Pemegang Kunci Kastil Bintang

Nenek Lucy menggerakkan kepala, memberi isyarat agar aku duduk di dekatnya. Aku berjalan menyebrangi ruang makan dan duduk di samping Nenek Lucy. 

Sementara seorang Torc lainnya datang dan meletakkan piring dan makanan di depanku, aku diam-diam mencari kerutan di wajah Nenek Lucy dan tak berhasil menemukannya, aku mencari satu helai uban di rambutnya yang indah tapi tak menemukannya, bagaimana mungkin itu bisa terjadi?

Torc mungkin berbohong padaku kalau perempuan muda di depanku ini adalah nenekku yang sudah berusia seratus lima puluh tahun lebih, aku harus mencoba mencari tahu kebenarannya.

Nenek Lucy mengiris daging di piring dan berkata, "Bagaimana tidurmu?"

"Seperti putri tidur," jawabku.

"Baguslah,"

"Ne … nek?" seruku.

Aku melirik perempuan di depanku dan melihat reaksinya saat aku memanggilnya Nenek. Nenek Lucy menunjukkan rasa kaget di wajahnya meski hanya sekilas lalu dia kembali menjadi dirinya yang tenang dan anggun.

Nenek Lucy menusuk potongan daging dengan garpu dan memasukkan nya ke dalam mulut.

"Sepertinya Torc sudah bercerita banyak padamu? dia seharusnya hanya mengantarkan baju untukmu," sahut Nenek Lucy.

"Aku yang bertanya pada Torc, " kataku. 

Aku takut kalau mulut besar ku akan berakibat buruk pada Torc, sepertinya Torc sering kali dihukum setiap kali dia melakukan kesalahan, jadi aku segera menambahkan.

"Sebenarnya aku memaksa Torc untuk menjawab semua pertanyaan ku, dia melakukannya dengan terpaksa," kataku.

Nenek Lucy memiringkan kepalanya melihatku dengan sudut matanya.

Nenek Lucy berkata, "Seolah seperti Bella kembali lagi ke Kastil Bintang dengan sejuta pertanyaan di kepalanya, kau mirip sekali ibumu, kau tahu sewaktu kecil ibumu bisa mengajukan seratus pertanyaan hanya dalam seratus hari."

"Tapi, bagaimana bisa?" kataku, "apa yang nenek pakai untuk menghilangkan semua kerutan itu? Oh, aku tahu Sihir!"

Aku mulai berpikir kalau setiap malam Nenek Lucy harus meminum ramuan agar tetap awet muda, mungkin dia merebus anak perempuan berumur sepuluh tahun ke dalam kuali bersama tanaman liar untuk di jadikan ramuan.

"Di sini kami tidak menyebutnya dengan sihir," kata Nenek Lucy, "ini bukan sesuatu yang bisa kau pelajari seperti kau belajar sihir di sekolah sihir."

"Lalu?" seruku.

Jika bukan sihir lalu apa?

"Kami menyebutnya dengan hadiah," kata Nenek Lucy, "pemberian dari Kastil Bintang bagi mereka yang menjaga dan memeliharanya, mereka membuat kami tetap muda, tidak jatuh sakit, sebagian  lagi memiliki kekuatan lain."

Sesuatu yang buruk mendadak terlintas di kepalaku.

"Jika tinggal di sini, mungkinkah aku akan menjadi anak perempuan berumur sepuluh tahun selamanya," seruku.

Aku tidak bisa membayangkan jika harus memakai sepatu anak-anak sepanjang hidupku.

"Kau akan tumbuh Alesia, menjadi dewasa dan menua. Waktu hanya berjalan lambat bagi penghuni Kastil Bintang, kurasa dua atau tiga kali lebih lambat dari manusia yang tinggal di luar Kastil Bintang di luar pulau Naira," seru Nenek Lucy.

"Seperti manusia yang abadi," sahutku.

"Tidak seperti itu," kata Nenek Lucy, "kau akan tidak cepat tua tentu saja, tapi untuk mengalahkan waktu dan menjadi abadi adalah hal yang lain, itu bukan untuk semua orang. Memiliki waktu selamanya adalah sebuah kekuatan utama dan sebuah pengorbanan yang lebih besar harus diberikan, itu bukan sesuatu yang bisa kamu kejar dan kamu raih, Kastil Bintang harus memilihmu dia yang memutuskan." 

Nenek Lucy mengeluarkan kunci berantai emas yang di kalung di lehernya, berlian di kepala kunci itu berkilau. Ada kekuatan aneh yang membuatku merasa ingin melihat kunci itu dari dekat.

Nenek Lucy berkata, "Kunci Kastil ini menandakan bahwa kau adalah penerus penjaga kastil. Dan sebagai penjaga Kastil, waktu tidak lagi berlaku." 

"Itu akan membuat nenek menjadi muda seperti ini selamanya?" seruku.

Nenek Lucy tersenyum, tapi entah mengapa bagiku itu terasa seperti sebuah hukuman daripada hadiah.

"Apa aku boleh memegangnya?" tanyaku.

Nyonya Lucy menggeleng dia memasukkan kunci itu ke balik kerah bajunya.

"Pemegang kunci Kastil Bintang hanya bisa dipilih oleh pemegang kunci sebelumnya atau Kastil Bintang yang akan memilihnya sendiri."

"Tapi, Nenek ...."

"Sebelum itu, kurasa aku harus memberitahumu salah satu aturan di sini,"

Nenek Lucy menyela.

"Apa itu nenek?" tanyaku.

"Peraturan pertama, jangan panggil aku nenek, panggil aku Nyonya Lucy."

"Iya, Nyonya Lucy," kataku.

Aku mengambil sepotong kecil daging dan secara sembunyi-sembunyi memberikannya pada Mike yang bersiap dengan mulut menganga di pangkuanku.

Nyonya Lucy mengambil serbet dan menyeka noda di sudut bibirnya.

"Peraturan yang lainnya kau boleh memelihara kucing mu, tapi dia tidak di izinkan untuk berkeliaran sembarangan," seru Nyonya Lucy.

"Dia tidak akan berkeliaran, Mike itu kucing yang patuh," kataku. 

Aku berharap tidak harus berbohong lagi untuk membela Mike.

"Dan kurasa ini terakhir kalinya kucing itu makan bersama kita di meja makan, dia bisa makan sendiri di kamarmu," seru Nyonya Lucy.

"Baiklah," kataku. 

Aku bernafas lega yang terpenting Mike tidak diusir dari kastil ini, hanya dia teman yang aku punya.

"Kudengar kau bisa bicara dengan kucingmu," seru Nyonya Lucy.

"Iya terkadang aku bisa mengerti, terkadang aku  hanya bisa mendengarnya mengeong," jawabku.

"Dalam beberapa hari kemampuanmu itu akan bertambah, semakin lama berada di Kastil Bintang semakin cepat kemampuan mu menguat."

Aku mengangkat Mike ke atas meja.

"Ayo Mike katakan sesuatu pada Nyonya Lucy."

"Tidak sayang, tidak semua orang bisa bicara dengan hewan sepertimu," kata Nyonya Lucy, "kastil bintang memberi kita kekuatan yang berbeda-beda pada setiap orang."

"Dia membuatku jatuh dari atap panti asuhan," kataku.

Demi mendengarnya, Nyonya Lucy yang ingin memasukkan potongan daging ke mulutnya mendadak berhenti dan menaruh kembali dagingnya di piring.

"Dari mana?" seru Nyonya Lucy.

"Atap panti asuhan nyonya Marta, itu pertama kalinya Mike bisa bicara padaku, dia mengagetkanku hingga aku terjatuh," kataku.

Nyonya Lucy meletakkan pisau dan garpu di tangannya ke atas piring dia tampak tertarik sekaligus terkejut.

"Paman Berg tidak menceritakannya padaku," seru Nyonya Lucy.

"Kurasa memperbaiki Rosi membuat nya sibuk sehingga dia lupa," kataku, "kenapa? apa itu sesuatu yang buruk?"

Nyonya Lucy seperti ingin mengatakan sesuatu tapi menahan kata-katanya di ujung bibirnya dan segera menggantinya dengan pertanyaan lain. 

"Apa kau tidak akan memakan sarapanmu?"

"Nyonya ...."

"Sebelum kau bertanya lagi," kata Nyonya Lucy, "habiskan sarapanmu lalu kita bisa melihat-lihat, aku akan membawamu ke suatu tempat yang menarik."

Aku melahap kentang tumbuk milikku dan bertanya lagi.

"Dimana paman Berg? mengapa dia tidak sarapan bersama kita?" tanyaku.

"Itu pertanyaan terakhir di meja makan kurasa," kata Nyonya Lucy, "dia ada di dekat menara pengawas, ada banyak hal yang harus dia kerjakan."

Aku ingin bertanya apa paman Berg masih memperbaiki Rosi, apa aku boleh membantu Paman Berg? tapi tidak jadi kutanyakan, karena jatah bertanya ku sudah habis.

Episodes
1 Lori
2 Mike, Si Kucing Hitam.
3 Panti Asuhan Nyonya Marta
4 Keturunan Alexandria
5 Tuan Berg
6 Ibu, Ayah Aku Pulang
7 Kastil Bintang
8 Jam Bintang
9 Torc dan Nenek Berusia 157 Tahun
10 Pemegang Kunci Kastil Bintang
11 Pohon Kehidupan Dan Kolam Air Keabadian
12 Pohon Kenangan
13 Mike dan Torc
14 Torc Yang Aneh
15 Rumah Kaca Untuk Buah
16 Mimpi Buruk
17 Torc Berburu Di Malam Hari
18 Rencana Besar Untuk Alesia
19 Menjadi Dewasa Dalam Satu Malam
20 Perang Yang Terjadi Setiap 300 Tahun
21 Lembah Gelap
22 Belajar Menembak
23 Monster Air
24 Tangkapan Besar
25 Jantung Api Tom
26 Menara Pengawas
27 Keluarga Dorian
28 Menyelamatkan Flexi
29 Persetujuan Lomba
30 Busur Cahaya
31 Atap Kastil Bintang
32 Hujan Meteor
33 Patung Pangeran Dari Masa Lalu
34 Pemegang Pedang Alexandria
35 Torc Kabur
36 Pemeriksaan Pupil Mata
37 Dinding Yang Mulai Runtuh
38 Sejarah Keluarga Rudolf
39 Pertarungan Melawan Remus
40 Ralf
41 Rahasia Dari Hutan Raksasa
42 Kebenaran Dan Kebohongan
43 Untuk Putriku Tercinta
44 Kepingan Yang Hancur
45 Amarah
46 Ronald Menghilang
47 Gudang Bawah Tanah
48 Ragnock
49 Musuh Yang Licik
50 Bangsal Pengobatan
51 Kastil Bintang Bergerak
52 Menghadapi Perang
53 Membeku
54 Dongeng Kuno
55 Percikan Api Melawan Tumpukan Es
56 Raksasa Nimbus
57 Jantung Yang Lebih Panas Dari Apapun
58 Kucing Paling Pemberani
59 Menanam Bom
60 Delapan Jam Sebelum Perang
61 Perang Sudah Dimulai
62 Serangan Pertama
63 Monster Gunung
64 Mereka Yang Bertarung Demi Kastil Bintang
65 Jejak Empat Kaki Di Salju
66 Kesedihan Dan Kemarahan
67 Pergi Ke Garis Terdepan
68 Pohon Bibi Dorian
69 Jadilah Anak Pemberani Alesia
70 Kembalinya Pedang Alexandria
71 Janji Pemegang Pedang
72 Jembatan Kebaikan
73 Bella Dan Irian
74 Pria Tua Dengan Jubah Raja
75 Istana Amenthis
76 Lawan Yang Berbahaya
77 Satu Mata Amenthis
78 Sudah Berakhir
79 Nenek
80 Memulai Kembali
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Lori
2
Mike, Si Kucing Hitam.
3
Panti Asuhan Nyonya Marta
4
Keturunan Alexandria
5
Tuan Berg
6
Ibu, Ayah Aku Pulang
7
Kastil Bintang
8
Jam Bintang
9
Torc dan Nenek Berusia 157 Tahun
10
Pemegang Kunci Kastil Bintang
11
Pohon Kehidupan Dan Kolam Air Keabadian
12
Pohon Kenangan
13
Mike dan Torc
14
Torc Yang Aneh
15
Rumah Kaca Untuk Buah
16
Mimpi Buruk
17
Torc Berburu Di Malam Hari
18
Rencana Besar Untuk Alesia
19
Menjadi Dewasa Dalam Satu Malam
20
Perang Yang Terjadi Setiap 300 Tahun
21
Lembah Gelap
22
Belajar Menembak
23
Monster Air
24
Tangkapan Besar
25
Jantung Api Tom
26
Menara Pengawas
27
Keluarga Dorian
28
Menyelamatkan Flexi
29
Persetujuan Lomba
30
Busur Cahaya
31
Atap Kastil Bintang
32
Hujan Meteor
33
Patung Pangeran Dari Masa Lalu
34
Pemegang Pedang Alexandria
35
Torc Kabur
36
Pemeriksaan Pupil Mata
37
Dinding Yang Mulai Runtuh
38
Sejarah Keluarga Rudolf
39
Pertarungan Melawan Remus
40
Ralf
41
Rahasia Dari Hutan Raksasa
42
Kebenaran Dan Kebohongan
43
Untuk Putriku Tercinta
44
Kepingan Yang Hancur
45
Amarah
46
Ronald Menghilang
47
Gudang Bawah Tanah
48
Ragnock
49
Musuh Yang Licik
50
Bangsal Pengobatan
51
Kastil Bintang Bergerak
52
Menghadapi Perang
53
Membeku
54
Dongeng Kuno
55
Percikan Api Melawan Tumpukan Es
56
Raksasa Nimbus
57
Jantung Yang Lebih Panas Dari Apapun
58
Kucing Paling Pemberani
59
Menanam Bom
60
Delapan Jam Sebelum Perang
61
Perang Sudah Dimulai
62
Serangan Pertama
63
Monster Gunung
64
Mereka Yang Bertarung Demi Kastil Bintang
65
Jejak Empat Kaki Di Salju
66
Kesedihan Dan Kemarahan
67
Pergi Ke Garis Terdepan
68
Pohon Bibi Dorian
69
Jadilah Anak Pemberani Alesia
70
Kembalinya Pedang Alexandria
71
Janji Pemegang Pedang
72
Jembatan Kebaikan
73
Bella Dan Irian
74
Pria Tua Dengan Jubah Raja
75
Istana Amenthis
76
Lawan Yang Berbahaya
77
Satu Mata Amenthis
78
Sudah Berakhir
79
Nenek
80
Memulai Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!