Pagi yang sangat indah. Burung-burung berterbangan dengan begitu semangat, hewan-hewan saling mengasihi satu sama yang lain. Tampak air sungai mengalir dengan lembutnya—membersamai ikan-ikan yang sedang berenang pada perairan tersebut.
Dengan jelas mata kosong bisa memandang ikan-ikan itu saling bermain di atas permukaan air yang terlihat begitu jernih.
Bagi orang yang bekerja di perkotaan, lokasi desa ini adalah lokasi relaksasi yang sangat ideal untuk dinikmati, udara yang segar, jauh dari aroma asap pabrik, sangat sempurna.
Tapi rasanya di dunia ini tidak membutuhkan tempat rekreasi seperti ini, toh teknologi di dunia ini ramah akan lingkungan. Jadi warga kota pasti cukup menikmati udara pagi hanya dari jendela rumah mereka masing-masing.
Di hari yang masih pagi ini, Arley mengikuti arus hulu air sungai yang membawanya pergi ke luar jauh dari perbatasan desa.
Beberapa bulan yang lalu, Arley berhasil menemukan sebuah mata air yang cukup besar, tepat dari ujung aliran sungai ini.
Dari hulu sungai tersebut, terdapat sebuah aliran air terjun yang tampak lumayan tinggi dan indah.
Lokasi hulu sungai ini sangatlah cocok untuk digunakan sebagai sarana tempat latihan.
Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pintu perbatasan desa, jika berjalan menggunakan kaki, setiap orang bisa sampai ke lokasi tersebut—kurang lebih 30 sampai 40 menit. Demikian, Arley malah bisa lebih cepat sampai jika langsung terbang menuju lokasi yang dimaksud.
"Okay ini dia lokasinya!" tak lama kemudian Arley telah sampai di lokasi air terjun tersebut.
Lalu, segeralah ia mengeluarkan tongkat sihirnya dari dalam kantung celana.
Ada sedikit fakta mengenai tongkat sihir yang Arley sering gunakan. Sebenarnya tongkat sihir tersebut ia dapatkan dari dalam sebuah buku—di perpustakaan Gereja. Pada saat Arley hendak mencari buku yang ingin dirinya nikmati—secara tak sengaja Arley malah menemukan bilah kayu itu.
Tongkat sihir ini awalnya tersemat pada sebuah buku yang terlihat sudah lumayan kuno.
Buku itu hanyalah sebuah literatur yang mengisahkan kisah rakyat. Namun setelah buku itu dibuka—pada bagian tengah buku tersebut—terlihat sebuah potongan kubus yang diukir secara paksa.
Potongan itu membentuk ruangan yang muat untuk dimasukkan tongkat pada bagian dalamnya.
Entah siapa yang menyembunyikan tongkat ini di dalam buku itu, dan entah apa tujuannya, tetapi untuk saat ini Arley berniat untuk meminjamnya sampai ia memiliki tongkat sihirnya sendiri.
Tongkat ini memiliki ukiran yang begitu indah. dibagian genggamannya tertanam sebuah lingkaran cincin emas murni yang tersemat indah. Lalu gagangnya sendiri terdapat ukiran seperti akar pohon yang tersusun sangat rapih, akar itu menjalar melingkar sampai ujung atas tongkat.
Bagian badan tongkat terdapat ukiran bunga dan dedaunan, ada juga beberapa ukiran yang tertutup akar menjalar, namun tidak mengurangi estetika dari ukiran tersebut, malah terlihat sangat sinkron dan unik.
Lalu, di bagian ujungnya terdapat sebuah tulang hewan yang berwarna putih. Tulang tersebut berbentuk lancip dan cukup tajam, ia tertanam di ujung tongkat dengan sangat kokoh.
.
.
.
***
.
.
.
Hening, kondisi alam begitu damai dan tentram. Yang terdengar hanyalah debaran air yang terjatuh dari atas tebing.
Ditariklah nafas dari hidungnya, kemudian Arley hembuskan secara perlahan-lahan.
Saat ini Arley tengah berusaha untuk mendapatkan ketenangan yang cukup dalam, "Baiklah, sekarang aku tinggal mengimajinasikan energi alam untuk masuk ke dalam tubuhku," gumamnya di dalam hati.
Lagi—nafas ia hirup, lalu dengan perlahan Arley menghembuskannya begitu lembut.
Sembari mengontrol ketenangannya—Arley berusaha mengimajinasikan energi itu masuk lewat hidung, mengalir ke tenggorokan dan bersemayam di dalam lambung.
Ya, tampaknya kali ini Arley berhasil mendapatkan apa yang sedang ia ingin kumpulan.
Saat ini, Arley tengah berusaha mengumpulkan energi『Mana』sebanyak-banyaknya, untuk mempraktikkan ilmu sihir yang sebelumnya pernah ia baca—namun tak pernah ia praktikkan, yaitu sihir elemen air.
Demikian sebabnya, mengapa kali ini Arley berusaha mengumpulkan begitu banyak energi『Mana』dalam percobaan kali pertama ini.
Perasaan seseorang jika dia telah memenuhi kapasitas『Mana』dalam tubuh mereka, adalah ketika orang tersebut telah merasakan kehangatan pada lambungnya, dan setiap orang memiliki kapasitas『Mana』yang berbeda-beda.
Sebagai contohnya adalah, jika seseorang mengisi sebuah gelas dengan air secara berlebihan, maka gelas itu akan menumpahkan air dari atasnya. Begitu juga dengan manusia—yang membedakan individu seseorang dengan individu lainnya adalah wadah『Mana』yang ada pada tubuh mereka.
Seberapa besar『Mana』yang bisa mereka tampung di dalam tubuh mereka, adalah kadar kualitas dan kemampuan diri mereka sendiri.
Dengan kata lain, Kapasitas『Mana』adalah aset bagi seorang penyihir.
Inilah yang membedakan status kastah seorang Bangsawan, dengan rakyat jelata pada umumnya.
"~Ini sudah cukup," ucap Arley yang telah merasa puas.
Saat ini Arley merasa bahwa energi『Mana』yang ia kumpulkan sudah cukup penuh. Lambungnya saat ini terasa sangat berbeda dari sebelumnya, bukan karena sakit perut atau perasaan tidak nyaman, tapi malah perasaan yang sangat nyaman.
Penjelasan dari buku yang Arley pernah baca menyatakan bahwa : "terkumpulnya『Mana』di suatu titik pada bagian tubuh tertentu, membuat bagian pada titik tersebut mengalami penyembuhan secara berkala, hal inilah yang membuat mustahilnya bagian tersebut menjadi sakit karena hal eksternal."
Sekarang Arley menggerakkan tangan kanan dan kirinya ke depan, seperti seorang Komposer Orkestra yang akan memulai gala musiknya. Lalu ia mengucapkan mantra untuk mengaktifkan sihir.
"Movera Aqua ~"
Ucap Arley sambil melambaikan tongkat sihir ke arah air.
Air yang berada di depannya, perlahan mengumpul dan berputar tertarik pada satu titik—terlihat seperti kain putih yang dipelintir pada bagian tengahnya, dan ditisikkan benang jahit tepat di tengah kain tersebut.
Kemudian tali itu ditarik ke atas, dan saat itu juga, tampak air itu berlekuk-lekuk bagaikan gaun pengantin yang cantik nan indah.
Arley sangat terpukau dengan keindahan terbentuknya pola air tersebut.
"Whoa?!" ia sendiri sebenarnya hampir tidak mempercayai bahwa dirinya bisa menggerakkan air-air ini, "Sekarang terbanglah!" ucap Arley lantang.
Namun, saking bahagianya ia dengan eksperimen kali ini, Arley melupakan kaidah terpenting sebagai seorang penyihir, yaitu untuk tidak gegabah saat latihan.
Nah, disinilah Arley belajar bahwa sihir bukanlah suatu hal yang mudah untuk dikendalikan.
Pada awalnya Arley hanya mengontrol air seperti sebuah tali yang ditarik dari atas, tetapi ketika ia mengimajinasikan air itu untuk naik lebih tinggi sedikit, malah dirinya mendapatkan reaksi yang berlebihan.
Air yang Arley kendalikan—tiba-tiba berkecamuk tak beraturan.
Lalu tercipta gelombang air yang cukup besar dan terkumpul menjadi gumpalan bola air dalam ukuran yang terbilang—mencapai belasan meter.
Karena terkejut, Arley pun menonaktifkan manifestasi『Mana』pada gelombang tersebut, tetapi lagi-lagi di luar perhitungannya. Hampir seluruh cairan pada Mata Air ini naik tinggi ke langit.
Gelombang air itu terbang tinggi hampir 500 meter ke udara, lalu berkumpul dan menggumpal di atas langit, segalanya terlihat begitu suram juga mengerikan.
Karena Arley tak dapat mengendalikannya lagi. Saat itu juga, gumpalan air itu meledak dan merubah komposisi air di dalamnya menjadi rintikan hujan yang cukup lebat.
"A-ah, eksperimen kali ini gagal," Arley tertawa sehabis ia menyadari kesalahan yang dirinya perbuat sendiri. Yups, kegagalan adalah bagian dari keberhasilan.
Berawal dari kegagalan yang dirinya lakukan hari ini, maka Arley mendapatkan sebuah fakta, yaitu ia sangat cocok dengan elemen air dan udara.
***
Setelah kejadian itu, Arley melakukan beberapa kali eksperimen dengan sihir air, dan hasilnya cukup positif. Yang Arley pahami adalah, ketika ia mengontrol suatu elemen maka dirinya harus menyatu dengan sifat elemen itu sendiri.
Contohnya : sifat air adalah tenang. Maka dari itu, jiwa orang yang menggunakan elemen tersebut juga harus tenang seperti air. Berbeda dengan elemen api yang selalu menjadikan jiwa penggunanya terpacu dengan adrenalin.
Demikian waktu berjalan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Hari sudah sangat siang, matahari sudah berada tepat di atas kepala, dan Arley baru menyadari bahwasannya dirinya tersebut harus segera pulang ke Gereja.
"W-waahh! aku lupa! Ibunda Terra pasti akan sangat marah!" sontak Arley langsung berdiri dari posisi duduknya.
Bergegaslah ia berlari pulang ke rumah dengan kondisi baju yang masih basah kuyub.
Beberapa kali Arley menggunakan sihir udara untuk mempercepat perjalanan pulangnya ke rumah sambil mengeringkan baju.
Tentu saja menggunakan sihir udara untuk terbang dan mempercepat perjalanan adalah hal yang sangat efisien.
Setelah memasuki perbatasan desa, Arley langsung berlari menuju Gereja tanpa menggunakan sihir, dan selang beberapa menit akhirnya ia sampai di pintu gerbang Gereja dengan kondisi pakaian yang sudah kering dan bersih.
Tetapi ada hal yang ganjil tengah terjadi.
Berbeda dengan hari-hari biasanya, kali ini Gereja sedang di penuhi oleh banyak orang. Mereka berkumpul tepat di depan pintu masuk aula Gereja dan mereka saling berdesakan untuk melihat ke dalamnya.
Saat itu, terlintas di benak Arley—bahwasanya saat ini dirinya tengah dirundung cemas pada seseorang yang begitu penting dalam hidupnya.
"Ibunda Terra!? " ucap Arley saat itu juga
***
----------------------------------------------
Hai! sahabat pembaca dimanapun kalian berada!
Ingat! jangan lupa untuh support Author ya!
Caranya gampang banget kok, cukup tekan tombol like, komen, dan rate *5 pada bagian depan!
Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan, sudah bisa menambah semangat Author untuk melanjutkan kisah ini!
Juga bagi kalian yang berkenan untuk menyumbangkan pointnya!
Author akan merasa sangat berterima kasih!
dan akan semakin bersemangat untuk menuliskan chapter-chapter selanjutnya!
Bahkan Author bisa saja loh memberi Crazy Up!
Baiklah!
Demikian salam penutup dari Author untuk kalian semua!
Jangan lupa untuk tetap berbahagia—dan selalu berpikiran positif!
Have a nice day, and Always be Happy!
See you on the next chapter!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Muhamad Agung
mantap sih alurnya
2021-08-08
0
Lien_kecil
jujur yaaa gue masih nggak paham alurnya gimna
2020-10-01
2
Honey
Gak mungkin. Gak mungkin ada sesuatu sama ibundanya. Gak mau. Gak boleh. Jangan sampe plisss. Arley gak boleh menghadapi ini sendirian.
2020-07-02
2