***
"Grrrrr!! Groan!!"
Bergerak-gerak, bulu berwarna perak yang tertanam di tulang sulbi hewan tersebut, mendayuh-dayuh lembut sampai terdengar huntaian bunyi yang khas. ya, ekor para serigala itu saling mengibas.
Koloni Serigala Perak berhasil mengepung ku, posisi mereka saat ini berada tepat di sekeliling tubuh mungil ku ini.
Nafasku sudah terasa sangat berat, paru-paru ini menghembuskan udara lewat mulut tanpa kontrol dari otakku, demikian pula aku sudah tidak bisa berfikir secara jernih ketika berada dalam kondisi seperti ini.
Berfikir!! Berfikirlah Arley!! Bukankah itu satu-satunya hal yang kau kuasai!!! Berfikir!!!!
Dalam waktu yang singkat ini, Aku berusaha memikirkan dan mengkalkulasi jalan dan hasil terbaik dari pertarungan yang masih berujung tak jelas.
Tenang ... tenang ... Sekarang atur nafasmu dan kumpulkan [Mana] sebanyak-banyak nya ....
"Ssshhhhhhh!!!! Fuuuuhhhhh!!!" Aku mencoba untuk menarik nafas lalu menghembuskan nya kembali.
"AAWWUUUUUUUU!!! "
Ha!?!
Namun angin kembali berkibas kencang, seketika itu para serigala melompat kearah ku secara serentak, mereka siap menerkam ku saat itu juga.
!!!?!
.
.
.
*****
.
.
.
"[ZAP!!]"
Tanpa di sadari waktu berjalan sangat lambat di benak Arley.
"(Serigala Perak, dimana aku pernah membaca mengenai mereka, ah iya, di encyclopedia monster.)"
Arley berfikir dengan sangat cepat, saat ini dia menggunakan seluruh pengetahuannya untuk dapat mengalahkan musuh yang ada di hadapannya.
Tetapi ketika ia berfikir dengan sangat cepat, dia tidak mempedulikan sekitarnya, hal ini membuat tubuh Arley diam membeku seperti batu, karena Arley menggunakan seluruh sel di dalam tubuhnya hanya untuk berfikir.
Fenomena ini seolah-olah membuat waktu berputar secara perlahan di hadapan Arley, namun sesungguhnya bukan waktu yang berputar cepat, tetapi otak dan pola berfikir nya lah yang berjalan super cepat.
walaupun sebenarnya Arley sendiri tidak menyadari akan hal itu.
"(Serigala Perak [Cobolt Wolf] monster mamalia yang hidup berkelompok atau berkoloni, salah satu di antara mereka pasti ada pejantan Alpha nya, hidup di gurun yang tandus dan hanya keluar seminggu sekali untuk mengumpulkan makanan, kelemahan terbesar mereka adalah api, karena bulu mereka sangat mudah terbakar ... Kalau begitu ... Satu-satu nya jalan keluar terbaik adalah ....)"
Yakin dengan pilihannya, Arley siap melawan musuh yang ada di hadapannya. kemudian waktu berjalan kembali normal.
"[ZIP!!]"
.
.
.
*****
.
.
.
Laksana air yang mengalir, tubuhku bergerak sendiri mengarahkan tongkat sihir ke gerombolan serigala Perak dengan lihai, kibasan suara angin pun terdengar dari arah tongkat yang ku kebat dengan cepatnya.
Para serigala sudah sangat dekat, hanya tinggal sejengkal dari ujung tongkat sihir milik ku saat ini.
"Sssshhhhhh!!!!" ku tarik nafas dalam-dalam.
"Bats!" berubah warna baju yang aku kenakan menjadi merah.
"IGNIS ...!! INFERNI ....!!! "
Mendadak suara gelembung lava terdengar dari ujung tongkat ku, lalu gelombang api mulai timbul dan melembung bagaikan balon karet yang di isi oleh angin dari ujung tongkat yang aku genggam dengan sangat kuat.
Terhempas, para serigala terpental mundur akibat radiasi panas dari gelombang tersebut. seketika gelombang itu menjadi bola magma yang sangat besar, ukurannya mencapai 10 Meter.
kemudian secara kontan bola api itu meledak dan menghancurkan segala yang ada di hadapan ku.
"BlaaAAAaaaaarrRrrr!!!!! DUaaAAaaaRrrrrr!!!!"
Ledakan yang sangat amat dahsyat, suaranya terngiang nyaring dan berdengung sampai di dalam kepala.
Gelombang panasnya menghantam ke segala penjuru dan menghancurkan segala benda yang berada di hadapannya, aku sendiri terkejut dengan formula sihir yang satu ini, semuanya di luar dugaan ku.
Tak kuasa dengan angin yang berhembus super kencang akibat gelombang api tersebut, Akhirnya aku ikut terhempas dan terhentak menghantam tebing yang ada di belakang.
Asap tebal masih menutupi segala yang ada di hadapan. batu krikil yang terlempar kelangit mulai menghujani bumi dengan cepat, suara batu saling berhantaman satu dengan yang lainnya terdengar dari segala penjuru arah.
Lalu perlahan dengan menggunakan kedua tangan ini, Aku berusaha berdiri dari jatuh ku.
Apakah aku berhasil ....?
Asap perlahan menghilang terbawa oleh angin.
Namun jantung ku kembali terpompa untuk sejenak, lalu kembali menjadi normal setelah beberapa saat.
"I ... ini ....!!?!"
Mata ku terbelalak, kawanan serigala seluruhnya hangus terbakar, tidak ada satupun dari mereka yang terlihat utuh lagi.
Tetapi yang lebih mengerikan adalah ... Aku telah menghancurkan 200 hektar hutan yang ada di hadapan ku.
Terjatuh, Aku kembali terduduk lemas di tempat aku berdiri barusan.
"A-Aku tidak menyangka akan se-dahsyat ini ... tetapi setidaknya, Aku berhasil mengalahkan mereka ...."
Tutur ku untuk membuktikan bahwa semua ini adalah benar dan nyata, pada diri ku sendiri.
Puas, aku tersenyum gembira, walau badan ini habis tergores dengan luka, dan baju baru yang aku kenakan bersimbah dengan darah, tetapi ada rasa kepuasan yang terpenuhi dalam lubuk hati ku yang paling dalam.
Aku terduduk lemas, terdiam memandang lahan kosong yang baru saja ku buat dengan ledakan api yang tidak ku sangka bisa se-dahsyat ini.
"... Fyuh ... jangan menggunakan sihir yang tidak pernah di pelajari ... ya, ini pelajaran untuk ku .... " gumam ku mengurangi rasa letihnya.
"Hop!!" Tanpa di sadari matahari sudah mulai terbenam, posisi ku berada sangat jauh dari desa [Durga], aku pun berdiri dan bersiap-siap untuk pulang kerumah.
Okey, sudah waktunya aku pulang kerumah, Hmm ... tapi ... aku kehabisan [Mana], sebaiknya aku mengumpulkan secukupnya, lalu menggunakan sihir angin untuk pulang kerumah ....
Ku kumpulkan [Mana] dengan sisa-sisa stamina yang aku miliki, ketika merasa sudah cukup akhirnya aku pergi pulang menuju desa.
"Gale ventum~" Sebut ku dengan lemas.
Kemudian angin membawa ku terbang, sejenak aku melihat sekeliling dataran bumi [Soros] yang belum pernah ku lihat sejauh dan se-detail ini.
"... Ini sangat indah ...." Utas ku dengan penuh kejujuran.
Kalimat itu keluar sendiri tanpa aku sadari~
Sesaat, Aku kembali menjadi diri ku yang dewasa, rambut ini terlambai oleh angin yang dingin nan sejuk ... matahari sore hari terpantul di mata ku yang berwarna hijau bening bagaikan batu zamrud ... gunung Es yang sangat besar menghiasi pandangan mata ini dengan lembut ....
Setelah puas menikmati pemandangan yang terlukis di mata, aku kembali menjadi diri ku yang berumur empat tahun.
"Ahh ... Sesampai dirumah aku ingin bermanja-manja sama Ibunda ah ... Hmm, tapi kalau aku bilang aku membunuh satu koloni serigala Perak dia pasti tidak akan percaya ... Aku bilang saja aku terjatuh dari tebing!!"
Ucap ku dengan girang untuk mengembalikan stamina ku yang telah terlanjur hilang.
***
Langit tampak mulai gelap, diluar dugaan ku, kecepatan terbangku saat ini sangat terbatas, jika aku terbang dengan kecepatan penuh, aku akan kehabisan tenaga sebelum sampai desa, sedangkan stamina ku sudah tidak memungkinkan untuk diriku mengumpulkan [Mana] pada saat ini.
Hmm, kalian tahu kan rasanya jika otot kalian terasa sangat nyeri saat di paksakan olahraga? nah, memaksakan penggunaan [Mana] yang berlebihan memiliki efek yang sama, tetapi yang nyeri adalah jiwa kalian, seperti kesadaran kalian bisa secara tiba-tiba terlepas dari jasadnya dan terpingsan di tempat.
.
.
.
... -Ugh, siall aku telat!! Ibunda pasti akan marah besar kepadaku!! ... Hm ...? Apa itu ....?
Sejenak Aku terhenti di udara, aku melihat kearah desa [Durga], tetapi ada hal yang aneh terpampang dari arah desa ...
Tampak ada gumpalan asap hitam membumbung tebal dari arah desa, visualisasi itu bisa di lihat dari kejauhan karena ada cahaya berwarna kuning muncul dari arahnya, ya, seperti terjadi kebakaran hebat tepat di desa [Durga] .
"... !!!!!??!!!! .... "
Keningku mengkerut, alisku bergelombang, juga mulutku bergetar hebat layaknya orang yang menggigil akibat kedinginan.
Ya, raut wajah ku berubah menjadi mengerikan ....
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Abunawas
kayaknya pake pov3 serba tahu tu lbh greget deh thor... kalo pake pov mc agak kurang greget gitu... cmn saran aja thor.. ttp semangat..
2020-09-17
1
San Jaya
Kok awal paragraf, POV-nya jadi orang pertama?
----
Hmmm, filler lagi di scene mau diserang. Terus inferni apa? Mungkinkah typo, yang kamu maksud "inferno".
----
Di sini dia berhasil membunuh? Kawanan monster itu ... tapi tidak dijelaskan sedikit tentang bagaimana si pengguna survive dari ledakan yang dia sendiri ada di dalam radiusnya.
----
2020-07-05
1
Honey
Maaf, Kak. Semoga berkenan 🙏
2020-07-04
1