau menjalankan ibadah sholat.

Setelah mengambil pembalut, aku pun kembali masuk kedalam kamar mandi.

Tak lama aku pun mulai melakukan ritual mandi, tidak membutuhkan waktu lama, aku pun menyelesaikan mandi ku, aku pun mulai memakai pakaianku, karena kebetulan aku membawa pakaianku kedalam kamar mandi.

Tepat saat aku baru keluar dari kamar mandi, aku mendengar pintu kamarku di ketuk, aku pun membuka pintu, dan ternyata mamah mertuaku lah yang mengetuk pintu kamarku dan mas Leo.

"Mamah, ada apa?" tanya ku.

"Tidak ada, mamah hanya ingin memanggil kamu dan juga suami kamu, papah nyuruh kita untuk sholat subuh berjamaah," jawab mamah mertuaku.

"Ohhh, Maryam akan bangunkan mas Leo nanti, tapi maaf mah, Maryam gak bisa ikut sholat dulu, mamah pasti ngerti."

"Ohhh iya, mamah ngerti kok. Yaudah kamu bangunkan suamimu, anak itu kalau gak dibangunin gak bak bangun-bangun dia."

"Iya mah."

Aku pun kembali menutup pintu, dan aku pun mulai membangunkan suamiku itu.

"Mas," bisik ku tepat ditelinga mas Leo, seraya mengguncangkan tubuh mas Leo.

"Hmmm."

"Mas, bangun," bisik ku lagi.

"Apa sih! Ganggu aku tidur aja," gerutu mas Leo yang sudah bangun itu.

"Tadi mamah ke sini, mamah bilang papah nyuruh kamu sholat berjamaah sama mereka," ujarku.

"Udah sana buruan mandi dan ambil air wudhu, mumpung waktunya masih banyak," lanjut ku.

"Mas!"

"Ck." Mas Leo pun akhirnya beranjak dari tempatnya, dan ia pun masuk kedalam kamar mandi.

Dan aku pun mulai menyiapkan pakaiannya untuk sholat.

Beberapa menit kemudian, mas Leo pun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk untuk menutupi area sensitifnya.

"Kalau orang nyuruh untuk sholat itu jangan gitu wajahnya, orang juga nyuruh untuk kebaikan kok," omel ku, lantaran melihat wajah suamiku yang masam.

"Berisik," ujar mas Leo, suamiku itu pun mulai memakai pakaiannya di depan mataku.

Aku pun memalingkan wajahku, jujur saja meski aku sering melihatnya, tapi tetap saja membuatku malu.

Aku pun mulai melihat ke arah suamiku, yang mana suamiku itu sudah memakai pakaiannya dengan sempurna.

"Kan kalau gini kan tampan," ucap ku.

"Gak pa-pa sholat karena paksaan, nanti juga lama-lama terbiasa, daripada masuk kedalam neraka dengan suka rela, emangnya mas mau masuk kedalam neraka dengan suka rela? Kalau aku sih gak mau," oceh ku.

"Siapa juga yang mau masuk kedalam neraka," jawab suamiku.

"Ya makanya mas berubah, jangan melulu melakukan maksiat, kamu sendiri yang akan rugi," ucap ku, aku berharap suamiku itu mengerti apa yang aku katakan.

"Maaf mas, bukannya aku menggurui atau aku paling sempurna dan suci. Aku hanya ingin kamu berubah, aku tidak ingin kamu menyesal nantinya. Aku tau, aku pun tidak luput dari yang namanya dosa," ucap ku lagi.

Mas Leo pun tak lagi membalas ucapan ku, ia malah bertanya padaku. "Kamu sendiri kenapa tidak sholat?" tanyanya.

"Karena aku lagi kedapatan tamu bulanan," jawabku.

Setelah mendengar jawabanku, mas Leo pun keluar dari kamar kami.

Dan aku pun mulai menyiapkan pakaian kerja untuk suamiku.

Disaat semua orang tengah melaksanakan kewajiban mereka sebagai umat muslim, aku lebih memilih untuk menyiapkan sarapan.

Di sela-sela aku tengah memasak, umi dan mamah mertuaku yang telah selesai menjalankan ibadah.

"Wah beruntung sekali jeng Salma mempunyai putri seperti Maryam, sudah cantik dan rajin pula," puji mamah mertuaku, saat ia dan umi sudah berada di dapur.

"Jeng Hana ini bisa aja," ucap umi.

"Tapi aku bener loh, jeng Salma sungguh beruntung memiliki putri seperti Maryam. Eh tapi, saya juga beruntung memiliki mantu seperti Maryam, sayang terima kasih ya kamu sudah mau menjadi menantu mamah, dan sudah mau menikah dengan putra mamah," ujar mamah mertuaku.

"Mamah tidak perlu berterima kasih, lagi pula aku juga beruntung bisa menjadi menantu mamah, dan memiliki mertua yang baik seperti mamah," ujar ku.

"Maryam, sebaiknya kamu pergi ke kamar kamu, siapa tau suamimu membutuhkan dirimu. Biar umi dan mamah mertuamu yang menyiapkan sarapan," ucap umi ku, yang meminta aku untuk pergi ke kamar.

"Benar yang dikatakan umi mu, lagi pula kamu tinggal menatanya di atas meja," ujar mamah mertuaku.

Aku pun tidak bisa menolak perintah dari umi dan juga mamah mertuaku. "Baik umi, mah." Setelah mengatakan itu, aku pun pergi ke kamarku.

Saat aku sudah berada di kamar, aku melihat suamiku yang sudah rapi dengan kemejanya.

Aku pun melangkah menghampiri suamiku, dan aku pun mulai membantu memakaikan dasi untuk suamiku itu.

"Sini aku pakaian," kataku, aku pun mulai memakaikan dasi suamiku.

"Mas, aku ingin tanya sama kamu?" tanya ku disaat memakaikan dasi untuk suamiku.

"Apa pendapat mas mengenai istri yang membongkar perselingkuhan suaminya ke sosial media?" tanyaku seraya melihat wajah suamiku.

"Apa maksudmu?"

"Gini mas, aku tuh sering banget liat berita mengenai orang selingkuh di sosial media. Waktu itu ada orang selingkuh lewat aplikasi ojek online, terus baru-baru ini ada yang viral suaminya selingkuh dengan wanita lain melalui aplikasi discrod. Dan apa tanggapan kamu mengenai orang yang membongkar perselingkuhan pasangan nya ke sosial media?"

"Kamu menyindirku?" tanya mas Leo balik.

"Aku tidak menyindir kamu mas. Lagian emang bener kan, kamu mempunyai wanita lain selain aku. Dan aku tidak menyalahkan orang yang menyebarkan perselingkuhan pasangan nya ke sosial media. Karena aku tau setiap orang beda-beda mengeluarkan rasa sakit hatinya, mungkin ada orang yang mengeluarkan rasa sakit hati, sedih, marah, kecewa, lewat sosial media, agar pasangan dan selingkuhan nya mendapatkan sangsi sosial, ada juga orang yang langsung melabrak dan menghajar pasangan serta selingkuhannya, dan ada juga yang hanya memendam rasa sakit atas perselingkuhan dari pasangannya, serta ada juga yang memilih diam, lantaran dia tidak ingin mengumbar aib pasangannya," jelas ku seraya menatap mata suamiku.

"Dan kamu tau mas? Mungkin aku pun bisa melakukan hal itu, dengan menyebarkan perselingkuhan kamu ke sosial media, suatu saat, tepat saat hatiku sudah lelah dan tinggal menunggu bom waktu saja, lantaran aku pun hanya wanita biasa, yang bisa merasakan rasa sakit," lanjut ku, masih menatap kedua mata suamiku itu.

...°°°...

Maaf jika ada kata-kata yang salah, dan cerita ini tidak menyinggung pihak manapun 🙏

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!