"Terimakasih Egi udah mengantar juga menemani belanja." Dengan tangan sibuk mengeluarkan kantong belanjaan dari bagasi mobil.
Egi terdiam tidak menjawab sepatah kata pun atau menganggukkan kepalanya.
"Bi langsung bawa ke dapur aja yah, yang ini biar Misa yang bawa, berat soalnya," titah Misa menyerahkan sebagian kantong belanjaan ke Bi Sum.
"Iya Neng." Lalu membuka pagar rumah.
Egi menutup pintu bagasi, mengambil kantong belanjaan yang tergeletak di bawah lalu berjalan mengikuti Bi Sum ke pelataran rumah.
Eh, itu anak mau ngapain ikut ke dalam. Heran Misa melihat kepergian pria itu.
"Ekhem, Egi nggak ada urusan lain?" tanya Misa yang mengikuti langkah Egi masuk ke dalam halaman rumahnya.
"Ada, yaitu menagih hutang dari Bu Misa," jawabnya meletakkan kantong belanjaan di atas meja bundar dan duduk di kursi teras.
Misa mengkerutkan alis nya dan berdiri tidak jauh dari kursi yang Egi duduki.
Gadis itu, merogoh sebuah kartu debit dari dompet. "Hmm, yaudah nih kamu ambil saja uangnya dari kartu ini, soalnya uang cash saya nggak cukup untuk membayar." Menyodorkan kartu debit.
Egi melirik kartu itu sejenak, lalu menatap tajam ke Misa.
Apa arti tatapan nya itu, jangan hanya menatap ayolah bicara. Aku tidak bisa mengartikan tatapan mu.
"Egi mau uang cash." Dan mengalihkan tatapannya ke arah taman bunga.
Menghembuskan napas pelan, Misa memasukkan kembali kartu debit itu kedalam dompet. "Saya udah bilang nggak punya uang cash egii."
Egi beralih menatap Misa lagi. "Jika tidak ada uang, dengan makanan yang akan Bu Misa masak juga tidak apa-apa."
Ya Tuhaan adik nya si singa sama-sama menjengkelkan. Misa menggaruk kening yang tak gatal dan menghela napas pelan. "Tapi saya belum masak, dan sepertinya akan lama menunggu jika saya masak dulu."
"Tidak apa-apa, Egi akan menunggunya."
"Baiklah, saya masak dulu, Egi kalau bosan di luar tinggal masuk saja, pintu nya saya tidak kunci," ucap Misa yang di balas anggukkan kepala.
Misa mengambil kantong belanjaan di atas meja lalu bergegas untuk menuju dapur.
Sesampainya di dapur.
"Neng, Aden itu udah pulang?" tanya Bi Sum yang melihat Misa masuk wilayah dapur.
"Belum Bi, pengen makan dulu katanya." Mengelap keringat di dahi nya dengan punggung tangan.
Bi Sum memberikan kain serbet pada Misa yang langsung di terima, dia mengelapkan kain itu ke dahinya.
Misa tersadar ketika mencium bau tidak enak dari kain yang di gunakannya lalu ia menurunkan dan melihat kain itu. Seketika mata nya melebar terlongo. "Ya Tuhaan Bibi, kenapa ngasih Misa kain serbet, emangnya wajah Misa mirip meja ya Bi."
Bi Sum ketawa melihat wajah marah Misa yang menurutnya lucu. "Hehe... Bibi nggak tau Neng. Asal kasih lap aja, habisnya nggak tega lihat Neng sampe keringetan gitu."
Misa mencebikkan bibir nya pura-pura merajuk marah.
Bi Sum mencoel pipi Misa untuk menggodanya. "Sudah jangan ngambek lagi Neng, nanti ilang cantik nya."
Misa memeluk sekilas Bi Sum dan mencium kedua pipinya. "Misa nggak marah kok Bi."
"Neng mau masak apa yah?" tanyanya membuka kantong belanjaan dan mengeluarkan semua bahan belanjaan.
"Biar Misa masak sup krim jagung Bi, dan Bibi masak yang lainnya." Misa ikut sibuk mengeluarkan bahan masakan.
"Neng, Aden di depan nggak di kasih minum dulu?"
Misa menepuk jidat. "Oh iya Misa lupa, Bibi saja nggak apa-apa kan, antarkan ke depan buatkan kopi atau teh manis saja," ucapnya beranjak berdiri melangkah mengambil wadah dan pisau.
"Si Aden sukanya apa ya Neng, kopi apa teh?" tanya Bi Sum yang sudah mengambil gelas.
"Bikin aja dua-dua nya Bi, nanti juga di pilih, nah yang nggak ke pilih nya buat Bibi minum, Bibi suka kedua-duanya kan?" tutur Misa yang sudah sibuk mengikis jagung.
"Bibi mah minum apa aja suka Neng, asal jangan air kobokan," ucapnya yang di balas tawa oleh Misa.
Misa beranjak ke arah wastafle yang kini sudah berdiri bersampingan dengan Bi Sum.
"Bukannya air kobokan itu enak loh Bi," ucap Misa dengan tangan yang sibuk membersihkan potongan daging ayam.
Bi Sum menghentikan gerakan sendok yang sedang mengaduk air teh di dalam gelas lalu menoleh ke arah Misa. "Neng pernah nyobain?"
"Pernah Bi," ucapnya yang langsung membuat Bi Sum sedikit mual membayangkan jika air kobokan itu di minum.
"Yang benar Neng?" tanyanya lagi memastikan.
"Iya." Misa berbalik pada Bi Sum. "Tapi boong...haha," sambung Misa lalu di iringi gelak tawa.
Bi Sum ikutan tertawa. "Si Neng di kira iya, Bibi udah ngebayanginnya aja bikin mual," Bergidik eneg.
"Tapi bener deh Bi, enak kalau air nya belum di pakai orang cuci tangan, terus air nya itu di tumpahin ke sayuran untuk di masak terus di beri bumbu-bumbu kan enak Bi," tutur Misa panjang yang kembali fokus pada potongan ayam.
"Itu mah si Neng lagi bikin sayur... hahaha," jawab Bi Sum lalu tertawa.
Bi Sum berbalik badan dengan tangan membawa nampan berisi 2 gelas minuman.
"Astaghfirullah," latah Bi Sum ketika melihat Egi sedang berdiri di ambang pintu dapur, dan hampir saja nampan yang di pegangnya jatuh.
Egi berdiri menyender pada kusen pintu dengan tatapan memperhatikan gerak gerik Misa.
"Ada apa bi?" Menoleh pada bi Sum yang berdiri di sampingnya menghadap ke arah berlawanan, Misa mengikuti arah pandang bi Sum.
"Eh, Egi sejak kapan kamu di situ?" Berbalik dan mengambil alih nampan dari tangan bi Sum lalu meletakkannya di atas meja makan yang berada di dapur.
"Baru saja," ucap datar Egi lalu menarik kursi meja makan dan duduk.
"Egi bosan diam di luar, karena mendengar ada ribut ribut dari sini, jadi Egi kesini aja." Mengambil cangkir teh manis lalu meminum nya.
Misa hanya membalasnya dengan anggukkan dan ber-oh ria.
"Haiss...," memegang bibirnya yang panas terasa terbakar.
"Masih panas Egi, langsung main minum saja," Misa menahan tawa melihat Egi kesakitan memegangi bibir.
"Nih Bibi kasih buah naga Den, supaya ilang rasa terbakar nya." Menyodorkan 1 piring buah naga yang udah di kupas.
Egi masih diam tak menyentuh buah naga itu.
"Ya sudah kalau maunya Egi di sini, tapi jangan merecoki kita masak, " ucap Misa melangkah kembali pada bahan sayuran untuk membuat sup.
Bi Sum ikutan sibuk mengolah bahan masakan.
"Neng, kalau Bibi bikin yang manis boleh kan?" tanya bi Sum yang sudah sejak tadi sibuk memotong berbagai macam buah.
"Boleh bi, buat penutup nya," ucap Misa.
"Yaudah Bibi bikin salad buah semangka yaa Neng." Memegang 1 buah semangka.
Misa mengiyakan dan kembali sibuk mengolah makanan.
Sedangkan Egi hanya melihat kedua orang tampak sibuk bergulat dengan alat dapur untuk menyiapkan makanan, namun fokus Egi hanya pada gerakan Misa.
Istri idaman, andai dia istriku tapi sayang sudah kakak miliki. Masihkah aku memiliki kesempatan?
*****
Masakan yang Misa masak juga Bi Sum masak kini sudah terhidang di atas meja makan dapur.
"Alhamdulillah selesai juga," gumam Misa yang melihat hasil karyanya.
"Bi, Misa dzuhur dulu yah, Bibi juga belum kan? Udah jam 1 lewat," ucap Misa sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu melepaskan apron yang di ikuti Bi Sum.
"Aden juga belum Shalat kan, yuk Imamin kita," ajak Bi Sum pada Egi.
Egi tampak terdiam, namun akhirnya mengangguk kecil mengiyakan.
Misa dan bi Sum shalat berjamaah yang di Imami oleh Egi.
Selesai shalat mereka kembali lagi ke dapur.
"Neng di makannya di teras rumah aja kayak nya enak deh," ucap bi Sum yang sedang menyendok kan sup ke dalam mangkuk.
"Boleh bi, ya sudah nih tolong bawain Egi." Memberikan dua mangkuk salad buah ke Egi yang langsung di terima.
"Misa bawa ini yaah bi." Membawa mangkuk yang sudah di isi sup krim jagung.
"Iya nanti selebihnya biar Bibi yang bawa aja, Neng." Kata bi Sum yang masih sibuk menyendok kan sup ke dalam mangkuk.
Misa mengangguk dan berlalu pergi.
Beberapa saat kemudian.
Di teras rumah.
"Masakannya enak," ucap Egi setelah memasukkan 1 sendok sup krim jagung.
"Enak, karena makan nya lagi keadaan lapar," celetuk Misa.
"Tapi bener ini enak loh Neng," tambah bi Sum membenarkan ucapan Egi.
"Masakan Bibi juga enak," ucap Misa yang memakan satu sendok salad buah.
"Ah masa Neng."
"Iya bener Bi."
"Nggak kayak tadi lagi nih ujungnya."
"Nggak bi, sekarang mah bener," ucap Misa tersenyum.
Yang di balas senyuman geli dari bi Sum.
"Gimana Egi, sekarang sudah menyukai semangka kan?" tanya Misa beralih melirik pada Egi setelah melihat pria itu menyuapkan salad buah semangka ke mulutnya.
Egi diam sejenak mencecap rasanya lalu menatap Misa, tidak ada ucapan dari bibirnya hanya tatapan yang tidak bisa Misa artikan.
Misa hanya menggelengkan kepala beberapa kali. Anak ini kalau di ajak ngomong itu jawab kek jangan menatap seperti itu, aku tak mengerti.
Karena mengajak bicara pada Egi hanya di balas tatapan yang dia tak bisa mengartikannya. Misa beralih kembali menatap pada bi Sum yang pikirnya lebih enakan mengajak ngobrol bi Sum.
Egi hanya diam memperhatikan Misa sembari menikmati makanannya. Melihat kamu tersenyum dan tertawa seperti ini membuat hati ku hangat Misa.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Egi cari perempuan lain Misa SDH punya Arga
2021-02-19
1
Ilan Irliana
ko baper m egi y...iicchhh egi..lope lope dah W..
2020-07-04
1
v
aq bapernya sama egi..
2020-06-29
1