Arga Putra itulah nama calon suami Misa, sang pewaris sulung dari keluarga Putra yang memiliki Perusahaan besar di negeri ini. Karena diri nya lahir di keluarga besar tersohor, terhormat, keluarga Putra termasuk Arga Putra tidak pernah menampakkan diri pada kalangan publik, sehingga sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bentuk wujud anggota keluarga mereka.
"Pantas saja saat bertemu sangat tertutup, ternyata dia orang yang hidup di cangkang yang terjaga. Pasti keluarga ini banyak musuhnya." Gumam Misa menyangga dagu menatap layar laptop.
Ayah mengapa kau jodohkan Misa dengan keluarga seperti ini?
Hah... Misa menghembuskan napas kasar dengan kepala bersandar di sofa. Dia memindahkan laptop yang berada di pangkuannya ke atas meja, dan berjalan ke arah telepon rumah yang letaknya tidak jauh di belakang sofa yang di duduki Misa.
"Assalamualaikum," sapa Misa pada orang di sebrang sana.
"Walaikumsalam dek," balas suara laki-laki.
"Paman, benarkah orang yang akan di jodohkan dengan Misa itu bernama Arga Putra?" sambar Misa yang langsung bertanya.
"Iya dek, adek sudah bertemu kan hari ini? Paman sudah mendapatkan informasinya tadi dari Sekertaris Tang," jawab Pamanya dengan tenang.
"Paman kenapa tidak kasih tau Misa dari awal, kalau orang yang akan Ayah jodohkan itu laki-laki seperti itu," ucap Misa dengan nada sedikit kesal.
"Kira Paman adek sudah mengetahuinya setelah paman menyebutkan Perusahaan Putra yang ternama itu," jawabnya.
"Paman kan tau sendiri Misa seperti apa," ucap Misa dengan nada lemah.
"Ada apa adek, apakah adek tidak menyukai laki-laki itu?" tanya Pamannya yang mengetahui perubahan suara dari Misa.
"Benar Paman," jawab singkat Misa.
Paman Reno menghembuskan napas kasar. "Adek, Paman tau kalau kamu akan seperti ini jika sudah melihat nya, tapi adek menilai orang itu jangan hanya dengan sekali bertemu langsung menyimpulkan, tapi nilai lah ketika sudah mengenalnya, keluarga putra adalah keluarga terhormat yang amat baik, jadi paman yakin nanti jika adek setelah menikah dengannya pasti akan di perlakukan dengan baik," tutur Paman Reno dengan nada tenang.
Misa menghela napas pelan, dengan wajah di tekuk. "Baiklah Paman, Misa akan coba menerimanya, oh iya. Apa paman sudah di beritahukan bahwa pernikahannya akan di laksanakan 2 hari lagi dari sekarang?"
"Sudah dek, dan pernikahan akan di langsungkan di gedung dan untuk penanggung jawab pengurusannya semua sudah di urus oleh Sekertarisnya, dan sepertinya pernikahan akan di hadiri hanya oleh sanak sodara dan orang penting lainnya saja dek," jelas Paman Reno.
"Paman, apakah Misa tidak bertemu dengan keluarganya sebelum pernikahan?"
"Tidak dek, nanti setelah pernikahan baru bertemu. Arga Putra mempunyai dua adik, adik pertama seorang laki-laki dan yang terakhir seorang permpuan, mereka semua masih sekolah. Dan Paman yakin keluarganya akan menyukaimu terutama Ayahnya Arga karena memang beliau yang mengikat perjodohan itu dengan Ayah Adek, " jelas Paman Reno.
Tapi firasat ku mengatakan tidak akan baik baik saja. Raut wajah Misa terlihat murung.
"Baiklah Paman."
"Ya sudah kamu istirahatin dek udah malem, dan soal izin ke pihak sekolah mu biar Paman yang urus saja."
"Iya Paman, Assalamualaikum," Misa mengakhiri panggilannya dan menyimpan kembali gagang telpon.
Dia berjalan gontai ke arah kamar tidurnya dan menjatuhkan tubuhnya dengan keadaan terlentang di atas kasur. Pandangannya menatap langit-langit kamar yang berwarna cokelat gelap, pikirannya terasa kalut.
Dia mempunyai dua adik, semoga adik-adik nya tidak semenakutkan dirinya.
Tidak berselang lama perlahan mata Misa menutup dan tertidur menuju ke alam mimpinya.
*****
Sementara itu di rumah Arga Putra.
Setelah pertemuan itu, Arga kembali ke rumahnya. Dia memasuki rumahnya yang di sambut langsung oleh para pelayan juga Bi Ane sebagai kepala pelayan rumah sedangkan sekertarisnya mengikuti dia dari belakang.
Tang memberi isyarat mata pada Bi Ane untuk memberitahukan keadaan rumah, selama Arga di luar yang di beri isyarat mengangguk mengerti.
Bi Ane mengikuti Tuannya yang akan memasuki kamar.
"Apakah Syila bikin ulah lagi?" tanya Arga setelah dirinya duduk di sofa kamar.
Sedangkan Sekertaris Tang berdiri di samping sofa yang diduduki Arga.
"Nona tadi pulang agak terlambat dari biasanya," jawab Bi Ane yang berdiri di hadapan Tuannya.
Arga tidak merespon hanya terdiam dan menatap orang di depannya. Lanjutkan arti tatapannya.
Bi Ane seakan mengerti dari diamnya Arga, melanjutkan ucapannya. "Sepertinya Nona setelah Les langsung keluar jalan-jalan bersama temannya, karena tadi sepulangnya membawa tas belanjaan cukup banyak, Tuan," sambung Bi Ane dengan pandangan masih menunduk.
"Biarkanlah," kata Arga dan menatap kembali orang di depannya.
Dan Bi Ane yg sudah paham dengan tatapan itu bersuara kembali. "Dan kabar baiknya Tuan muda kedua sudah kembali bersekolah."
Arga mengangguk pelan. "Baguslah."
Mengerti dengan jawaban Tuannya Bi Ane berjongkok untuk mengganti sepatu Tuannya dengan sandal rumah.
"Air nya sudah di siapkan untuk mandi Tuan, begitu pun dengan baju nya," ucap Bi Ane setelah menyimpan sepatu di rak.
Arga berjalan melangkah hendak menuju kamar mandi.
"Tang tunggu aku di ruang kerja," ucap Arga sebelum hilang di balik pintu.
Sekertaris Tang dan Bi Ane keluar dari kamar, Tang berjalan menuju ruangan kerja tuannya sedangkan Bi Ane sudah pergi untuk istirahat.
Arga selesai membersihkan tubuhnya, ia bergegas menuju ruang kerja.
Bruk.
Dia langsung mendudukkan diri di sofa ruangan itu.
Tang ikut duduk di depan sebrang sofa Tuannya.
"Tang, kau tidak salah jemput mengenai wanita itu?" Arga mulai bertanya dan menatap serius.
"Tidak tuan," jawab singkat Tang.
"Kenapa tubuhnya kerdil, bahkan lebih pendek dari adik ku Asyila," tutur Arga dengan nada mengejek.
Menurutku itu tidak kerdil. Kalau di bandingkan dengan nona Asyila masih tinggian Nona Romisa.
"Kau urus pernikahan itu hingga beres sampai tiba hari H dan juga mengenai bantuan pada perusahaan AG," perintah Arga.
"Baik Tuan."
"Bagaimana keadaan Ayah?" tanya Arga kembali serius.
"Belum ada perubahan," Jawab Tang.
"Tang kau tau, alasan aku menerima perjodohan ini, jadi pantau terus keadaan Ayah, aku ingin melihatnya sembuh dan bisa berjalan lagi," perintahnya.
"Baik Tuan."
Arga diam, masih menatap tajam pada Tang.
"Apakah ada yang di perlukan lagi Tuan?" tanya Tang yang melihat Arga menatapnya seperti itu.
"Tidak ada, kau boleh pulang, dan istirahatlah," ucap Arga beranjak dari duduknya dan menepuk sebelah bahu Tang.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Egi itu adiknya Arga trus Egi cinta sama romisa
2021-02-19
1
Nyonya Harahap_81
gayanya sok bengis, udah kayak Kim Jong Un aja
2020-09-03
1
Ilan Irliana
jgn2 egi ade arga lg..haha
2020-07-04
2