Pohon Kehidupan Dan Kolam Air Keabadian

Aku mencoba menghabiskan sarapan di piringku tanpa banyak bicara meski ada banyak pertanyaan berkeliaran di kepalaku.

Nyonya Lucy menyelesaikan sarapannya lalu dia berdiri dan berkata, "Ayo Alesia aku akan mengajakmu berkeliling kastil."

Aku turun dari kursi untuk mengikuti Nyonya Lucy. Sebelum meninggalkan meja makan, aku berhasil menyisipkan potongan roti dan daging salmon ke dalam saku untuk bekal Mike di jalan, Mike itu kucing kecil tapi suka makan banyak. 

Aku dan Mike mengikuti Nenek Lucy ke bagian kiri kastil, kami melewati sebuah lorong yang dindingnya dihiasi sebuah ukiran timbul yang terbuat dari kayu  sepanjang lebih dari lima belas meter. Di ujung barat ukiran tersebut terpahat sebuah gambar gunung dan di sisi timurnya terpahat sebuah kastil. Di tengah-tengah ukiran terpahat gambar manusia yang memakai baju perang dengan pedang dan tombak di tangan mereka, lalu kumpulan serigala berukuran besar di sisi mereka. Para manusia dan kawanan serigala itu  tampak sedang bertarung melawan sesuatu seperti macan yang berukuran besar dengan lidah panjang yang menjulur dan kumpulan orang yang berdiri  dengan lutut yang bengkok dan tertekuk. Di atas mereka yang berperang terpahat gambar separuh matahari dan separuh bulan yang disatukan. Aku berdiri menatap ukiran itu cukup lama hingga Nenek Lucy berbalik dan menghampiriku.

"Apa kau menyukai ukirannya," tanya Nyonya Lucy.

"Ini ukiran terpanjang yang pernah kulihat," jawabku.

"Andreas yang membuatnya," kata Nyonya Lucy, "satu-satunya seniman yang pernah lahir dari keturunan Alexandria."

"He, siapa?" tanyaku.

"Dia saudara laki-laki terakhir dari kakek buyutmu," kata Nyonya Lucy.

Nyonya Lucy meletakkan tangannya pada salah satu ukiran kepala serigala yang sedang menganga.

"Apa kau ingin tahu cerita apa yang terdapat dalam ukiran ini," tanya Nyonya Lucy.

"Ini tampak seperti sebuah kisah yang menyeramkan," kataku.

Nyonya Lucy mengangguk.

Nyonya Lucy berkata, "Ini tentang perang di antara kastil bintang dan gunung utara, perang di antara manusia dan monster, pertempuran di antara kebaikan dan kejahatan. Apa kau tahu Kastil bintang dibangun ribuan tahun yang lalu untuk menjaga pulau Naira, dan untuk menjadi tembok pertama yang menghalangi kekuatan kegelapan gunung Utara, kastil bintang adalah penghalang bagi Amenthis untuk melewati pulau Naira dan menghancurkan dunia."

Nyonya Lucy menggerakkan telapak tangannya ke arah pahatan gambar separuh matahari dan separuh bulan, lalu dia melanjutkan ceritanya.

"Tapi,  setiap tiga ratus tahun sekali,  Amenthis penguasa gunung Utara akan memiliki sebuah kesempatan untuk menghancurkan kastil bintang dan menguasai seluruh pulau. Setiap tiga ratus tahun kekuatan kastil bintang akan melemah, dan pintu gerbang gunung Utara akan terbuka. Amenthis dan pasukan gunung Utara memiliki waktu hingga hari berganti untuk menguasai kastil bintang dan menjadi kewajiban bagi seluruh keturunan Alexandria untuk berjuang mempertahankan kastil bintang dari kehancuran hingga hari berganti."

"Apa itu benar-benar terjadi?" kataku, "apa cerita itu sungguh nyata?"

Nyonya Lucy menatapku dan dia berkata, "Se-nyata gunung yang bisa kau lihat saat kau menghadap ke utara."

"Siapa Amenthis itu?" tanyaku.

"Kejahatan yang terbuat dari api  dan dendam," katanya Nyonya Lucy, "iblis yang menguasai singgasana gunung Utara."

"Apa yang akan terjadi jika Amenthis memenangkan perang?"

"Bencana di atas bencana, keburukan di atas keburukan. Bukan hanya untuk Kastil Bintang atau pulau Naira, tapi untuk seluruh dunia."

Aku berkata dalam hatiku, untunglah tiga ratus tahun itu waktu yang sangat lama.

Nyonya Lucy bertanya padaku.

"Apa kau takut?"

Aku menggeleng, lagipula kupikir tiga ratus tahun itu masih sangat lama.

"Baguslah," seru Nyonya Lucy, "ayo aku akan membawamu ke tempat yang lebih baik."

Kami melewati lorong di dekat pintu dapur, aku melihat beberapa orang yang memakai baju yang sama seperti Torc yang pergi ke kamarku, mereka berjalan dengan punggung bengkok, menyeret sepatu botnya di lantai.

Para Torc berlalu lalang di depan pintu, pakaian lusuh mereka, cara jalan mereka yang membungkuk, usia mereka, seolah mereka semua adalah orang yang sama. Aku bertanya-tanya apa mereka juga memiliki nama yang aneh. Di Kemudian hari aku tahu kalau mereka semua dipanggil Torc. Torc hanyalah sebuah sebutan, mereka bahkan tidak cukup beruntung untuk memiliki sebuah nama.

Setelah melewati beberapa lorong, kami sampai di sebuah ruangan berbentuk persegi panjang, dengan sebuah kolam pualam berbentuk bundar dan sebuah pohon  di belakangnya dengan batang yang kurus dan ranting yang bercabang-cabang. Sesuatu yang kecil seperti kelereng dan berkilau tumbuh dari cabang-cabang pohon. Aku tidak pernah melihat pohon dengan buah yang berkilau seperti itu.

"Pohon kehidupan dan kolam air keabadian," seru Nyonya Lucy.

Nyonya Lucy berjalan ke dekat kolam, dan memberitahuku.

"Jika kau meminumnya kau akan menjadi awet muda."

"Maksudmu jika kita meminum nya kita akan hidup selamanya dan tidak bisa mati!" seruku.

"Kita tidak bisa menipu kematian Alesia, tapi air ini akan membuatmu hidup lebih lama dibanding manusia lainnya."

Nyonya Lucy duduk di pinggiran kolam menoleh pada tiga gelas di pinggiran kolam: satu gelas berukuran kecil, satu berukuran sedang dan satu lagi berukuran besar.

Nyonya Lucy bertanya padaku, "Apa kau tidak ingin mencoba meminumnya?"

Karena aku tidak terlalu haus aku mengambil gelas paling kecil, menyendok air di kolam dan meminumnya, air yang terasa dingin mengalir di tenggorokanku.

"Rasanya seperti air biasa," kataku.

"Kau tidak rakus seperti ayah dan ibumu," kata Nyonya Lucy.

Nyonya  Lucy tersenyum lalu dia berdiri dari duduknya dan berjalan ke dekat pohon.

Ketika aku berdiri di dekat pohon kehidupan, aku menyadari bahwa sesuatu yang berkilau yang tumbuh di pohon itu bukanlah buah tapi sebuah mutiara.

 Aku mendongak menatap ratusan mutiara seukuran kelereng berkilau menggantung di cabang-cabang pohon.

Nyonya Lucy menjulurkan tangannya, memetik salah satu mutiara. Ketika Nyonya  Lucy mencabut mutiara itu dalam hitungan detik mutiara yang baru, tumbuh di tempat yang sama. 

Nyonya Lucy menjulurkan mutiara itu ke depanku.

"Apa kau menyukainya?" tanya Nyonya Lucy.

"Apa itu sangat berharga?" tanyaku.

"Pohon kehidupan menghasilkan mutiara paling berharga di dunia. Kau bisa membeli banyak hal hanya dengan satu mutiara ini."

Aku mengambil mutiara dari telapak tangan Nyonya Lucy dan menaruhnya di saku bajuku.

Alis Nyonya Lucy bertaut.

"Memangnya apa yang ingin kau beli dengan mutiara itu?" tanya Nyonya Lucy.

"Aku akan mengirimnya ke panti asuhan Nyonya Marta, mungkin mereka bisa menukarnya dengan beberapa karung gandung saat musim kemarau panjang kami kesulitan untuk makan."

Tapi, kemudian aku merasa konyol karena bagaimana mungkin aku bisa mengirimnya ke sana, kastil bintang ini berada di pulau terpencil dan tidak memiliki kantor pos.

Nyonya Lucy menutup mulutnya dengan tangan kuduga dia sedang menahan tawa, ketika dia merasa bahagia, tubuh Nyonya Lucy mengeluarkan semerbak harum bunga Lily yang segar.

"Nyonya, boleh aku meminta sesuatu?" kataku. 

Aku harus menanyakannya sekarang jika tidak, aku tidak akan bisa tidur sampai besok pagi.

"Iya, tentu saja!" kata Nyonya Lucy, "katakan apa yang kau inginkan, Alesia?"

"Aku ingin mengunjungi makam kedua orang tuaku."

Nyonya Lucy mengangguk.

Episodes
1 Lori
2 Mike, Si Kucing Hitam.
3 Panti Asuhan Nyonya Marta
4 Keturunan Alexandria
5 Tuan Berg
6 Ibu, Ayah Aku Pulang
7 Kastil Bintang
8 Jam Bintang
9 Torc dan Nenek Berusia 157 Tahun
10 Pemegang Kunci Kastil Bintang
11 Pohon Kehidupan Dan Kolam Air Keabadian
12 Pohon Kenangan
13 Mike dan Torc
14 Torc Yang Aneh
15 Rumah Kaca Untuk Buah
16 Mimpi Buruk
17 Torc Berburu Di Malam Hari
18 Rencana Besar Untuk Alesia
19 Menjadi Dewasa Dalam Satu Malam
20 Perang Yang Terjadi Setiap 300 Tahun
21 Lembah Gelap
22 Belajar Menembak
23 Monster Air
24 Tangkapan Besar
25 Jantung Api Tom
26 Menara Pengawas
27 Keluarga Dorian
28 Menyelamatkan Flexi
29 Persetujuan Lomba
30 Busur Cahaya
31 Atap Kastil Bintang
32 Hujan Meteor
33 Patung Pangeran Dari Masa Lalu
34 Pemegang Pedang Alexandria
35 Torc Kabur
36 Pemeriksaan Pupil Mata
37 Dinding Yang Mulai Runtuh
38 Sejarah Keluarga Rudolf
39 Pertarungan Melawan Remus
40 Ralf
41 Rahasia Dari Hutan Raksasa
42 Kebenaran Dan Kebohongan
43 Untuk Putriku Tercinta
44 Kepingan Yang Hancur
45 Amarah
46 Ronald Menghilang
47 Gudang Bawah Tanah
48 Ragnock
49 Musuh Yang Licik
50 Bangsal Pengobatan
51 Kastil Bintang Bergerak
52 Menghadapi Perang
53 Membeku
54 Dongeng Kuno
55 Percikan Api Melawan Tumpukan Es
56 Raksasa Nimbus
57 Jantung Yang Lebih Panas Dari Apapun
58 Kucing Paling Pemberani
59 Menanam Bom
60 Delapan Jam Sebelum Perang
61 Perang Sudah Dimulai
62 Serangan Pertama
63 Monster Gunung
64 Mereka Yang Bertarung Demi Kastil Bintang
65 Jejak Empat Kaki Di Salju
66 Kesedihan Dan Kemarahan
67 Pergi Ke Garis Terdepan
68 Pohon Bibi Dorian
69 Jadilah Anak Pemberani Alesia
70 Kembalinya Pedang Alexandria
71 Janji Pemegang Pedang
72 Jembatan Kebaikan
73 Bella Dan Irian
74 Pria Tua Dengan Jubah Raja
75 Istana Amenthis
76 Lawan Yang Berbahaya
77 Satu Mata Amenthis
78 Sudah Berakhir
79 Nenek
80 Memulai Kembali
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Lori
2
Mike, Si Kucing Hitam.
3
Panti Asuhan Nyonya Marta
4
Keturunan Alexandria
5
Tuan Berg
6
Ibu, Ayah Aku Pulang
7
Kastil Bintang
8
Jam Bintang
9
Torc dan Nenek Berusia 157 Tahun
10
Pemegang Kunci Kastil Bintang
11
Pohon Kehidupan Dan Kolam Air Keabadian
12
Pohon Kenangan
13
Mike dan Torc
14
Torc Yang Aneh
15
Rumah Kaca Untuk Buah
16
Mimpi Buruk
17
Torc Berburu Di Malam Hari
18
Rencana Besar Untuk Alesia
19
Menjadi Dewasa Dalam Satu Malam
20
Perang Yang Terjadi Setiap 300 Tahun
21
Lembah Gelap
22
Belajar Menembak
23
Monster Air
24
Tangkapan Besar
25
Jantung Api Tom
26
Menara Pengawas
27
Keluarga Dorian
28
Menyelamatkan Flexi
29
Persetujuan Lomba
30
Busur Cahaya
31
Atap Kastil Bintang
32
Hujan Meteor
33
Patung Pangeran Dari Masa Lalu
34
Pemegang Pedang Alexandria
35
Torc Kabur
36
Pemeriksaan Pupil Mata
37
Dinding Yang Mulai Runtuh
38
Sejarah Keluarga Rudolf
39
Pertarungan Melawan Remus
40
Ralf
41
Rahasia Dari Hutan Raksasa
42
Kebenaran Dan Kebohongan
43
Untuk Putriku Tercinta
44
Kepingan Yang Hancur
45
Amarah
46
Ronald Menghilang
47
Gudang Bawah Tanah
48
Ragnock
49
Musuh Yang Licik
50
Bangsal Pengobatan
51
Kastil Bintang Bergerak
52
Menghadapi Perang
53
Membeku
54
Dongeng Kuno
55
Percikan Api Melawan Tumpukan Es
56
Raksasa Nimbus
57
Jantung Yang Lebih Panas Dari Apapun
58
Kucing Paling Pemberani
59
Menanam Bom
60
Delapan Jam Sebelum Perang
61
Perang Sudah Dimulai
62
Serangan Pertama
63
Monster Gunung
64
Mereka Yang Bertarung Demi Kastil Bintang
65
Jejak Empat Kaki Di Salju
66
Kesedihan Dan Kemarahan
67
Pergi Ke Garis Terdepan
68
Pohon Bibi Dorian
69
Jadilah Anak Pemberani Alesia
70
Kembalinya Pedang Alexandria
71
Janji Pemegang Pedang
72
Jembatan Kebaikan
73
Bella Dan Irian
74
Pria Tua Dengan Jubah Raja
75
Istana Amenthis
76
Lawan Yang Berbahaya
77
Satu Mata Amenthis
78
Sudah Berakhir
79
Nenek
80
Memulai Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!