7

Pengucapan ijab kabul telah di ucapkan Arga Putra dengan satu tarikan napas yang lancar dan jelas. Seketika suara riuh kata Sah dan ucapan syukur menggema dalam ruangan aula utama itu.

Setelah acara inti itu selesai Arga di giring menuju pelaminan dan Misa yang masih di ruangan rias di panggil untuk menuju pelaminan.

"Neng sekarang Neng sudah jadi istrinya Tuan Arga Putra, jalankan kewajiban Neng sebagai istri dengan baik," tutur Bi Ita menggenggam sebelah tangan Misa dan menatap haru.

"Iya Bi." Tersenyum manis di paksakan.

"Adek," panggil Paman Reno yang memasuki ruangan.

Kedua wanita itu menoleh ke arah suara, Paman Reno tersenyum dan menghampiri Misa yang masih terduduk di kursi rias.

"Paman punya hadiah untuk mu," memberikan kantong kecil kehadapan Misa.

"Bukannya hari ini Misa tidak ulangtahun?" Heran Misa melirik kantong kecil itu.

"Bukan ulangtahun tapi menikah, dan itu hadiah dari Paman," ucapnya di akhiri senyuman.

"Makasih Paman," menyimpan kantong kecil itu di atas lemari rias.

"Mari sudah waktunya kamu ke pelaminan biar bibi yang mengantarmu, semoga bahagia dek," menuntun Misa berdiri.

Misa berdiri dan tersenyum ke arah Pamannya, ada kilatan ragu dan kesedihan dari mata Misa. Hah... dia menghela napas dalam untuk membuang rasa sesak di hatinya.

*****

Bibi Ita menggiringi langkah Misa berjalan di atas karpet merah yang terbentang untuk menuju pelaminan.

Misa terlihat begitu cantik dengan balutan gaun pernikahan yang roknya menjuntai indah nan elegan berwarna putih dengan polesan make-up yang menambah kecantikan di wajah imutnya.

Ketika Misa memasuki aula utama gedung itu, seketika semua mata di ruangan itu tertuju padanya, banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan bermacam di sertai senyuman beragam, hingga di sebuah pojok ruangan ada tatapan seorang pria yang terlihat kaget sekaligus kecewa melihat kehadirannya.

Misa sampai di pelaminan dan di sambut oleh Arga dengan senyuman lebar namun palsu yang di balas dengan wajah datar Misa.

Ternyata wajah itu bisa tersenyum juga meski kelihatan palsu. Pikir Misa.

"Kau ingin mempermalukan ku dengan wajah seperti itu?" Bisik Arga di telinga Misa yang sudah ada di sampingnya.

"A-Apa maksudnya?" Misa sedikit menoleh dengan lirikkan bingung.

Arga memberikan tatapan tajam dengan senyuman palsu masih melengkung di bibirnya. Ia menunjuk ke arah bibirnya tanpa berkata.

Jadi maksud dia aku harus berakting gitu? Baiklah ikuti saja... Misa menggerakkan sudut bibirnya memasang senyuman manis namun palsu.

Begitu banyak tamu undangan yang datang, dari berbagai kalangan penting, juga para sanak sodara keluarga Arga putra, sedangkan dari keluarga Misa hanya ada Bibi Ita dan Paman Reno saja karena Misa adalah sebatangkara.

Tampak dari wajah mereka menikmati pesta itu dan mulai berjajar untuk memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai itu.

"Kakak selamat ya," ucap gadis cantik yang tingginya sepantaran Misa, tersenyum ceria sambil menggaet manja di lengan Arga.

Arga mengangguk dan tersenyum. "Ini adik perempuan ku."

Cantik sekali, dan ceria berbeda dengan mu, apa iya ini adiknya. Misa menatap lekat wajah gadis cantik itu dengan tatapan takjub.

"Syila, temani dia disini," ucap Arga melepaskan pegangan tangan Syila.

"Loh, kakak mau kemana?" tanya Syila. Namun yang ditanya langsung melangkah pergi tanpa menjawab.

Syila menoleh dan tersenyum pada Misa. "Hallo kakak, sekarang kakak jadi kakak iparnya Syila, tapi kak kenapa kakak ipar imut banget sih Syila aja kalah imutnya sama kakak ipar," ucap Syila dengan mencubit kedua pipi Misa.

Aww sakit kali, emang pipi ku kue cubit apa maen cubit-cubit saja. Berusaha menahan sakit dan panas di pipinya.

"Duuh gemess deh," sambung Syila dengan gregetnya.

"Ekhem, Bu Misa," ucap laki laki yang baru datang dan menghentikan aksi Syila.

Misa menoleh pada orang yang memanggil namanya. "Egi!" Kaget Misa dengan nada sedikit tinggi karena terkejut melihat murid yang menyebalkannya ada disini.

Kenapa dia ada di sini... apa jangan jangan.

"Kakak, kenal kakak ipar?" tanya Syila antusias.

Egi mengangguk. "Dia guru kakak di sekolah," ucapnya dingin.

Mata Misa melebar menatap tak berkedip pada pria di hadapannya. Jadi si menyebalkan ini adik laki-laki nya, pantas saja sifatnya sama ternyata satu keluarga.

"Jadi kakak ipar guru di sekolah kakak?" tanya Syila.

Egi mengangguk mengiyakan.

Syila menggaet sebelah lengan Misa. "Kakak ipar kan guru, berarti Syila bisa minta di ajarin dong kalau ada soal yang susah?"

"Boleh Syila," balas Misa dan tersenyum manis.

Egi menatap dalam diam ke arah Misa. Kenapa harus kamu yang jadi istri kakak ku Misa?

"Wah..wah.. jadi ini wanita yang di jodohkan Putra untuk anaknya," ucap wanita paruh baya yang berpenampilan mencolok dengan rambut sanggulnya, ikut nimbrung.

Wanita itu menilai penampilan Misa dari atas kepala sampai ujung kaki, ada pandangan tidak suka dan mencemooh dari sorot matanya.

Sedangkan Misa yang di pandang seperti itu merasa risih.

"Apa bagusnya, sudah badan kecil, jelek, tapi malah di tampung dalam keluarga ini," ucapnya meremehkan.

"Bibi Lara!" Tegur Egi dan menatapnya tajam pada wanita yang di panggil bibi itu.

Dan Asyila lebih memilih diam dan merapat pada tubuh Misa.

Namun yang di tatap tajam malah acuh tak acuh, lalu melanjutkan ucapannya. "Jangan sok polos deh, menggunakan kerudung segala, padahal tujuanmu adalah mendapatkan harta keluarga ini kan?" ucapnya meremehkan.

Misa yang merasa hijabnya di singgung seperti itu. Dia tidak terima, mengangkat dagunya dengan sikap menantang.

"Terimakasih Bibi sudah menilai saya seperti itu, tapi mengenai saya berkerudung. Bukannya itu sudah kewajiban kita sebagai wanita untuk menutupi auratnya? Dan untuk soal tujuan saya bibi tidak perlu tau," ucap Misa dengan nada tenang lalu tersenyum.

Jawaban Misa membuat Lara geram dan ingin sekali menyemprotnya dengan makian namun niatannya terhenti karena melihat Sekertaris Tang berjalan kearah mereka.

"Nona Romisa, Tuan meminta anda menemuinya," ucap Tang yang sudah di hadapanya dan menatap Bibi Lara.

"Baiklah," Misa berbalik dan tersenyum penuh arti pada Bibi Lara sebelum melangkah mengikuti Tang.

*****

"Sekertaris Tang, kapan acara pesta ini berakhir?" tanya Misa menggiringi langkah kaki Tang.

Namun yang di tanya tidak menjawab hanya fokus berjalan.

"Jangan sampe larut malam bisa tidak?" tanya Misa kembali.

Tang masih tetap dengan bibir rapatnya.

Apa dia juga masih ada keturunan dari keluarga putra, kenapa diam saja kalau ditanya.

"Mmm, Sekertaris Tang, bisakah...," ucapan Misa tergantung karena Tang berbalik dan menatapnya tajam.

"Silahkan Nona masuk, Tuan sudah menunggu," ucap Tang membukakan pintu ruangan VVIP..

"Eh, i-iya." Misa melangkah ragu kedalam ruangan itu.

Ketika Misa telah di dalam, Misa langsung di sambut oleh dua orang pria yang salah satunya terduduk di kursi roda.

Tang sudah masuk melewati Misa dan berdiri tidak jauh di belakang sofa Arga.

"Romisa, kemarilah," titah pria paruh baya yang terduduk di atas kursi roda.

Misa masih berdiri sejenak dan dengan langkah ragu mengikuti pintanya.

"Jangan takut, mulai sekarang aku Ayah mu," ucapnya lagi sambil terus memperhatikan Misa.

Mata Misa sedikit melebar, menatap tak percaya. Ayah! Apakah ini Om Putra. Tapi sikapnya ramah dan wajahnya juga tidak dingin seperti anak-anaknya.

"Duduklah Nak," Ayah Putra menunjuk sofa kosong.

"Apa kabar Om?" Sapa Misa setelah dirinya duduk di sofa di hadapan mereka.

"Seperti yang kamu lihat, dan jangan panggil Om, tapi Ayah. Romisa," tuturnya lalu tersenyum.

"Iya Ay..yah," ucap Misa ragu. Menatap ke arah pria yang memakai kursi roda itu. Apa sakitnya parah?

"Semoga kamu betah hidup dalam keluarga kami, Romisa," ucap tenang Ayah Putra.

"InsyaAllah Ayah, " jawab Misa tersenyum..

"Ayah, sebaiknya Ayah segera istirahat, jangan memperburuk kondisimu Ayah," sambar Arga tegas pada Ayahnya.

"Tapi kondisi Ayah sepertinya sudah membaik setelah melihat mu menikah dengan Nak Romisa," Putra tersenyum menatap Misa.

"Iya ayah, dan kesehatan harus tetap di jaga," tambah Arga dengan nada tegasnya.

"Baiklah ayah akan istirahat, kalian kembalilah ke pesta itu untuk menyambut Para Tamu," menyerah akan perintah Arga.

"Tang, ajak kembali dia ke aula utama, aku akan menyusulnya," perintah Arga pada Tang.

"Baik Tuan, mari Nona," melangkah ke arah Misa agar mengikutinya keluar.

Misa beranjak dari duduknya. "Ayah, Misa kembali ke sana dulu yah, jaga kesehatan mu ayah, Assalamualaikum," pamit Misa tersenyum dan menundukkan kepala dengan santun.

"Walaikumsalam."

Tidak salah aku menjodohkan anakku pada Nak Romisa, ternyata Nak Romisa menuruni sifat ibunya.

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

romisa badannya kecil tp berani ngelawan kecuali Arga 😍😍😍😍😍

2021-02-19

0

Eva Susanty

Eva Susanty

mirip daniah sama saga ya.. tp tokohnya lebih islami yg cewek..

2020-06-12

4

Erlin Aang Kunaefi

Erlin Aang Kunaefi

seru

2020-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154 (END)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154 (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!